38. Menyadari sesuatu

153 34 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








































Joanne merasakan ada yang aneh dengan salah satu saudaranya, entah hanya perasaannya tapi, itu sangat mengganggunya sekarang.

Ingin sekali bertanya tapi ragu, takut akan jawaban yang di dapatkan nanti.

"Kakak?" Panggilan tersebut membuat Joanne tersadar dari pikirannya dan menoleh ke sumber suara.

"Kenapa?" Tanya Joanne pada adik bontotnya.

"Lihat kaos yang beli kembaran itu nggak?"

Joanne berusaha mengingat ingat. "Kayakan ada di kamar mas deh, kakak mungkin taruh di situ karena kirain punya dia, ambil aja."

"Bisa tolong ambilin nggak kak? Aku mau cari kaos kaki dulu." Minta tolong Jeffran.

"Yaudah." Joanne berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar Jeffrie yang kosong karena pemilik kamar sedang keluar, berkumpul dengan teman temannya katanya. Jeffran sempat di ajak tapi, dirinya tidak mau.

Joanne masuk ke dalam kamar Jeffran mencari kaos yang Jeffran masuk. "Nah ketemu."

Joanne langsung menarik pakaian itu dan segera kembali dan memberikannya pada Jeffran tapi, langkahnya terhenti karena melihat meja belajar berantakan.

Joanne meletakkan koas itu di atas ranjang dan berinisiatif merapikan meja belajar Jeffrie terlebih dahulu.

"Mas, bener bener bekerja keras." Gumam Joanne sambil membereskan buku buku tebal tentang bisnis.

"Eh foto siapa?" Tanya Joanne saat membuka laci meja belajar Jeffrie.

Mengambil bingkai foto yang masih terbalik itu, di belakangnya ada tulisan "mencintainya adalah sebuah obat sekaligus dosa terbesar."

Joanne membalikkan perlahan bingkai tersebut dan begitu melihat fotonya dia begitu kaget sampai membuatnya terjatuh dan dirinya melangkah mundur.

Joanne membalikkan perlahan bingkai tersebut dan begitu melihat fotonya dia begitu kaget sampai membuatnya terjatuh dan dirinya melangkah mundur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Katakan yang berada di foto itu bukan dirinya, katakan juga tulisan di balik bingkai itu salah.

"Apa maksudnya?" Joanne bertanya tanya kenapa bisa jadi seperti ini?

Mereka saudara tidak sepantasnya memiliki rasa melebihi saudara.

"Kakak." Suara Jeffran dari luar menyadarkan Joanne dan langsung mengambil bingkai tersebut dan kembali menaruhnya di laci meja belajar.

Mengambil kaos Jeffran dan langsung berlari keluar kamar, otaknya sekarang benar benar kacau.

"Kakak kenapa?" Tanya Jeffran yang melihat Joanne baru keluar dari kamar Jeffrie dengan wajah syok bahkan ada sedikit keringat di dahinya.

"Nggak, ini kaos yang kamu cari." Joanne langsung memberikan kaosnya dan pergi menuju kamar dan mengunci pintunya.

Jeffran tidak ambil pusing dan kembali pada aktivitasnya.

Joanne bersandar pada pintu, rasanya sesak mengetahui salah satu adiknya menyukainya, bagaimana bisa? Ini semua tidak benar seharusnya tidak begini. Sejak kapan? Begitulah banyak pertanyaan yang terlintas di kepalanya.

Sebenarnya Joanne sudah merasa hal aneh setelah dia masuk ke dalam kamar Jeffrie saat mimpu buruk itu. Tapi, pikirannya masih positif.

Sejak kejadian itu, Jeffrie memang lebih sering menawarkan bantuan padanya, melarangnya berdekatan dengan cowok dan berkata "aku kenal cowok itu playboya." Dan masih banyak lagi alasan.

Tak jarang Jeffrie juga sering mengajaknya keluar untuk makan atau nonton tanpa kedua saudaranya yang lain ikut.

Balik lagi, Joanne terus berfikir positif dia beranggapan Jeffrie sedang menghibur dan membantu menghilangkan stressnya akhir akhir ini.

Tapi kali ini Joanne tidak bisa berfikie positif lagi, setelah melihat foto dan tulisan itu.

"Apa dia udah gila?" Gumam Joanne.

"Kakak di dalam?" Suara dari luar kembali terdengar.

Joanne tau siapa yang memanggilnya sekarang, orang yang membuatnya seperti ini, Jeffrie.

"Kak ayo turun, aku bawa makanan nanti keburu di habisin sama abang sama mbak." Ujarnya lagi.

"Iya bentar, turun aja dulu." Balas Joanne dan merapikan penampilannya.

Joanne turun dengan perasaan yang masih campur aduk, mendudukkan diri di samping Jessie.

"Kakak nggak kenapa kenapa?" Tanya Jessie yang khawatir.

Joanne menggeleng sebagai jawaban. Matanya tidak sengaja dengan Jeffrie yang ternyata juga menatapnya.

"Main game yuk." Usul Jeffran.

"Game apaan?" Tanya Jessie.

"Truth or dare."

Jessie menoleh pada Joanne yang sejak tadi hanya diam. "Gimana kak?" Tanyanya.

"Terserah."

Jessie juga menoleh ke Jeffrie yang juga terdiam melihat Joanne. "Setuju aja." Balas Jeffrie.

Jessie merasakan kecanggungan antara keduanya apa terjadi sesuatu? Apa kakaknya ini tau soal perasaan masnya itu sekarang?

"Semua setuju, ayo main!"

Jeffran yang terlihat sangat antusias.
















Jeffran yang terlihat sangat antusias

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now