34. Orang tua Jeffran

201 35 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










































Keempatnya terdiam, siapa yang mereka maksud sekarang? Ini bukan orang tua Jessie, siapa mereka sebenarnya.

"Anak? Anak yang mana yang anda maksud?" Tanya Joanne mewakili kebingungan yang lain.

"Anak kami yang tuan Jeffran ambil dulu, dan mengangkatnya menjadi anaknya dan istrinya."

"Maaf, kita tidak mengerti apa yang anda maksud. Anak kalian siapa?" Sahut Jeffrie yang juga ikut menyahuti.

"Daddy tidak akan mengambil anak kalian jika kalian tidak berbuat buruk padanya. Jadi, apa yang anda lalukan?" Jessie ikut melontarkan pertanyaan.

Sepasang suami istri itu berpandangan, mengingat apa yang pernah terjadi dulu.

"Jadi apa kalian melakukan kesalahan sebelumnya?" Jeffran mulai ikut berucap.

"Di antara kalian siapa yang termuda?" Tanya sang pria mengalihkan pertanyaan.

"Saya." Balas Jeffran.

"Kamu anak kami."

"Omong kosong macam apa ini?! Anda tiba tiba mengaku sebagai orang tua saya? Lelucon apa yang kalian buat?" Sarkas Jeffran.

"Tenang bang, kita tanya baik baik. Mungkin bukan kamu yang di maksud" Nasehat Joanne.

"Itu memang benar kakak, abang memang anak mereka." Itu suara dari arah pintu masuk.

Semua orang menoleh dan mendapati pemilik rumah berada di sana, ya tuan Jaafar berada di sana, daddy Dreonvalent baru datang.

"Daddy?"

"Jadi benar? Abang anak mereka? Bilang prank kan!" Daddy mengeleng sebagai jawaban.

Daddy duduk bergabung dengan mereka Joanne yang paham langsung berdiri dan membiarkan daddy duduk di tempatnya tadi, sedangkan Joanne bergabung dengan Jeffrie.

"Dikira youtober kali!" Sahut Jeffrie di tengah ketegangan.

"Jangan bercanda!" Sahut Jessie dan mendapat tatapan Joanne.

"Nggak ada yang salah, mereka emang orang tua kandung Jeffran."

"Gimana bisa? Kalian tidak menginginkan aku dulu? Atau aku adalah hasil dari perbuatan zina kalian."

"JEFFRAN!" Teriak Joanne.

"Kakak sekarang mau bilang apa? Kalau itu kebenarannya buat apa sekarang kalian mencariku, Hah?! Kalian sudah membuangku dan saat aku udah dewasa kalian mengaku ngaku sebagai orang tuaku! Kalian bisa bikin lagi tidak perlu mencariku, dan hidup bahagia tanpa menghancurkan kebahagian orang lain. Ah, apa kalian memang sudah tidak bisa memiliki anak? Iya?!"

Jeffran mengeluarkan semua yang ada di pikirannya.

"Maaf, iya. Kamu memang anak di luar nikah." Balas sang perempuan yang sudah menangis.

"Lihat benar kan?!" Sahut Jeffran melihat saudara saudaranya satu persatu  dan menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Abang dengarkan dulu." Tegur daddy.

"Dulu kita melakukan saat sekolah dan menganggap keberadaanmu sebagai aib, kami tidak memberitahukan pada orang tua karena mereka akan sangat marah, kami kabur dan awalnya berfikir akan menggugurkan tapi, tuan Jaafar dan istrinya menggagalkannya dan meminta ibumu untuk melahirkan bayi itu. Mereka yang akan merawat dan membesarkanmu." Jelas pria itu.

"Lalu sekarang untuk apa kalian mencariku?"

"Kami menyesali perbuatan itu, dulu kami mengira kehadiranmu dosa dan mungkin saja setelah itu kami akan berpisah dan tidak akan sampai menikah. Tapi, akhirnya kami menikah dan orang tua kami mengetahui perbuatan kami, mereka marah dan menyuruh kami mencarimu tapi, alamat tuan Jaafar sudah tidak sama."

"Dan satu fakta yang lebih lagi, ibumu tidak bisa memiliki anak lagi."

Jeffran tertawa mendengar penjelasan itu, sangat sangat lucu menurutnya. Jadi, mereka datang sekarang karena mereka tidak bisa memiliki anak. Pikirnya.

"Jadi apa kau akan kembali bersama ayah dan ibumu?"

"Jangan sebut kalian ayah dan ibuku dan aku tidak akan ikut kalian! Sejak kecil yang merawatku adalah daddy dan mommy, orang yang ku sebut ayah dan ibu adalah mereka. Aku Jeffran Dreonvalent anak daddy jaafar!"

"Abang, dulu mereka sangat muda, pikiran mereka masih labil, jadi maafkan mereka ya." Minta daddy.

"Aku bisa saja memaafkan mereka tapi, jika aku harus kembali pada mereka aku tidak mau, sampai kapanpun aku akan jadi Dreonvalent!"

Setelah mengatakan itu Jeffran mengambil kunci motornya dan pergi meninggalkan rumah.

Rasanya sakit, sekarang dia mengerti apa yang dirasakan oleh Jessie. Sangat sesak dan menyakitkan.

"Mas, susul!" Perintah Joanne langsung mendorong Jeffrie.

"Om, tante. Jeffran masih butuh sendiri, jangan khawatir."

"Tidak apa, kami tau. Kami tidak akan memaksanya yang penting kami sudah meminta maaf. Kami akan pergi dan tidak akan mengganggu kalian."

"Ucapkan kata maaf dan selamat tinggal pada Jeffran dari kami." Minta mereka.

"Baik."

"Terima kasih tuan, kami tidak salah memberikannya pada tuan."

Setelah itu mereka benar benar pergi.





















Setelah itu mereka benar benar pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx




Jangan lupa vote dan komen kak sebagai jejak.

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now