07. Berantem

394 47 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





























































Jeffrie dan Jeffran baru sampai di parkiran, keduanya langsung melepas helm dan turun dari motor masing masing.

"Telat lagi nih, mau langsung di hukum atau panggil kak Joanne?" Tanya ketua osis yang melihat kedatangan keduanya.

"Nggak usah macem macem lo bocah! Nggak usah ngadu ke kak Joanne!" Peringat Jeffrie dengan tatapan tajamnya yang tidak membuat lawannya takut.

"Bener! Lo jadi adek kelas nggak usah belagu! Inget dulu lo juga di rekomendasiin sama kakak gue biar jadi ketos." Sambung Jeffran.

Nyali ketos tidak menciut sama sekali. "Karena itu, gue udah janji sama kak Anne bakal hukum abang abang sesuai ketentuan seperti yang di perintahkan oleh kak Anne, nggak perlu takut dan bedain kalian cuma karena kembaran kak Anne."

"Ck! Yaudah cepet hukumannya apa, capek gue nih." Omel Jeffrie yang di setujui Jeffran.

"Kalian bersihin toilet yang ada di belakang, kalau udah ke ruang osis buat ngisi point."

"Gila lo! Udah suruh bersihin toilet masih di suruh ngisi point juga?!" Jeffrie tidak terima.

"Bersihin toilet udah cukup kali bocah! Mana toilet situ sering buat zina pasti banyak itunya." Sahut Jeffran.

"Kok lo tau lo bang? Sering di sana juga lo?" Ledek ketos.

"Hey mana ada, gue cowok baik baik!"

"Udah sana laksanain hukumannya bang, gue tunggu di ruang osis ya abang abang."

Setelah mengatakan itu, ketos langsung melenggok pergi meninggalkan keduanya yang masih berdiri di parkiran.

"Hey, kok malah ngelamun, ayo cepet sebelum kak Joanne tau." Jeffran menepuk pundak kakaknya.

Jeffrie tersadar dan keduanya langsung menuju tempat eksekusi yaitu, toilet belakang.

"Anjir kotor banget, mana banyak itu!" Kaget Jeffrie setelah membuka bilik itu.

"Ih, pantes banyak murid yang ke sini habis nonton ternyata mereka..." perkataannya tergantung.

"Cepet deh mas, jangan banyak ceramah." Kesal Jeffran. "Setelah ini bersih kita harus kasih tulisan toilet rusak! Biar nggak ada yang ngotorin dan zina lagi di sini."

"Bang sana beli pembersih lantai cepet!"

"Kok abang? Kenapa nggak mas aja?!"

"Nggak usah bantai orang yang lebih tua."

"Beda 27 menit doang!"

"Udah sana abang beli, mas tunggu sini."

Jeffrie mendorong adiknya itu agar segera pergi, sedangkan dirinya duduk di kursi yang berada di depan toilet menunggu Jeffran membeli pembersih lantai.

"Tidur bentar enak kali ya." Jeffrie menyenderkan kepalanya pada tembok dan memejamkan matanya.

Kalau kalian bertanya toilet itu bau? Tentu saja, sangat sangat tidak enak!

Posisi Jeffrie tidur dengan toilet cukup jauh jadi baunya tidak sampai pada pemuda kebo itu.

Beralih ke Jeffran dia berjalan menuju kantin sekolah yang menjual pelataran kebersihan dengan terus mengomel tidak jelas.

"Di pikir karena gue paling kecil, bisa di suruh suruh mulu!" Gerutu kesalnya pada Jeffrie.

"Untung gue ganteng, baik hati, nggak sombong, dan rajin menabung."

"Gue kerjain aja kali ya mas Jeffrie? Gue makan dulu di kantin biar dia nunggu di toilet sendirian." Ide jail muncul di dalam otaknya.

"Boleh, boleh!"

Jeffran seperti orang gila kan? Ngomong sendiri, nggak jelas itu anak emang jadi maklumin aja.

"Hey anak sial!"

Perkataan itu menghentikan langkah Jeffran, dirinya melihat ke arah lapangan yang terdapat anak MIPA 3 sedang pelajaran olahraga.

"Ambilin bola basketnya!"

"Siapa lo berani nyuruh gue?!" Balas Jeffran. "Nggak ada kata tolong juga."

Orang yang menyuruh mengambil bola itu hanya melihat Jeffran dengan pandangan remeh dan tawa mengejeknya.

"Ngapain gue bilang tolong sama anak orang gila, nggak level banget!"

Suasana menjadi tegang, semua orang yang melihat kejadian itu mulai penasaran dengan adegan selanjutnya.

"Siapa yang lo bilang gila?!"

"Bokap lo lah, siapa lagi orang gila di keluarga lo? Ya nggak guys?!"

Suara tawa terdengar bukan hanya dari sang lawan tapi juga teman temannya.

"BRENGSEK!" Teriak Jeffran langsung memukul mentah mentah musuhnya itu sampai terjungkal.

Jeffran menarik kerah bajunya sampai berdiri dan siap untuk memukul lagi tapi sebelum itu Jeffran mengatakan sesuatu.

"Orang gila ngatain orang gila hehehe, ngatain diri sendiri? Kan lo orang yang baru keluar rsj!" Balas Jeffran dengan senyum miringnya.

"Anjing!"

Giliran Jeffran yang mendapat pukulan itu, untuk dirinya tidak sampai tumbang hanya bibirnya yang luka dan berdarah.

"Ck!" Jeffran meludah kesamping dan langsung memukul dengan bruntal, sampai sang lawan tumbang dan teman temannya berusaha memisahkan keduanya sebelum Jeffran semakin membabi buta.

"Masih mau lagi lo? Karya gue di muka lo juga belum selesai." Jeffran mencengkram kerah baju musuhnya padahal dirinya sudah sangat lemah karena terus di pukul oleh Jeffran.






























































" Jeffran mencengkram kerah baju musuhnya padahal dirinya sudah sangat lemah karena terus di pukul oleh Jeffran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now