44. Apa lagi ini? - Joanne

157 29 5
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
























































Tinggal sendiri di negara orang bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan waktu yang lama, selama tiga bulan ini Joanne sering menangis karena rindu dengan daddy dan adik adiknya.

Tapi, mau bagaimanapun sekarang, Joanne harus melewatinya bukan? Tidak seharusnya dia menyerah begitu saja sekarang setelah sampai di titik ini.

Joanne sendiri yang mau berada disini sebelumnya tidak ada paksaan dari siapapun.

Sejak tiga bulan ini Joanne belajar dengan baik, melewati semua tes yang ada dengan percaya diri akan lolos.

Entah perasaannya saja atau bagaimana, salah satu guru yang membimbingnya terus memperhatikan Joanne saat kelas, membuat Joanne berpikir negatif.

"Joanne datang ke ruangan saya nanti setelah kelas." Suruh sang guru pembimbing.

"Baik pak."

Joanne mengangguk dan membungkukkan badannya saat guru tersebut pergi.

Tidak jauh berbeda dengan saat tinggal bersama saudara saudaranya, Joanne tidak memiliki teman disini, dirinya lebih suka sendirian.

Setelah kelas selesai Joanne langsung menuju ruangan salah satu guru seperti yang diperintahkan.

Mengetuk pintu itu, sampai dari dalam sana mendapat sahutan untuk masuk.

"Masuk!"

Joanne membuka perlahan pintu itu, dan masuk menghadap gurunya itu yang sedang sibuk dengan kertas kertas tugas muridnya.

"Permisi pak, anda memanggil saya kemari untuk apa ya?" Tanya Joanne sopan.

"Bagaimana ya saya menjelaskannya, kamu duduk dulu." Suruh guru tersebut mempersilakan Joanne duduk.

Dengan rasa takut Joanne duduk menghadap gurunya tersebut.

"Namamu, Joanne Dreonvalent?" Tanyanya yang diangguki Joanne.

"Anak pertama Jaafar Dreonvalent dan Nindyana Ajeng kau memiliki tiga saudara."

"Apa tujuan bapak bertanya seperti itu? Bukannya dalam formulir saya sudah tertera semua disana." Tanya Joanne.

"Memang tapi, saya sedang memastikan sesuatu, apa kau mempunyai foto ibumu?"

"Bapak sedang memastikan apa? Ada hubungan apa anda dengan mommy saya? Keluarga saya tidak mengenal anda sebelumnya."

"Kalau tidak penting saya keluar."

Joanne baru akan membuka pintu tapi, tertahan dengan perkataan selanjutnya dari guru tersebut.

"Memastikan kalau kau anakku dari wanita yang sempat saya perkosa dulu."

Joanne mematung tidak percaya dengan perkataan tersebut.

"Wajahmu mirip sekali dengan wanita itu."

"Saya tidak mengenal anda, sejak lahir saya bernama Joanne, orang tua saya daddy dan mommy."

"Jadi, jangan berbicara omong kosong! Selama ini anda memperhatikan saya hanya ingin tau tentang ini kan?"

Joanne merogok tasnya mencari ponselnya dan menunjukkan foto keluarga saat mommynya masih ada.

"Ini foto keluarga saya, anda lihat baik baik dan saya pastikan mommy saya bukan orang yang anda maksud dan saya bukan anak anda."

Setelah Memperlihatkan foto tersebut, Joanne langsung menarik ponselnya dan memasukkan kembali pada tasnya.

"Saya permisi, maaf jika saya tidak sopan pada anda."

Joanne membungkuk dan meminta maaf sebelum keluar dari ruangan gurunya tersebut.

Setelah Joanne keluar, guru tersebut mengambil ponselnya dan mencari nomer seseorang dan meneleponnya.

"Cari tau semua tentang Joanne Dreonvalent dari kelahirannya sampai sekarang!"

Perintahnya sebelum panggilan terputus.

"Aku yakin anak itu adalah anakku, dia sangat mirip dengan wanita itu."

























— vienyxxx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now