39. Truth or Dare

122 37 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.















































Keempatnya memulai permainan, Jeffran sudah mengambil botol kosong tadi.

"Mulai ya." Jeffran meminta persetujuan yang diangguki ketiga saudaranya.

Jeffran mulai memutar botol yang berada di tengah tengah mereka sampai berhenti di Joanne

"Truth or dare?"

"Dare."

"Kakak beneran mau ambil kuliah di luar?" Pertanyaan itu terlontar dari Jessie.

"Tentu, apalagi sekarang kakak udah nemuin alasan kuat buat kuliah di luar." Balas Joanne sambil sekilas melihat Jeffrie yang duduk di depannya.

"Apa alasan itu?" Tanya Jeffran menambahkan.

"Satu pertanyaan oke, lanjut! Kakak yang muter."

Kali ini Joanne yang memutar botolnya sampai berhenti di Jeffran.

"Truth or dare?"

"Dare!" Bukan Jeffran yang menyahuti melainkan Jessie. "Lo cowok kan jadi ambil dare!" Tegas Jessie memerintah.

"Kok gitu? Apa hubungannya?"

"Lo lakik bukan?!"

"Oke, dare."

"Masakin kita nasi goreng harus enak dan kalau sampai ada komplen dari kita harus bikin lagi sampai enak."

"Eh, nggak ngotak lo! Lo tau kan gue nggak bisa masak!" Jeffran kesal apa apa dengan darenya ini.

"Ya serah, lo milih dare ya itu darenya."

"Kak..." Jeffran ingin mengeluh pada Joanne tapi, terpotong dulu dengan ucapan Jessie.

"Nggak boleh minta bantuan!"

"Mbak, kalau abang gagal terus bikin lagi nanti yang ada makanannya mubazir, siapa yang mau makan?" Tanya Joanne.

Jeffran mangut mangut menyetujui ucapan Joanne.

"Abang sama mas kan ada buat habisin, perut mereka kan masih bisa menampung. Kakak sama mbak jadi jurinya jadi menikmati saja."

"Oke kakak setuju tapi, dengan satu syarat kakak arahin abang biar nggak hancur hancur amat nanti hasilnya?" Joanne memberi kesepakatan.

Jessie seperti memilirkan penawaran itu, benar juga kata kakaknya itu kalau nanti hasilnya sangat hancur kan sayang juga. "Oke, Deal!" Jessie merentangkan tangannya untuk bersalaman.

Joanne mengangguk dan membalas salaman Jessie. "Deal!"

"Mari ke dapur sekarang!" Jessie terlihat paling bahagia, sedangkan sang korban sudah terlihat lemas dan tidak berdaya.

"Jangan lemes gitu, mbak yakin abang bisa!" Jessie menyemangati Jeffran. "Bisa nggak enak!" Sekaligus menjatuhkan.

"Lo niat nyemangati atau jatuhin sih?!" Emosi Jeffran.

"Dua duanya."

Jessie merangkul Jeffran dan berjalan di depan.

Kita beralih pada dua orang yang berada di belakang yang sejak tadi sama sama membisu dan berbicara seadanya saja.

"Kakak nggak kenapa kenapa?" Pertanyaan itu di berikan oleh Jeffrie.

"Nggak, emang kenapa?" Tanya balik Joanne tanpa melihat sang lawan bicara.

"Kakak aneh aja, nggak kayak biasanya diem kayak gini dan mas perhatiin kakak tadi kebanyakan ngelamun." Jeffrie memberikan pendapatnya.

"Nggak papa, kakak baik baik aja."

"Kakak ada yang di pikirin lagi? Butuh sandaran? Mas siap kok kapan aja kakak butuh."

Joanne hanya diam tidak ingin melanjutkan obrolan mereka yang mungkin, akan memancing nanti.

"Eh, kalian kenapa?" Tanya Jeffran yang melihat dua saudaranya malah terdiam.

Joanne mengeleng sebagai jawaban dan duduk di kursi yang ada di sana. "Udah sana masak!" Suruh Joanne sambil tersenyum.

Joanne benar benar menampakkan ekspresi tidak apa apanya.

"Lanjut aja mainnya selagi nunggu, biar kebagian semuanya." Ujar Jeffran yang sedang memakai celemek.

"Yaudah ayo lanjut." Balas Jeffrie.

Joanne yang ingin mengambil botol kosong yang berada di atas meja tersentak karena bebarengan dengan Jeffrie yang juga ingin mengambilnya, alhasil tangan mereka bersentuhkan.

"Biar gue yang muter, biar adil tinggal kalian berdua kan yang belum?"

Joanne langsung mengambil botol dan mengatakan itu. Tapi, berbeda dengan Jeffrie yang masih terus menatap Joanne dengan tatapan aneh.

Jessie menyadari itu, canggung. Itu yang di rasakan sekarang, di antara mereka ada kecanggungan membuatnya juga ikut canggung.

"Ah, bener. Ayo kak puter!"

Joanne memutar botol itu sampai berhenti di Jessie.

"Truth or dare?"

"Dare."

"Biar gue yang kasih!" Teriak Jeffran dari dapur. Jessie menghela napas merututi kebodohannya memilih dare karena Jeffran akan balas dendam padanya.

Jeffran tersenyum. "Bantuin gue masak ini, nanti kalau nggak enak lo yang makan semua!"

"Tuh kan!" Sesal Jessie dengan pilihannya.

"Nggak boleh ngeluh, ayo sini!" Jeffran langsung menarik Jessie menuju dapur.

"Tinggal mas doang yang belum kebagian. Nggak usah di puter udah ya." Jeffrie mwngangguk pasrah.

"Truth or dare?"

"Truth."

"Kakak mau kasih pertanyaan? Joanne mengeleng. "Yaudah kalau kakak nggak mau, biar abang yang nanya karena abang penasaran banget soal ini.

"Cepet!"

"Siapa cewek yang lo suka dan alasannya?"

PRANG!



















— vienyxxx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx


hai, makasih buat 1K votenya.

sayang kalian banyak banyak pokoknya!

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now