42. Pergi dan fakta lain

142 35 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Keputusan yang di ambil Joanne sudah tidak bisa di ubah atau diganggu gugat.

Hari ini Joanne akan pergi, semua sudah di siapkan, dirinya akan tinggal beberapa tahun di sana. Jeffran dan Jessie yang mengantar kepergiannya, daddy tidak bisa karena sedang ada rapat, sedangkan Jeffrie memang dilarang.

"Kakak hati hati di sana, jangan lupa  kasih kabar terus!"

"iya, kalian berdua juga baik baik aja, jangan bandel nurut sama daddy."

"kakak naik sekarang, bye kalian!"

Joanne berjalan menjauh dari mereka, sebentar lagi pesawat yang dia tumpangin akan terbang.

Setelah memastikan kakak masuk dan pesawatnya telah pergi, Jessie dan Jeffran kembali pulang.
















































PRANG!

Suara benda di banting, itulah sambutan yang di dapat saat kedua saudara datang.

Jessie dan Jeffran saling memandang, ada apa? Jeffrie mengamuk kah? Begitulah pikiran mereka sekarang.

Buru buru masuk dan melihat keadaan rumah yang sudah seperti kapal pecah.

Jeffrie terduduk dengan beberapa obat berada di genggamannya.

"Mas, sadar! Lo kenapa?!" Tanya Jeffran dan berusaha membuat obat obat itu di telan habis oleh kakak laki lakinya itu.

"Gue inget semuanya, gue tau sekarang."

Racau Jeffrie membuat Jeffran dan Jessie tidak paham apa yang di maksud.

"Mbak telepon daddy." Suruh Jeffran.

Jessie langsung mengambil ponselnya dan menghubungi daddy mereka, memberitahu kondisi Jeffrie yang sangat buruk.

"Apa efek di tinggal kakak seburuk ini mas? Kakak baru pergi lo udah kayak gini, gimana seterusnya gue nggak bisa bayangin."

Daddy datang dan langsung menghampiri Jeffrie yang berada di sofa, di jaga oleh Jeffran, sedangkan Jessie membersihkan kekacauan yang di buat Jeffrie.

"Apa yang terjadi sama mas?" Tanya Daddy melihat Jeffran.

"Nggak tau, pas abang sama mbak dateng mas udah ngamuk dan mau minum beberapa obat."

Tatapan Jeffrie kosong, seperti tidak ada kehidupan disana. Apa yang terjadi pada anaknya ini?

"mimpi itu terus saja datang!" gumam Jeffrie. "Kenapa mimpi itu terus datang?"

"Mas, ada apa? Mimpi apa? Sini bilang daddy."

Jeffrie menoleh melihat daddynya yang sudah sangat khawatir. "Daddy bohong!"

"Apa maksud mas?"

"Aku tidak pernah ada ikatan darah dengan Joanne, aku inget semuanya. Aku bukan anak daddy, aku anak yang di tolong daddy saat penculikan itu."

"Mimpi yang terus Berdatangan dan membuatku ketakutan selama ini adalah kejadian waktu aku masih kecil."

"Kau mengingatnya?"

"Aku bukan anak daddy dan mommy aku bukan Jeffrie Dreonvalent."

"Siapa orang tuaku? Aku bukan saudara kak Joanne, kenapa mereka tidak mencariku?"

Jeffrie terus meracau, mengucapkan semua yang berada di pikirannya.

Rasa trauma itu kembali saat ingatan Jeffrie kembali, rasa ketakutan itu datang lagi.

Jeffrie memang bukanlah anak daddy, Jeffrie di temukan oleh mommynya, menangis ketakutan saat hujan.

Jeffrie salah satu korban penculikan yang selamat dari pemboman markas.

Jeffrie bisa kabur sebelum bom itu meledak dan menewaskan semua orang yang berada disana, termasuk sang penculik.

Jeffrie yang tidak tau apapun menangis di pinggir jalan dalam keadaan hujan, mommy yang baru pulang dari arisan melihatnya dan membawanya pulang.

"Siapa orang tua kandungku dad?"

"Daddy tidak tau, daddy sudah mencarinya informasi tapi, kasus itu sudah di sembunyikan dan tidak di selidiki lagi."





















— vienyxxx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang