Bonus Chapter: Pakul

176 23 0
                                    

Seoyeon sedang menonton segmen terbaru HT di mana Haechan jadi host utamanya sembari menunggu seseorang di depan teras rumah. Dari layar ponsel Seoyeon, cowok itu udah kayak tukang podcast beneran dengan mic di depan mulut dan telinga yang tertutup headphone, lalu dengan santai dan luwes mengajak bicara bintang tamunya. Tema podcast kali ini tentang 'Cinta dalam Diam' bersama Giselle, selebgram yang terkenal karena gengnya yang hits.

"Iya, ini tuh bahasan paling menarik sih buat gue. Jadi inget, dulu guru ngaji gue tuh pernah nyeritain cerita cinta Ali bin Abi Thalib, hahahaha, muka lo jangan ngeselin gitu dong, Sel. Serius nih gua," gelak Haechan sebelum berdeham, "Jadi dulu tuh katanya Ali Bin Abi Thalib naksir nih sama putri nabi namanya Aisyah,"

"Yang bener Fatimah, Chan." Ralat Giselle bikin Haechan bukannya malu malah heboh sendiri. "Eh, lo ternyata juga tahu ceritanya? Yah.. kirain belum, kalo gitu gue ceritain kisah cintanya temen gue aja deh,"

Seoyeon spontan terbatuk, nyaris mati karena tersedak ludahnya sendiri andai suara lain yang tak terlihat wujudnya dari dalam video tidak terdengar menyelamatkan.

"Lu mah asik sendiriii, ajak ngobrol dong Gisellenya!!"

"Loh, sabar. Ini baru prolog!!" Protes Haechan sebelum menyeringai, "Lo sendiri punya pengalaman suka sama orang diam-diam nggak, Sel? Cewek cantik kayak lo sih kayaknya dideketin duluan yaa, bener nggak,"

"Makasih, tapi nggak juga." Giselle kelihatan jengah berhadapan dengan Haechan tapi berusaha tetap profesional. "Ada kalanya gue naksir sama orang tapi orang itu nggak naksir sama gue, malahan dia meratapi nasibnya sendiri karena hal yang sama. Suka dalam diam."

"Woahh, kapan?"

"Waktu SMP." Giselle tersenyum masam dan berkata, "Gue naksir dia dari awal MOS, kalau dibilang deket, akhirnya kita deket, seenggaknya dia tahu gue ada dan nggak segan buat nyapa atau ngajak gue ngobrol. Tapi dasarnya, dia emang orang yang baik, tipikal yang menghidupkan suasana, makanya gue naksir."

"Gue pikir, seenggaknya masih ada harapan, di mana nantinya gue bisa bilang, gue suka sama dia, bahkan hanya dengan ngelihat dia masuk sekolah dan tersenyum. Tapi nggak ada kesempatan kayak gitu kalau emang bukan dia orangnya," Giselle membasahi bibirnya yang kering dan mengedikan bahu santai. "Suatu hari, ada kejadian konyol di mana dia salah pakai baju seragam. Gue ngerasa itu kebetulan yang lucu karena di hari itu, gue juga melakukan kesalahan yang sama kayak dia."

"Tapi karena dia emang bukan buat gue, hal itu nggak bikin dia akhirnya ngeliat gue. Malahan, semesta mempertemukan dia dengan seseorang yang benar-benar baru. Seseorang yang juga melakukan kesalahan yang sama, tapi ditakdirkan buat dilihat sama dia." Lanjut Giselle sementara Haechan kini cuma diam mendengarkan sekalipun tangannya bergerak gelisah. "Eh, kok pada diam? Sorry ya ngebuat suasananya jadi suram,"

"Trus akhirnya dia tahu lo suka sama dia?"

"Waktu itu? Nggak, nggak ada yang tahu. Karena gue milih buat mendem sendirian, sampai akhirnya lupa, dan ngerelain gitu aja. Toh, akhirnya mereka udah jadian."

"Kalo sekarang?"

"Mungkin udah. Karena semesta tahu kapan waktunya buat membuka sesuatu sehingga mudah untuk diterima. Selalu ada momennya," tandas Giselle sambil tersenyum hangat menatap orang-orang dibalik kamera. Tapi tidak dengan Haechan yang dari tadi mengunci mulutnya. "Sekarang gue juga udah bahagia, dan dia pun gue harap udah bahagia juga. Makanya, kenangan lama kayak gini harusnya nggak menimbulkan masalah."

"Kalo dia nonton vlog ini dan sadar, apa yang mau lo omongin ke dia?" Tanya Haechan membiarkan sepasang mata Giselle menatapnya.

"Thank you, karena bikin gue belajar banyak hal dari lo. Mulai dari hal sesepele tersenyum ketika menyapa orang, sampai jadi pendengar yang baik. Lo mungkin merasa bersalah karena curhat betapa ngenesnya lo waktu itu ke gue tentang cewek yang lo suka, tapi semua itu udah lewat. Kalo mau bayar, bikinin gue kopi susu ya habis ini hahaha bercanda. Eh, harusnya lihat ke kamera ya?"

TIN TIN.

Seoyeon mengerjap, spontan menyimpan ponselnya dan tersenyum senang menyambut orang itu. "SUNWOOOO,"

**

Giselle mengangkat kepala begitu melihat satu cup kopi susu terarah kepadanya. Bibirnya mengulas segaris lurus sebelum kepalanya menoleh ke sekeliling, beberapa anak HT ada yang terang-terangan menonton mereka penasaran.

"Buat gue?" Tanya Giselle pura-pura nggak tahu sementara Haechan menghela napas. "Iya buat lo." Jawabnya sebelum ikut mendudukan diri di sebelah cewek itu.

"Thanks," Giselle menyeruputnya pelan-pelan dan menghela napas, sementara Haechan terkekeh. Lelaki itu menoleh, dan tersenyum percaya diri, "Keren juga ya gue."

"Dih, pede?"

"Pede lah, bisa bikin cewek hitz kayak lo jadi jones selama tiga tahun masa putih biru."

Oh, langsung sadar. Batin Giselle merasa lucu. Padahal dia sendiri yang memberi clue sangat jelas.

"Sorry," Haechan meminta maaf dengan tulus. "Gue pasti nyakitin lo waktu curhat tentang Somi, rasanya pasti nggak enak banget ya?"

"Nggak tahu. Udah lupa," balas Giselle sambil mengedikan bahu. "Nggak perlu merasa bersalah gitu, gue udah happy sekarang. Elo juga udah happy sama Somi."

"Satu-satunya alasan kenapa cerita itu bisa keluar sekarang, karena mungkin udah saatnya buat diceritain. Bahkan tanpa ada harapan apapun di sana, gue sendiri nggak berharap lo buat merasa bersalah buat sesuatu yang di luar kuasa lo." Tutur Giselle santai sembari menyeruput kopi susunya lagi.

"Kayaknya gue yang jadi belajar banyak dari lo," ujar Haechan hangat. "Lo cool banget."

"Lo juga berubah banyak, Chan." Balas Giselle sebelum terbangun ketika seseorang melambaikan tangan dari dalam mobil. "Gue balik duluan ya, cowok gue udah jemput."

"Mm-hm, hati-hati di jalan. Salam buat cowok lo,"

"Salam juga buat Somi, nanti... tolong jelasin lagi ya ke dia, semoga dia nggak salah paham."

"Pasti, Sel."

Sedetik setelah Giselle pergi, barulah anak-anak HT berulah.

"WOOOO YANG PERNAH DITAKSIR SELEBGRAM WOOOO,"

"YANG KAYAK GITU BISA KELEWAT KOK YANG KAYAK TEH YENA PERNAH DIEMBAT???"

"BIN, SI JISUNG TUH AH!"

"Kan bercandaaa, tapi aku juga penasaran sih kok bisa?"

"CHANGBIN!"

"Hehh, gue nih bintang utamanya!! Ayo hebohin guaa!!"

"Bangg, bagi nomer WA-nya dong!!"

"Gue juga! Gue juga!"

Hi-teenagers! ✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin