41. Past and Present (2)

342 69 5
                                    

Jujur ya, sejak kenal sama Yujin, Yuna jadi ikutan kecanduan drakor. Makanya semalam, waktu insomnia-nya kambuh lagi. Waktunya Yuna pakai buat marathon drakor. Matanya jadi sakit sih, selain karena kelamaan melihat layar ponsel juga karena habis banjir bandang saking menghayati alur ceritanya. Karena itu juga kepalanya rada pusing, untungnya Jisung ngajakin berangkat bareng hari ini. Makanya Yuna nggak perlu tambah pusing naik motor ke sekolah.

Yuna udah siap berangkat jam tujuh seperempat, baru keluar kamar waktu sadar ada sosok familiar sekaligus asing di meja makan. Iya menatap empat orang itu bergantian, mama, Om Shin, Ryujin, dan lelaki itu. Ia menghela napas, memilih segera pergi dari sana sebelum mereka menyadari keberadaannya lebih dulu.

Sepasang tangannya terkepal erat. Ia menahan emosinya dengan baik, sampai Jisung mengangkat alisnya, dan bertanya. "Liptint lu kemerahan nggak sih?"

Yuna membuka mulutnya, sedetik sebelum tersadar maksud Jisung dan menatap lelaki itu sengit. "Enak aja!"

Tapi meskipun begitu, Yuna memilih untuk memastikannya sekali lagi dari kaca spion. Ia membasahi bibirnya sejenak, membiarkan Jisung mendengus saat menyadari kalau gadis itu mengiyakan pendapatnya secara tidak langsung.

Jisung memutar pandangan, mengangkat kedua alis samar saat lelaki itu keluar dari pintu rumah dan terlihat tertahan di sana untuk sejenak. Sepasang matanya berpindah mengamati Yuna, namun gadis itu sudah kembali mengambil jatah kepercayaan dirinya, dan menepuk bahu Jisung sebagai peringatan kalau dia akan naik motornya.

Hi-teenagers!

Yujin mengulas senyum saat ia melepas kaitan helmnya, dan menyerahkannya pada Seungmin yang dari tadi setia menatapnya. Rasanya lucu ya, kalau ada orang yang menatap kamu seperti pusat dunianya. Yujin sampai salting sendiri waktu Seungmin benerin rambut Yujin yang kusut sebelum turun dari motor.

"Merah banget, bos." ledek satu suara membiarkan, gadis itu menoleh cepat. Ia mendengus, mendapati Jisung berjalan bersama Yuna menghampirinya. "Salting lah, kan punya pacar."

Itu Mas Junkyu sebagai ketua Rohis yang baru turun dari motornya di seberang parkiran langsung mengusap dadanya cepat, masih merasa rada terkhianati karena Seungmin si ketua DKM alias tangan kanannya yang dapat diandalkan betulan pacaran sekarang.

"Pulsek nonton yuk." ajak Yuna tiba-tiba. Mukanya kelihatan kurang tidur banget sih, jadi kayak zombie, makanya Yujin nanya. "Tiba-tiba amat? Ada apaan nih?"

"Nggak pa-pa. Waktu itu kan nggak jadi nonton bareng cuma gue sama Jisung doang. Kak Seungmin ikut aja nggak pa-pa kok." ajak Yuna sembari mengusap mukanya.

Seungmin mengerjap, melirik Yujin yang kelihatan bingung tapi tetap mengiyakan. "Atur aja, gue kosong kok."

Lalu seakan sadar ada hal yang ingin trio itu bicarakan secara privasi. Seungmin jadi menepuk bahu Yujin untuk pamit, "Kalo gitu gue duluan ya."

Yujin mengangguk sewaktu Seungmin mengusap puncak kepalanya. Yujin melambaikan tangan, menatap kepergian Seungmin sebelum fokus menatap Yuna dan Jisung bergantian.

Jisung yang dimintai penjelasan hanya mengedikan bahu tanda tak tahu. Yuna juga kelihatan belum mau bicara.

"Yun."

"Gue merasa jadi orang paling aneh di rumah pagi ini." kata Yuna cepat. Ia bertolak pinggang sambil membuang muka, menatap sekeliling sambil mengindari mata kedua temannya. "Ada Mama, Om Shin, Ryujin, trus lo tahu? Ada Soobin juga di sana. Mereka sarapan bareng." ia menelan ludah.

Hi-teenagers! ✅जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें