51. Pensi (1)

230 46 0
                                    

"Katanya mau pergi? Kok belom siap-siap?"

"Nanti, Ma. Masih dua jam lagi,"

"Emang udah siapin mau pakai baju apa? Emang nggak mau dandan? Cewek kan siap-siapnya lama. Nanti nggak keburu loh,"

"Ihh, orang mau nonton pensi doang kok. Tinggal mandi, cuci muka, ganti baju, berangkat."

Pada akhirnya, persiapan Lia nggak segampang itu.  Ia menghabiskam banyak waktu buat memutuskan apa yang harus dia pakai karena Hyunjin bilang jangan pakai baju putih sama hitam, dan berakhir memakai tanktop kuning berlapis jaket denim. Dia menghabiskan banyak waktu buat mencatok rambutnya agar rapi dan nggak berantakan lalu membawa scruchies yang lama nggak dia pakai. Dia juga menghabiskan banyak waktu untuk memoles wajah dengan make up penuh effort yang keliatan effortless.

Lia juga nggak tahu kenapa dia jadi merasa sangat menuangkan effort lebih padahal seperti kata Lia sebelumnya, ini kan cuma pensi?

Namun, Lia berusaha nggak memikirkan alasan mengapa dia melakukan banyak hal dalam beberapa jam terakhir, dan hanya menyukuri dia selesai tepat waktu ketika Hyunjin datang.

Lia langsung keluar dan pamit ke Mama yang berada di dapur dan menatapnya dengan senyum semringah, "Aku berangkat dulu ya. Papa di mana?"

"Cantik banget deh kalo niat gini."

Wajah gadis itu nyaris tersipu, Lia hanya mengulum senyum dan keluar rumah untuk mendapati Papa sedang berbincang dengan Hyunjin di depan. Langkah kakinya mendekat, untuk menyalimi Papa dan menyela obrolan mereka tanpa disengaja.

"Aku berangkat ya, Pa."

Papa Lia mengangguk dan menepuk bahunya sebelum menatap Hyunjin tenang, "Om titip Lia ya. Kalau bisa, pulangnya jangan terlalu larut. Lia sangat gampang masuk angin,"

Hyunjin menyalimi tangan Papa Lia dan tersenyum manis, "Siap, Om. Kami pamit dulu,"

"Hati-hati di jalan ya."

Hyunjin mengangguk santun dan keluar dari rumah diikuti Lia sementara gadis itu buru-buru bertanya panik. "Ngobrol apa aja sama Papa? Nggak ditanyain macem-macem kan?"

Hyunjin tergelak, ia membukakan pintu mobil untuk Lia dan mengedikan dagu. "Ayo masuk, khususon hari ini gue bawa mobil buat bawa Tuan Puteri.'"

"Apa sih lebay banget!!" Seru gadis itu sambil melotot sebal. Tapi tak urung masuk ke dalam mobil dan membiarkan Hyunjin menutup pintunya hati-hati sebelum menyusul masuk.

"Serius deh, Papa tadi bilang apa aja sama lo?" Tanya Lia sembari memasang sabuk pengamannya sendiri. Hyunjin mengedikan dagu, "Nanyain nama. Tinggal di mana. Mau kemana. Udah gitu doang, abis itu lo dateng."

"Btw, lo cantik banget. Berasa banget deh vibes Beauty and The Beast, nih liat gue gembel bang—eh, bajunya samaan!!" Hyunjin menyeringai puas menunjuk pakaian mereka sebelum tertawa. "Kalo gini nggak jadi insecure deh, soalnya jadi kayak orang pacaran."

Lia membuka mulutnya tak percaya, namun wajahnya sudah terlanjur bersemu. "Ih!! Nih orang kalo ngomong asal banget!" Serunya sebelum melotot menarik kaos dalaman Hyunjin protes. "Apaan nih? Katanya nggak boleh pake putih?!"

Hyunjin tergelak sebelum meraih tangan Lia yang tanpa sengaja menggelitik perutnya.

"Ehh!! Geli! HAHAHAHA,"

Lia memutar kedua bola mata jengah sebelum mendumel lagi. "Mau kapan jalannya Hyunjinn?"

 "Mau kapan jalannya Hyunjinn?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Hi-teenagers! ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora