8. Sentilan

718 115 18
                                    

catatan bachan:

ketemu lagi sabtu ya!

have fun chinguu
______

Jaemin lagi jalan sendirian mau ke laboratorium komputer buat nyusul temen-temennya sekarang. Iya, dia ketinggalan karena sarapan dulu di kantin tadi. Sekarang koridor kelas sebelas MIPA masih ramai, kebiasaan guru yang suka ngaret di jam pelajaran pertama. Jadi sepanjang jalan, Jaemin balik nyapa orang yang nyapa dia.

Nggak kelihatan canggung sama sekali, karena cowok itu emang gampang berbaur sebenernya. Track record dia waktu awal-awal jadi siba ya bagus juga, walau bibit-bibit kadalnya udah keliatan.

Tapi sebenernya nggak gitu temen-temen.

Jaemin cuma terlalu gampang aja memuji orang, dia suka mengapresiasi sesuatu yang kecil dan nyaris nggak kelihatan karena suka mengamati. Tapi beberapa cewek jadi salah paham.

Makanya semenjak pacaran sama Chaewon dulu, dia mulai ngurang-ngurangin. Ngebantu juga sih, bikin pandangan orang ke dia jadi lebih baik.

Tapi ya setelah putus, ada aja rumor macem-macem yang bilang, Jaemin nggak tahu diri lah, selingkuh lah, ini lah, itu lah. Padahal nggak gitu.

Padahal yang orang-orang juga nggak bakal tahu——

"Pagi, Jaemin!"

Jaemin menyengir. Nggak bohong, aura cewek di depannya ini kelewat positif bener. Beda lagi sama ajudannya. "Pagi, Heejin."

Cewek itu menyerahkan sesuatu kepadanya, masih menyengir ketika Seungmin——iya, si ajudan yang Jaemin bilang——dibelakangnya cuma mengamati tanpa bilang apa-apa.

"Heejin, ini tuh apaya?"

"Ini proposal yang lo minta kemarin ke gue. Ingat nggak obrolan kita dari TM di SMAS Danarsuksma sore itu? Gue udah bilang ke Minju buat bikin, dan tarararaaa tinggal tanda tangan lo aja disini. Selesaiii."

Jaemin membuka mulutnya, "Oh iya iya. Udah ingat gue. Yaudah, gue bawa dulu ya, Jin. Mau gue baca dulu. Nanti kalo udah selesai gue kasih ke lo lagi."

"Oke-oke." Heejin mengangguk mengerti. Lalu teringat sesuatu. "Kalo ada yang kurang kontak Minju atau gue aja ya? Gue balik ke kelas dulu sekarang. Dahh!!"

Jaemin mengangguk, membiarkan cewek itu berlalu bersama Seungmin, dan lanjut berjalan lagi. Jaemin tersenyum ketika membaca covernya.

Mantap juga.

Hi-teenagers!

"Mau ambil apa?"

Yuna menoleh waktu suara berat itu terdengar. Sepasang mata cokelatnya mendapati lelaki jangkung bermuka kecut itu sebelum melengos. "Urusannya sama lo apa?"

Jisung menghela napas ketika gadis itu berusaha berjinjit untuk mengambil sebelah sepatunya yang berada di atas pohon sekarang, mendorong-dorongnya dengan gagang sapu.

Perkiraan Jisung sudah jelas, gadis itu kena bully lagi.

"Lo tahu nggak sih kenapa banyak orang yang nggak suka sama lo, Na?" Jisung bertanya dan gadis itu nyaris tak menggubrisnya andai dia tidak bersuara lagi. "Bolot."

"Bacot." umpat Yuna tanpa menoleh. "Bukan urusan gue kalo mereka nggak suka sama gue. Otak mereka yang bermasalah, sama kayak mulut lo. Sampah."

"Ya ini!" seru Jisung dongkol. Bukan sepenuhnya karena kata-kata gadis itu, melainkan karena Yuna tak kunjung menyerah mengambil sepatunya dan sama sekali tidak berniat minta tolong. Padahal kalau cewek itu minta, Jisung pasti nolongin!

Hi-teenagers! ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora