21. Manusia Tijel

478 95 8
                                    




Jaebi baru selesai menelepon Seulgi waktu Yena udah wangi banget masuk mobilnya. "Heh ngapain?!"

"Nebeng bentar elah." sahutnya sembari meletakkan paperbag bawaannya ke kursi belakang.

"AH. Apa-apaan gue mau ke Seulgi! Nggak bisa!"

"Mas Jaebi jangan belajar jadi brengsek Anda. Punya adek satu-satunya bukannya—"

"EMANG COWOK LO KEMANA?!" Potong Jaebi gemas. "Lagian kalo pacar lo nggak bisa nganter biasanya nebeng mantan kan???? Ngapain sih ngerecokin gua?????"

"Ngerecokin apaan??? Lebay beut si. Nebeng bentar doang. Mau ke tempatnya Lucas." cerocosnya sembari merapikan rambutnya yang tergerai, meskipun di mata Jaebi sebenarnya sudah rapi.

"YAELAH TEMPATNYA LUCAS DOANG BEK PAKE NEBENG?!"

"Mas Jaebi udah ah bacot bener. Ayo cepetan, katanya lu ada janji juga sama Mbak Seulgi!"

Jaebi merutuk, berakhir menjalankam mobilnya sebelum menghembuskan napas.

"Bawa itu nggak?" Jaebi bertanya, sementara Yena mengerutkan alisnya. "Apaan???"

"Ya ituuuuu. Dandan cakep malem minggu buat ituu kan? Bawa baju ganti segala mau nginep kan???"

Yena menatap Jaebi sebentar, mencerna kombinasi kata-kata beserta mimik menyebalkan di wajahnya. Pupil matanya membesar sesaat sebelum jemarinya bergerak spontan menabok bibir kakaknya.

"ANJIR AH BEBEK BIBIR GUA?!"

"Sekate-kate lu bilang itu itu ye?! Kaga! Kaga ada itu-ituan." semprotnya galak. Matanya balik melotot saat Jaebi melototinya. "Apa?! Baju ganti apaan ha?! Paperbag isi bolu itu, gak usah ngadi-ngadi lu Jaenudin!!"

"YAUDAH SIH MAAP." Katanya sewot. "Lagian wangi bener. Gimana nggak mikir macem-macem gua?"

"Ck. Emang otak lo ngeres." semburnya galak. Yena melirik ponselnya segera sebelum tertawa.

"Kenapa?" Jaebi bertanya.

"Bang Ceye nanya mau bikin konten apa di grup, natrus Haechan bilang mau bikin podcast judulnya Pakul. Kayak pala orang aja Pakul."

"Itu panjul o'ooooon."

Yena mengusap hidungnya tak peduli, memilih terkikik dan menanggapi ketubiran di grupnya sendiri.

"Lo ngetawain orang emangnya udah kepikiran mau bikin apa?"

"Prank lah. Saaaaannns."

"Anak dakjal."

Yena mendecak, sepenuhnya sudah tak menanggapi sampai akhirnya mereka tiba di rumah Lucas.

"Ya udah pamit nih gua. Sankyuu."

"Iyee. Ati-ati aja lu, kena prank balik syok sendiri nanti."

Yena mengibaskan tangan di depan muka, tidak terlalu peduli andai semesta tidak angkat bicara.

"GILA YA?!"

Ada yang retak dalam dadanya, dan gadis itu tahu, akan terlalu sulit untuk diperbaiki.

Hi-teenagers!

"

Nggak kayak gitu."

Lucas bersuara ketika mereka sudah berdua di dalam kamar, sengaja supaya perdebatan mereka tidak sampai terdengar orang.

"Nggak kayak gitu apa maksudnya?" Yena bertanya. "Nggak kayak gitu lo main di belakang gua?!"

Hi-teenagers! ✅Where stories live. Discover now