3. Sebuah Pendahuluan

898 150 3
                                    

"Gue jamin ini program bakal meledak, Wen!"

Wendy menatap langit-langit kamarnya sebelum mendesah pelan, lengan kanannya dia gunakan untuk bantalan sementara tangan kirinya meremas seprai gemas. Bayangan suara mantan pacarnya masih terngiang dalam kepala meskipun pertemuan mereka sudah lewat dari tiga hari.

"Masalahnya gue kan mau ngehindar dari lo doang, Yeol." ucap Wendy sedih. "Kenapa lo malah mikirin jalan keluar yang bikin kita berhubungan lagi?"

"Mbak, makanannya udah jadi tuh! Ayo makan bareng!" Wendy menoleh, segera bangkit dari tidurnya dan keluar kamar. "Wihh, kamu yang masak, dek?"


"Sesuai namanya, Hi-teenagers! bakal diisi sama remaja-remaja tanggung kayak Jisung sama Renjun. Iya bener, target utama gue buat jadi partner kita itu anak SMA."

"Ya iyalah. Mbak Wendy di kamar terus!!" sungut Renjun sebelum menarik kursi untuk diduduki Wendy dan mengambil tempat disisi perempuan itu. "Masakan kamu lebih enak daripada bikinannya mbak."

"Alasan." cibir Renjun. "Bilang aja malas."

Wendy tertawa, memilih tidak menyahut lagi dan menyiduk nasi dipiring Renjun dan dirinya bergantian. "Kamu berapa centong?"

"Dua aja, gampang nambah."

"Udah dua pake nambah." ledek Wendy dibalas muka acuh tak acuh Renjun. Adik satu-satunya itu  sedang membuka ponsel sekarang, namun begitu diperhatikan raut wajahnya berubah murung.

"Karena katanya, puncak kelabilan remaja terjadi di masa putih abu-abu."

"Kenapa kamu?" Wendy bertanya, sementara Renjun menengok cepat. "Aku? Nggak pa-pa, mbak. Cuma lihat-lihat doang."

"Lihat-lihat apa sampai bikin sedih gitu?"

"Jisung. Gue pengen lebih deket lagi sama Jisung. Gue pengen tahu gimana adek gue sekarang."

"Oh, itu." Renjun tersenyum, sepasang matanya berbohong. "Karakter kesukaan aku di salah satu judul manga meninggal. Aku sedih karena itu."

"Gue mau dengan adanya program ini, gue bisa ngebantu adek gue buat meminimalisir hal-hal jelek yang dulu pernah gue lakuin, Wen. That's it."

Wendy mengangguk pelan, memilih menyuap makanannya tanpa mengatakan apapun lagi sekarang. Pikirannya sudah lebih dulu terbang ketika sesuatu membisik rongga hatinya diam-diam.

Buang ego lu pelan-pelan.

"Mas Taeil kok udah jarang kesini lagi mbak?" tanya Renjun dibalas kerjapan singkat kakaknya. "Mas Taeil pindah kerja ke Surabaya, ada restoran barunya yang masih harus intens diawasi. Jadi ya jarang kesini."

Wendy menatap Renjun, sementara adiknya cuma mengangguk-angguk.

Hi-teenagers!

Jisung tersedak ketika Chanyeol menggedor pintu kamar dengan bar-bar malam ini. Ia buru-buru menyetop video make over Wonyoung dan mengecilkan layarnya sebelum membuka pintu sebal.

"Apasih Bang?!"

"SAYANG BANGET ABANG ITU SAMA ADEK!" Seru abangnya sebelum dengan kurang ajar melompat ke tubuhnya seperti bekantan. "BERAT ABANG!!"

Hi-teenagers! ✅Where stories live. Discover now