15. Serangan

583 109 30
                                    


catatan bachan:

satu lagi nanti malem yaaa, td aku ketiduran gengss

saranghae yorobunnn

______

"Nanti kalo udah selesai nyusul atau chat langsung aja." kata Changbin waktu mereka udah mau pisah sekarang. Lia mau jalan ke Gramed cari buku-buku baru buat belajar, kalau Changbin mau nyamperin temen-temennya yang lain buat belanja bahan sekarang.

Lia sih cuma benerin kacamatanya sebelum ngacungin jempol tanda paham. "Iya, gampang itumah. Santai aja sih, bang." katanya sebelum menyengir.

"Gampang-gampang suka lupa diri. Udah gua tungguin, tahu-tahunya pulang duluan. Nggak pake bilang lagi." sungutnya bikin Lia ketawa. "Apaan? Perkara jaman kapan masih diungkit mulu lu. Sekali doang juga, nggak usah lebaaayy."

Yaudah, abis itu pisah beneran.

Lia santai aja sih, kayak sebenernya udah biasa jalan sendiri, jadi mau ada temennya mau kayak gini ya nggak panik karena banyak orang. Tapi yang dia nggak sangka-sangka, dia justru ketemu Felix sama Chaewon disana lagi ngobrol.

"Bukannya lu juga harus membeli buku ini, Noona?" Felix bertanya sambil menunjuk barisan buku detektif kepada Chaewon yang lagi serius cari buku-buku soal di sebelahnya.

"Noona???" Felix memanggil ulang, mulai kesal karena Chaewon dalam mode pura-pura nggak mendengar. "Kenapa juga aku harus beli itu, Felix?"

Kembarannya mengangkat kedua alisnya lugu, dan mengatakan alasannya dengan jujur. "Karena gue yakin suara kuntilanak yang setiap malam kedengeran di rumah itu bukan kuntilanak, Noona. Itu pasti akal-akalan Mama karena nggak mau gue begadang atau keluar rumah. Benar kan?"

"Kalo begitu lo yang harus beli bukunya dong?? Kenapa jadi gue??" tanya Chaewon sebelum melirik Felix sebentar dan melanjutkan. "Kenapa lagi?? Uang jajan lo kan masih banyak bulan ini."

"Bukan itu masalahnya."

"Natrus apa?"

Pipi Felix memerah ketika dia menjawabnya malu. "Gue membutuhkan otak lo dalam mencerna buku ini."

Chaewon memunggunginya lagi.

"Noonaa!!"

"Felix, kalau penasaran ya harus cari tahu. Kalau mau beli bukunya beli sendiri. Gue nggak bisa main-main sekarang. Harus lebih ekstra supaya nilai gue nggak turun. Jadi-"

"Kalau gitu jawab yang jujur, kalau bukan kuntilanak beneran, itu suara siapa Noona?" cerocos Felix merajuk, bibirnya sudah maju saat dia mulai mengeluh seperti anak kecil. "Gue nggak bisa melakukan apapun lewat dari jam sepuluh malam termasuk keluar dari selimut buat setoran alam ke kamar mandi karena suara hihihihihi-nya berisik banget dan bikin tak—" kalimatnya terpotong begitu mendapati Lia berdiri tak jauh dari mereka. Chaewon mengerjap, ikut menatap arah pandang kembarannya sebelum tersenyum lebar.

"Sore, Liaa!!"

Lia menyengir. "Sore, Chaewonn."

Felix mengatupkan bibirnya, membentuk segaris lurus sebelum mengedikan dagu saat Lia juga tersenyum ke arahnya.

"Lagi cari apa, Lia?" Chaewon bertanya, terlihat lebih antusias daripada menghadapi Felix beberapa saat lalu. Bikin lelaki itu semakin yakin, teori mereka bukan saudara kandung.

Waeyooo, Noonaa? Waeyoooo?

"Ooohh. Aku lagi cari buku soal buat belajar di rumah. Karena aktivitasnya bertambah, jadi nilainya nggak boleh sampai turun."

Chaewon membelalak merasa senasib sepenanggungan sekarang. "Huhuhu, iya benerrr. Jangan sampai karena kegiatan diluar, nilai akademiknya turun. Mama bilang, harus tahu mana prioritas utama mana prioritas sampingan."

Hi-teenagers! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang