7. Opsi Terakhir

709 117 4
                                    

"Hah?!"

Chanyeol mendengar gadis itu berteriak dengan jelas di telinganya, membiarkan tangannya melempar ponsel itu segera ke udara. Untungnya seseorang dengan tanggap menangkapnya.

Wendy mengangkat kedua alisnya, "Kenapa, Yeol?"

"Si Yena teriak di kuping gua tuh, Wen! Omelin dong, kuping gue sampai sakit." rajuknya kesal, dia mengusap kupingnya yang memerah berulang kali sebelum Wendy mengerjap pelan.

"Ya udah. Gue aja yang nerusin." katanya menenangkan, Wendy berbalik untuk mendengarkan Yena sementara gadis remaja itu mencerocos tanpa henti. Setidaknya Chanyeol nggak berbohong tentang kupingnya yang sakit.

"Yena, ini Mbak Wendy."

"KKAMJAGIYA."

Wendy menjauhkan ponsel Chanyeol sebentar. Lalu perlahan mendengar permintaan maaf gadis itu.

"Maaf ya, Mbak Wendy. Aku nggak tahu kalo daritadi yang dengerin cerocosan aku Mbak Wendy."

"Nggak pa-pa."

"Sekali lagi maaf ya, Mbak Wendy. Habisnya Bang Ceye ngadi-ngadi sih, udah aku kasih list rekomendasi panjang lebar masa sreknya cuma satu doang?! Natrus aku disuruh cari lagi katanya, Mbak Wendy. Ya gimana relasi aku mentok sampai situ!!"

"Bohong dia." Kata Chanyeol tanpa suara, mukanya kelihatan nggak percaya. Sementara Wendy menatapnya sambil geleng-geleng kepala. "Emang target orangnya berapa sih??"

"Kata Bang Ceye 12 biar bisa gantian selama satu minggu. Padahal enam aja udah bisa jadi!!"

"Sekarang berarti baru enam?" Wendy bertanya ketika Chanyeol menjawabnya dengan gelengan kepala. "Kurang empat."

"Ya udah nggak pa-pa. Kita cari sisanya seiring waktu aja, nggak usah panik ya, Yen. Tapi kalo bisa kamu masih cari, Mbak Wendy nanti bilang juga ke Renjun sama Jisung buat bantuin kamu."

"Huhuhuhu, makasih ya Mbak Wendy. Kalo gitu aku mau mandi dulu, aku baru pulang sekolah soalnya."

"Okeee. Dah, Yena."

"Dah, Mbak Wendy."

Hi-teenagers!

"Kita ngapain sih???"

Renjun bertanya kepada dua orang dihadapannya ketika matanya terasa berat sekali malam ini. Namun Yena si kepompong baru jadi cuma mengedikan dagu. "Rapat."

"Rapat gigi lu, dari tadi diem aja njing." semprot Renjun diangguki pelan-pelan oleh Jisung. Anak itu punya jadwal menonton video baru Wonyoung hari ini, tapi karena telepon dadakan Yena, dia harus menunda aktivitasnya detik itu juga.

Bukannya apa-apa, Yena itu punya otak jahil yang kurang ajarnya sampai tingkat dewa, Jisung nggak mau jadi korbannya. Begitu pula dengan Renjun.

Untuk itu disinilah mereka.

"Rekomendasi gue ditolak." Yena menatap kedua lelaki itu serius sembari menggaruk dagunya. "Dari manusia seksi seperti Hwiyoung sampai perempuan cantik semacam Heejin. Bang Ceye justru ngetag Haechan doang. Menurut lu berdua yang bodoh itu gue apa dia?"

Renjun tersedak ludahnya. "Bang Hwiyoung yang gondrong itu? Langganan ruang BK kan? Ya jelas lah!"

"Justru karena dia badung, Jun. Harus diluruskan."

"Ya tapi dia kan belom tobat, Kak." Jisung akhirnya buka suara. "Nanti kalo bikin jelek nama channel doang gimana?"

Yena terlihat mau membela temannya, tapi dia tahan dan memilih berpikir jernih sekarang. Yena nggak boleh sampai kelepasan menyebar rahasia temannya hanya dengan tujuan membela lelaki itu.

Hi-teenagers! ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora