Special Chapter: 4/4 (Last)

281 32 2
                                    

Gilsss akhirnya sampe ke bonus chapter terakhir HT, sampe ketemu lagi di cerita aku selanjutnyaaa
____

"Untung masih keburu!" Ceye berkata sembari merentangkan kedua tangannya setelah Wendy buat memeluk Yena yang kemudian merutuk. "Lah elu, gue bilang kan besok mau terbang! Malah kerkom sama Mbak Wendy!"

"Kerkom pala lu." Umpat Ceye dengan kuping yang memerah. Nggak lama, langsung melepas pelukan dan menepuk-nepuk bahu Yena bangga. "Hati-hati di sana ya, jaga diri yang bener. Inget masih ada yang nungguin lo di sini. Dan nggak cuma satu, ada banyakk! Fans lo juga kemaren banyak yang nangis begitu vlog terakhirnya naik, jadi jangan lupa buat pulang, oke?"

"Siappp."

Ceye sudah puas memberi petuah dan mundur ke sebelah Wendy membiarkan anak-anak HT terutama yang perempuan memuaskan diri bersama cewek itu.

"Dia bilang apa kok kuping kamu sampai merah gitu?" Tanya Wendy bikin Ceye meringis, "Dia mikirnya kita abis kerkom semalem. Kurang ajar nggak?"

Wendy tergelak, tapi nggak merespon banyak selain merapatkan diri ke sisi lelaki itu dan tersenyum. Rasanya senang menonton bagaimana anak-anak itu mengobrol heboh. Yang laki-laki sekalipun walaupun nggak terlalu kelihatan, tetap aja merasa kehilangan tempat curhat yang nyaman.

"Habis ini makan bakso yuk," usul Ceye tiba-tiba bikin Wendy mengeryit. "Kamu mau ngerayain kepergiannya Yena?"

"Bukan gitu. Biasanya abis makan, orang jadi nggak terlalu sedih. Aku nggak tega ngeliat mereka." Jawab Ceye tulus.

"Nanti aku bilangin, ya." Ucap Wendy dibalas usapan lembut dibahunya.

**

Dua hari setelah Ceye sakit

Ceye menghela napas ketika dia membuka pintu kamar gadis itu dan mendapatinya sedang meringkuk sembari menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. Langkah kakinya mendekat, memungut sampah-sampah yang dia lewati dan membuangnya langsung ke tong sampah di kamarnya sebelum mendudukan diri di pinggir ranjang sambil mengeluarkan ponsel.


"Emangnya ada orang abis confess, patah hatinya nyusahin mantan?" Celetuknya membiarkan gadis itu spontan mengangkat bantalnya dan menoleh. "Ngapain lo di sini?!"

Ceye tersenyum miring, sembari memotret wajah Wendy santai.

"YEOL?!"

"Cuci muka sana." Ceye berkata sembari mengulurkan jemarinya meraih wajah Wendy ketika gadis itu sudah mendudukan diri. Ada banyak hal yang tidak dapat Wendy artikan dari balik matanya, namun hal itu cukup banyak mengantarkan sesak di dada saat usapan dari jemari itu terasa lembut di pipinya. "Cuci muka, sikat gigi, habis itu makan di bawah. Gue udah beli bubur langganan lo,"

Wendy menahan pergelangan tangannya ketika lelaki itu hendak beranjak pergi. Lalu kemudian tersadar, dan langsung melepaskannya.

"Gua belum mau makan." Katanya sembari menatap lurus tembok kamar yang kemudian berubah menjadi wajah gadis dengan rambut berantakan dan kantung mata hitam. "YEOL HAPUS NGGAK?!"

"Nurut, Wen." Balas Ceye sebelum benar-benar keluar dari kamarnya.

Wendy memejamkan matanya sejenak, lalu mengusap wajahnya gusar. Gadis itu melempar bantalnya begitu saja dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.

Hi-teenagers! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang