3. Makan Bersama Bunda

103 27 9
                                    

Don't forget to follow and votes! 😁

***
Mereka berjalan beriringan melewati lapangan sekolah saat jam pulang sudah tiba. Banyak anak-anak yang lain tampak buru-buru tak sabar ingin pulang ke rumah dan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Ada juga yang memilih nongkrong bersama teman-temannya di kafe dekat sekolah. Bukan hanya itu saja, ada juga yang segera pergi ke ruang ekstrakurikulernya.

Tadinya Shaula berniat untuk tidak pulang dan segera ke ruang klub art. Tetapi ia mengurungkan niatnya, tatkala ada pesan masuk dari Bunda yang menyuruh untuk pulang karena sudah memasak makanan kesukaannya.

"Ris, lo pulang sama siapa?" tanya Shaula. Ia berharap Larissa membawa kendaraan dan mau mengantarkannya.

"Sama pacar gue lah," balasnya. Larissa menunjuk empat orang cowok yang tengah nangkring di atas motor gedenya masing-masing. Shaula menghela napas lalu ber'oh' ria.

"Kalo lo, balik sama siapa?" tanya Larissa.

"Nggak tahu, naik ojek mungkin," jawab Shaula seadanya.

Shaula melotot saat Larissa menarik tangannya. Mengikuti langkah cewek itu hingga mendekat ke arah para cowok-cowok yang waktu istirahat duduk bersama dengannya.

"Lama, ya? Aku piket dulu soalnya," ujar Larissa pada Janus.

"Nggak kok," cowok itu tersenyum membalas ucapan sang pacar. Hoku melirik tidak suka dua orang itu.

"Nggak dari Hongkong! 30 menit. Kalo bukan temen, gue tinggal dari tadi, untung gue baik," celetuk Hoku.

"Orang baik nggak mungkin pacarin 3 cewek sekaligus." timpal Yerikho. "Saraleo, namanya, haha." Dia tertawa, matanya seperti terpejam.

"Bacot sipit."

Janus menyerahkan satu helmnya pada Larissa. Cowok itu baik sekali padanya. Saat hari pertama berpacaran, Larissa tidak menyangka, ternyata Janus sudah membelikannya sebuah helm. Dia benar-benar romantis! Larissa sangat menyukainya.

Maramma sama seperti Shaula. Hanya diam, tidak tahu harus mengatakan apa.

"Tolong anterin teman gue, dong! Kasihan dia, ada yang bisa nggak?" tanya Larissa pada ketiga cowok-cowok tersebut kecuali pacarnya.

"G-gue naik ojek aja," kata Shaula dengan cepat sembari menggeleng kuat. Larissa, benar-benar membuatnya sebal. Jika saja Shaula sedang tidak berada di antara Yerikho dkk, Shaula akan menjambak rambut lurus Larissa yang baru saja di smoothing kemarin. Hingga kusut.

"Ayo," netra Shaula tertuju pada orang yang melontarkan kata barusan. Yerikho, menatap Shaula sambil menaikan alisnya.

"Eh ng--"

"Sama gue aja, naik." sela Maramma. Shaula bingung sendiri, harus menerima tawaran siapa.

"Sama Ramma aja. Kalo sama Yerikho nanti malah nabrak. Dia merem mulu soalnya!" sambung Hoku, dia tertawa terbahak-terbahak setelahnya. Yerikho sama sekali tidak menggubris, itu akan membuatnya capek sendiri jika terus meladeni Hoku.

"Rik, lo bukannya ada ekskul fotografi kan? Kamera lo kemarin ketinggalan di rumah gue," jelas Janus. Ah iya! Yerikho menepuk keningnya sendiri, hampir saja dia melupakan dunianya.

"Yaudah, Sha, Bunda lo udah nungguin, kan?" Larissa ikut bicara.

Shaula melirik Maramma sekilas. Ia menimang-nimang sebentar sebelum akhirnya meng'iya'kan. Shaula naik ke atas motor Maramma dengan perasaan ragu. Sebelumnya ia tidak pernah seperti ini jika tidak dengan Elio.

"Duluan, ya," pamit Shaula. Maramma menekan klakson motornya dan segera keluar dari pekarangan sekolah.

Keempat cowok itu bukan hanya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mereka juga bukan para mostwanted yang terkenal karena kenakalannya.

LEGIO [✔]Where stories live. Discover now