10. Pacar Baru, Katanya

59 22 2
                                    

Jangan lupa klik tanda bintang di pojok kiri, ya! Boleh juga rekomendasikan ke teman-teman yang lain biar ikutan baca LEGIO :D

Voment sebanyak-banyaknya! ♡

Kalau ada typo tandain, ya. Kadang aku selalu salah, ngetik Shaula jadi Shuala_-

Happy reading!

***

Shaula menutup pintu toilet hingga menimbulkan suara cukup keras. Membungkukkan badannya depan wastafel, dengan kedua tangan sebagai tumpuan, Shaula menghela napas panjang. Kaget bukan main saat netranya bertemu dengan manik cokelat cowok itu. Anggap saja Shaula lebay. Memang begitu kenyataannya.

"Elio ... kenapa makin ganteng coba?" gumaman itu terlontar tidak sadar dari bibirnya. Memutar keran air, hingga menimbulkan suara gemercik. Shaula membasuh wajahnya yang hanya terpoles bedak dan lip-balm sedikit.

"Terus ... cewek yang tadi itu siapa? Apa itu...." Shaula menggeleng kuat. Membuang pikiran itu jauh-jauh. Lagi pula, jika memang cewek yang ia temui tadi adalah pacar baru Elio, buat apa juga Shaula marah-marah. Mereka kan, sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Shaula membatin dalam hati. Usahanya untuk melupakan Elio hanyalah sia-sia.

"Gue nggak bisa...."

Sedangkan di sisi lain, Safwana menepuk bahu Elio semenjak cowok itu terdiam beberapa detik. Melihat seorang gadis yang baru saja berlari menuju tikungan, di mana toilet berada.

"Kamu kenapa?"

Elio menggeleng pelan. "Nggak apa-apa. Kamu duluan aja, aku mau ke kelas. Ambil tas. Kayaknya, ada yang ketinggalan." titahnya di dapat anggukan dari Safwana. Setelah melihat punggung gadisnya itu sudah mulai menghilang dari pandangannya, Elio segera masuk ke dalam kelas yang tidak jauh dari tempat ia berdiri saat ini.

Ada sesuatu yang tertinggal. Sesuatu yang selalu ia bawa. Apa lagi, saat mau bertanding seperti ini. Ya, apalagi jika bukan sapu tangan berwarna biru muda miliknya.

"Apa cewek itu beneran Shaula?" Pasalnya, cewek yang berada di belakangnya tadi itu berlari ketika ia berbalik badan. Elio tidak melihat sangat jelas karena saling pandang tidak lebih dari 5 detik. Sangat cepat. Ada rasa ragu. Apa secepat itu Elio melupakan wajah Shaula?

Cowok berambut cokelat itu menyandang tas hitamnya. Diliriknya jam dinding yang ada di kelas, menujukkan pukul yang 13:45. Masih ada waktu untuk menghirup udara bebas sebelum bermain panas dengan sang lawan.

Archer: Lo dmn si anj

Elio: Sabar, bentar lagi ke snanjgfhtlkj

Elio yang hendak melanjutkan ketikannya tersentak ketika terdorong ke depan akibat ada sesuatu yang menumbur punggungnya. Hampir saja ponselnya jatuh di lantai. Elio berhasil menahannya meskipun pesan dengan huruf acak-acak itu sudah terkirim pada Archer.

"Maaf, maaf!" Gadis itu menundukan kepalanya enggan menatap seorang yang ia tabrak sekaligus dorong dari belakang.

"Nggak-- Shaula?"

Shaula masih merunduk seraya memejamkan matanya. Bibirnya berkomat-kamit, Ia merapalkan doa dalam hati. Seperti bertemu makhluk astral. Jika saja Shaula mempunyai kekuatan untuk berpindah-pindah tempat dalam sekejap, mungkin itu yang dilakukannya sekarang. Ketahuilah, kondisi jantungnya sedang tidak aman.

"Sha?"

"Bukan, gue bukan Shaula. Gue, Sha ... Sha ... Shasimi! Iya, gue Shasimi!" ucapnya dengan spontan sembari mendongak menatap cowok di hadapannya.

Elio terkekeh pelan mendengarnya. Dalam batinnya, Shaula berteriak, mengapa cowok itu semakin terlihat manis? Dia berlagak kikuk di depan Elio. Kakinya terasa berat untuk melangkah meninggalkannya. Kedua tangannya seperti meminta untuk menarik cowok itu ke dalam pelukan. Iya, rindu. Sangat, bahkan.

LEGIO [✔]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin