11. Sebuah Permintaan

54 22 1
                                    

Jangan lupa klik tanda bintang di pojok kiri, ya! Boleh juga rekomendasikan ke teman-teman yang lain biar ikutan baca LEGIO :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa klik tanda bintang di pojok kiri, ya! Boleh juga rekomendasikan ke teman-teman yang lain biar ikutan baca LEGIO :D

Voment sebanyak-banyaknya! ♡

***

Shaula menggaruk belakang lehernyanya ketika membaca sebuah pesan dari Elio. Ia menoleh, mendapatkan sosok lelaki itu tengah melihat ke arahnya memasang wajah datar. Tanpa Shaula sadari, ternyata Elio memperhatikan gerak-geriknya yang sedang bercengkrama bersama Maramma.

"Kenapa?" tanya Maramma, setelah menutup botol minummya.

"Nggak."

Shaula: Bukan, cuma teman

Segera Shaula mengirimkan balasan untuk cowok yang tengah berdiri di sana. Jika saja keduanya tak terbelenggu dalam rasa gengsi, pasti mereka sudah saling berbincang langsung. Jarak antara keduanya tidak jauh. Shaula bingung harus apa, Larissa sedang sibuk bersama Janus-nya. Kalau ia dan Elio masih menjalin hubungan, Shaula akan melakukan hal yang sama seperti Larissa pada pacarnya.

"Shaula," suara berat itu menyapu gendang telinganya. Mendelik ke arah Maramma, cowok itu menyodorkan beberapa lembar lipatan tisu.

Membuat Shaula mengernyit. Apa maksudnya?

Maramma menunjuk pelipisnya sendiri, "Lap."

Sontak, tangannya segera menepis tangan Maramma dari hadapannya. Cowok tidak jelas, Shaula menggerutu dalam hati. "Males!"

"Shaula, Shaula, jangan sok-sok'an nolak, deh. Lihat tuh, banyak tau, cewek-cewek yang mau." kata Hoku, seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar. Melihat beberapa perempuan yang tengah memandang Maramma dengan takjub. Mereka memang lebay, pikirnya.

"Nggak sia-sia lo gue pilih jadi pengganti si Martin," ujar Janus sembari menepuk bahu temannya itu. Maramma hanya berdeham pelan menanggapi. Dapat Shaula lihat, mimik wajahnya seperti menyombongkan diri.

"Kalo gitu, lo ikut ekskul basket aja, Ram!" seru Hoku.

"Setuju," Yerikho ikut menyahut, cowok bermata sipit itu berdiri di sebelah Shaula.

"Nggak. Gue udah ada pilihan yang lain," jawaban Maramma membuat ke tiga temannya penasaran.

Mereka sangat mengetahui bagaimana seorang Maramma Anantadewa. Cowok itu hanya berminat pada mata pelajaran saja. Waktu ditawarkan ekstrakurikuler pun, Maramma menolaknya mentah-mentah. Lalu, ekskul apa yang membuat Maramma tertarik untuk mengikutinya?

Larissa melihat Shaula seperti orang dalam kecemasan. Beranjak dari sebelah Janus, mendekat ke arahnya dan mencolek lengan Shaula. Alisnya terangkat, seolah bertanya 'lo kenapa?'. Bukan hanya Larissa, Yerikho pun melihat Shaula menatap layar ponselnya dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan.

"Gue, ke depan dulu, ya? Ris, kalo mau pulang duluan, nggak apa-apa nanti gue pulang sendiri," ujar Shaula setelah itu berlari dari hadapan mereka semua. Padahal, Larissa belum sempat melontarkan kata-katanya.

LEGIO [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang