5. Hari Penuh Rasa Kesal

80 24 10
                                    

Don't forget to follow and voment  sebanyak-banyaknya!😁❤

***

Pagi-pagi sekali Shaula sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah sarapan nasi goreng buatan Bunda, Shaula segera berpamitan. Gadis itu bilang, ia ada jadwal piket hari ini. Makanya, harus datang lebih awal sebelum teman-teman yang lain. Jam sudah menunjukkan pukul 06:00, Shaula melangkah keluar rumah.

Namun, betapa terkejutnya ia, ketika netranya menangkap sosok di depan gerbang rumah yang tengah duduk di atas motor. Gadis itu menghampirinya dengan langkah yang tergesa.

"Lo?!" Shaula menatap sengit orang di hadapannya saat ini. Sedangkan Maramma, cowok itu hanya meresponnya dengan deheman.

"Ngapain lo?" tanya Shaula, mulai geram. Sedari kemarin, Maramma berhasil membuatnya gondok.

"Nggak tau," balas Maramma, acuh tak acuh. Sebelum  Shaula melanjutkan omelan di pagi harinya. Sudah lebih dulu Maramma melemparkan satu helm pada gadis itu. Tentu saja membuat Shaula reflek menangkapnya.

Shaula mengernyit, menatap helm yang berada di tangannya sekarang. "Naik." perintah Maramma. Tetapi Shaula menggeleng kuat menanggapinya.

Maramma berdecak. Ia mengambil alih helm dari tangan Shaula dan segera mengenakannya pada gadis itu. Perlakukannya membuat Shaula tak berkutik. Maramma menepuk jok belakangnya.

"Oke." Shaula pasrah.

Keduanya memasuki pekarangan sekolah. Sudah ada beberapa murid yang baru sampai. Setibanya di parkiran, Maramma tidak melihat ada tanda-tanda  ketiga temannya di sana. Jelas, lah, mereka tidak mungkin datang pagi-pagi seperti ini. Jarak dari rumah Shaula tidak jauh. Hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit.

Shaula menjadi sorotan beberapa orang-orang yang melihatnya turun dari atas motor Maramma. Ia tidak menyukai hal itu. Ia tidak suka saat orang-orang menjadikannya bahan omongan. Dengan cepat, Shaula segera menggantungkan helm Maramma pada spion motornya.

"Bareng," Maramma menahan pergelangan Shaula, saat gadis itu hendak mendahuluinya.

Shaula menepis kasar tangan besar cowok tersebut. "Apa, sih!"

Maramma menghela napas panjang. Ia berjalan mengekor di belakang Shaula. Ini, adalah hari pertama Maramma berangkat bersama seorang lawan jenisnya. Ini juga adalah hari pertama ia tidak berjalan beriringan bersama ketiga temannya.

Shaula memasuki kelasnya yang masih sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang baru datang. Setelah meletakan ranselnya di atas meja. Shaula segera mengambil sapu yang berada di pojok kelas.

"Udah bersih," celetuk Maramma. Ya, memang benar. Keadaan kelas XI IPS 1 terlihat tidak kotor-kotor amat. Tentu saja karena kemarin Larissa dan beberapa teman-temannya piket setelah pulang sekolah.

Shaula tidak bohong, hari ini memang ada jadwal paketnya. Tetapi biasanya, piket itu sehabis pulang sekolah. Entah, Shaula hanya ingin datang pagi hari ini. Sekaligus, ia akan membagikan formulir dari klub ekskulnya.

"I-iya! Kenapa? Ngapain sih, lo ikut masuk ke kelas gue." gerundel Shaula. Ia menaruh kembali sapu yang baru saja diambilnya.

"Kenapa emangnya?"

"Ya, lo, ke kelas lo sendiri lah!" Beberapa teman-teman yang sudah duduk di bangkunya masing-masing menatap dua orang di depan yang kini sedang adu bicara. Mereka menjadi tontonan yang sangat asyik di pagi-pagi seperti ini. Shaula, duduk di bangkunya yang berada di barisan ke dua.

Bukan Maramma namanya kalau tidak mengikuti gadis itu. Saat Shaula mengambil alat tulis dari ranselnya. Maramma duduk di sebelahnya, di bangku kosong milik Larissa.

LEGIO [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang