24. Status Tidak Jelas

44 18 2
                                    

"Sekarang, gue pacar lo."

"Apa?!"

"Karena, gue suka sama lo, Shaula...."

Gadis itu bergidik membayangkannya. Sampai-sampai mendapat teguran dari seorang guru laki-laki yang tengah menjelaskan materi pelajaran Sejarah.

"Shaula, jangan melamun. Perhatikan dan dengarkan dengan seksama penjelasan saya," begitu katanya.

"Maaf, Pak."

Hampir empat puluh lima menit, akhirnya yang ditunggu pun tiba. Ya, betul. Apa lagi jika bukannya yang namanya bel pulang berdering. Guru laki-laki itu segera mengucapkan salam dan keluar kelas.

Shaula dan Larissa sama-sama memasukkan alat tulisnya ke dalam tas, dan keluar bersamaan. Lagi-lagi, kejadian tadi pagi terulang kembali.

Maramma sudah berdiri sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Berdiri pada posisi yang tidak berubah.

"Ram, Janus mana?" tanya Larissa. Sedangkan Shaula sudah siap-siap untuk kabur duluan.

"Janus, di--Shaula!"

Maramma tak melanjutkan jawabannya untuk Larissa. Cowok itu malah memanggil nama Shaula yang kini sudah berlari kecil menghindar darinya. Larissa pun, sontak terkejut. Maramma mengejarnya, berusaha mensejajarkan langkah Shaula.

Sedangkan gadis itu tampak enggan menatapnya. Shaula semakin mempercepat langkah sebelum pada akhirnya Maramma berhasil menjegatnya dari depan.

Sembari merentangkan kedua tangannya.

Shaula lantas mendesis pelan, "Apaan, sih, gue mau pulang." Gadis itu menerobos rentangan tangan Maramma. Tidak berhasil pergi, melainkan Maramma memegang erat ranselnya dari belakang.

"Lo lupa?" katanya, setengah bertanya.

"Lupa? Apa?"

Maramma menghela napas, "Lo, pacar gue." Sudut bibirnya terangkat ke atas.

"Nggak! Kapan gue bilang iya?!" sungut gadis itu. Sudah kelewat sebal pada Maramma.

"Itu, barusan."

Oke, cukup. Shaula ingin mendorong Maramma ke jalan raya depan sekolah sekarang juga. Dipijitnya pelipis yang terasa pening, Shaula menoleh tat kala ada empat orang yang tiba-tiba menghampirinya dan Maramma.

Tentu saja sembari menggoda keduanya. Siapa lagi jika bukan; Hoku, Yerikho, Janus dan Larissa.

"Ih, Sha! Lo jadian sama Maramma kok bilang-bilang?!" Larissa heboh sendiri.

Hoku melirik jail ke Maramma, "Hm! PJ, lah."

"PJ, apa?"

"Pajak Jadian," Janus yang menjawab.

"Oh, iya. Nanti, gue traktir," balas Maramma dengan entengnya.

Sedangkan Shaula sudah kepalang panik. Kedua netranya menatap Yerikho dengan tatapan tidak bisa diartikan, tetapi lebih ke--agar cowok itu menolongnya.

Namun ... "Selamat, Sha. Ramma orangnya baik. Kalau dia sakitin lo, bilang aja sama kita-kita," ujar Yerikho sembari tersenyum tipis dan menatap Janus, Hoku secara bergantian.

Sial! Kenapa dia jadi ikut-ikutan.

"Eh, tapi gue nggak--"

Ucapannya terpotong, bukan karena Maramma, melainkan seseorang yang tiba-tiba datang dan bergabung di antara mereka. Elio memanggil Shaula dan mengajaknya pulang bersama.

"Ayo, Sha?"

"Hah? Itu ... kan, rumah kita nggak se-arah, nanti--"

"Shaula mau pulang bareng gue," sela Maramma.

LEGIO [✔]Where stories live. Discover now