46. Sumber Masalah

37 15 0
                                    

Setelah bel berdering Shaula dan Elio sama-sama menuju parkiran sekolah. Mereka berdua bertemu dengan Maramma dengan dua temannya; Hoku dan Janus. Shaula terdiam, tumben sekali Maramma tak menunggunya di depan kelas seperti hari-hari sebelumnya.

Seperti sekarang, Maramma tampak tak melirik sama sekali ke arahnya. Dia kenapa? Shaula sedari tadi bertanya-tanya dalam hatinya.

"Sha, ayo?" Elio melirik belakang motornya, sembari menyodorkan helm.

Namun Shaula tak langsung menerima, malah memanggil nama kekasihnya. "Maramma? Kita--"

"Beda arah, nggak usah pulang bareng." Maramma sudah lebih dulu memotong ucapan Shaula. Cowok itu menggunkan helm hitamnya dan segera naik ke atas motor. Menyalakan dan langsung menancap gas keluar dari area sekolah.

Bukan hanya Shaula yang merasa bingung akan tingkah Maramma. Hoku dan Janus juga sama. Bahkan mereka tak mengetahui ada apa dengan Maramma.

Sampai Larissa datang dan bertanya, "Lho, si Maramma mana? Nggak sama lo, Sha?" tanyanya, kemudian menyeruput minuman yang dipegang.

Shaula menggeleng pelan, menerima helm yang Elio disodorkan, "Gue sama Elio, duluan."

Setelah Elio dan Shaula juga ikut meninggalkan pekarangan sekolah. Larissa membuka pembicaraan sebelum Hoku ikut pulang. Hanya sisa mereka bertiga, tidak ada Yerikho di antaranya.

"Ada masalah di antara Maramma dan Shaula," ujar Larissa, secara tiba-tiba.

Hoku yang kepo maju satu langkah, "Kenapa? Mereka selama beberapa bulan ini kelihatan baik-baik aja."

"Dan sumbernya ada di antara kalian." Lanjutnya, membuat Janus mengerutkan kening tidak mengerti.

"Maksud kamu?"

"Jadi, sebelum Shaula dan Maramma pacaran, mereka ada, sesuatu."

Hampir sepuluh menit mereka bertiga berdiri di tempat yang sama. Larissa menceritakan sedetail mungkin apa yang ia tahu dari Shaula. Janus dan Hoku sama-sama dibuat diam akan perkataan panjang dari Larissa.

Mereka sama sekali tak bisa menebak, bahwa Yerikho ada sangkut pautnya dengan hubungan Maramma dan Shaula.

"Maramma udah pernah ditolak sama Shaula," ucap Larissa.

"Eh, tapi menurut gue sih, ya. Bukan salah Yerikho sepenuhnya juga. Ya, dia memang menawarkan itu, Shaula juga, mau-maunya aja terima tawaran konyol dengan embel-embel 'minta tolong' dari Yerikho," balas Hoku, berpendapat.

"Yaudah, salah dua-duanya. Tapi, Elio juga sumbernya. Semisal, Elio nggak putusin Shaula dulu, atau Shaula bisa move on, mungkin, nggak bakalan terjadi." Janus menimpali.

Larissa menghela napas, "Sorry, awalnya aku juga dukung Shaula. Maksudnya, udahlah, kenapa masih stuck di Elio. Mending dekat sama Maramma. Aku juga, dukung-dukung aja Shaula dan Maramma pacaran. Tapi, nggak tau kalau ke depannya jadi kayak gini."

"Udah berapa kali, aku bilang; kalo masih belum ada rasa kenapa diterima. Respon Shaula, ya, biasa aja, nanti juga rasa suka datang dengan sendirinya. Sampai aku suruh putus, daripada Maramma jadi pelampiasan."

"Tapi sekarang, Shaula memang benar suka sama Maramma. Sikap Maramma barusan karena dia ngelihat Shaula dan Yerikho berduaan. Shaula udah ceritain semuanya ke aku. Kalo sekarang dia benar-benar suka Maramma. Dan tentang dia berduaan sama Yerikho, Yerikho cuma cerita, kalo dia nggak akan kejar Mahina lagi." Lanjut Larissa.

Ekspresi Hoku, penuh tanda tanya. Belum sepenuhnya paham dengan apa yang Larissa jelaskan. "Berarti ... ada Mahina juga dong di masalah ini. Terus kalo Yerikho berhenti perjuangin Mahina berarti--"

LEGIO [✔]Where stories live. Discover now