28. Yerikho Aileus

48 17 0
                                    

Shaula berlari kecil saat seorang lelaki dengan balutan jaket berwarna hitam melambaikan tangan ke arahnya. Shaula tersenyum tipis kepada Yerikho. Namun tidak dengan Maramma, yang terlihat memperhatikan Yerikho dengan tatapan curiga.

"Gue pinjam pacar lo, sebentar." celetuk Yerikho, dengan terkekeh pelan.

Shaula hampir saja mengumpat. Pinjam? Memang dikira dia ini barang apa. Gadis itu tidak menghiraukan Maramma, dan segera mengajak Yeirkho untuk pergi.

"Yuk? Nanti keburu sore," Yerikho memberikan satu helmnya pada Shaula.

"Mau ke mana?" tanya Maramma.

Tatapan Yerikho kembali pada Shaula, "Belum bilang?" tanyanya, setengah berbisik.

Shaula mengedikkan bahu acuh tak acuh, "Memang harus banget izin gitu, ya?"

Cowok bermata sipit itu menggeleng pelan, beralih pada Maramma dan berujar, "Cuma mau ajak makan aja. Sebagai tanda terima kasih, nggak lebih."

Mulut Maramma membentuk huruf o. Kemudian cowok itu berbalik badan guna mengambil motornya di parkiran. Shaula kira, Maramma akan bertanya-tanya dan melarangnya, ternyata tidak. Bahkan, dia tampak biasa saja.

Saat ini, Shaula sudah duduk di atas motor. Yerikho mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sesekali, agar bisa menghirup udara di sore hari.

Perjalanan sekitar lima belas menit, berhenti di depan kedai yang menyediakan banyak makanan dengan harga hemat. Shaula turun, begitu juga dengan Yerikho.

"Serius nih, ya, lo yang bayar?"

Yerikho mengangguk singkat, mendorong pelan bahu Shaula untuk masuk duluan. Tidak menggunakan bangku untuk duduk, melainkan semacam tiker, dengan meja panjang di depannya.

"Di sini, nggak apa-apa, kan?" tanya Yerikho, memastikan. Takut jikalau Shaula tidak suka tempat seperti ini.

"Nggak apa-apa, kali. Sama aja, nyaman. Yang penting, makanannya enak. Gue juga sering beli makan atau minum di pinggir jalan. Daripada di kafe-kafe yang bagus? Makanan sedikit, bayarnya mahal lagi." jelas gadis itu, dengan tertawa renyah di akhir kalimat panjangnya.

Shaula dan Yerikho sama-sama memilih ayam geprek dengan nasi sebagai makanannya. Juga dua gelas es teh manis. Ketika sedang asyik menikmati makannya, Shaula tak sengaja melirik Yerikho yang terlihat sedang mengelap keningnya yang sedikit peluh.

"Lo kepedesan?" tanya Shaula, Yerikho segera menyesap es teh-nya.

"Sedikit."

Rasanya Shaula ingin menertawakannya saat itu juga. Tapi, takut Yerikho marah dan tidak jadi mentraktirnya.

"Mau apa lagi?" tanya cowok itu, setelah menghabiskan makanannya.

"Emang boleh?" Yerikho menganggukinya.

Shaula menyengir lebar, menampilkan deretan gigi putihnya, "Mau, jus alpukat, sama alpukat kocoknya juga." Kesempatan. Kapan lagi, kan?

Setelahnya, Yeirkho membayar makanan barusan. Mengeluarkan selembar uang berwarna biru, dan mendapatkan kembalian uang berwarna ungu. Segera mengikuti apa mau gadis yang sedang diboncengnya saat ini, motornya kembali berhenti di kedai minuman. Yerikho memesan dua jus alpukat, juga alpukat kocoknya.

"Nih, mau apa lagi?" Shaula tercengang saat Yeirkho mengatakannya lagi.

"Udahlah, cukup, kok. Mending uangnya lo tabung, buat traktir gue lagi," jawabnya, berniat bercanda.

"Ini, jusnya 2? Punya lo 1?"

Yerikho menggeleng, "Nggak. Buat lo semua."

"Lo baik bangeett!" katanya, seraya mengenakan helm.

LEGIO [✔]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें