26. Bincang With Rani

44 16 0
                                    

Elio berhasil dibuat diam akan pertanyaan Shaula. Gerak-geriknya seketika berubah. Keduanya menjadi canggung. Elio mengusap belakang lehernya dan berdeham.

"Nggak apa-apa, nggak usah dijawab." Shaula berkata demikian, sebelum Elio bersuara.

"Shaula, lo ingat kan, kita ketemu waktu sekolah tanding basket? Semua akan terjawab, tapi nggak sekarang," balas Elio.

Gadis itu malah menggeleng pelan, "Gue nggak tanya alasan putus." tegas Shaula.

Benar bukan? Yang ia tanyai saat ini adalah; secepat itu Elio melupakannya? Mempunyai kekasih baru bahkan saat mereka baru putus. Sedangkan Shaula? Ah, hampir tiap malam ia teringat Elio. Terlebih lagi, mereka satu kelas sekarang.

"Iya, paham. Dan pertanyaan lo, termasuk ke dalam itu juga."

Shaula menghela napasnya, "Yaudah, kasih tau, apa alasannya."

"Nggak sekarang, Sha--"

"Elio...."

Pemilik nama Elio itu, mengubah posisinya menjadi duduk dengan tegap. Kedua tangannya memegang bahu Shaula, membuat gadis itu mengedarkan pandangan ke sekitar kelas. Ada beberapa orang, dan itu membuatnya merasa risih.

Tatapan teduh dari Elio itu menilik manik hitam Shaula. Bibirnya terasa kelu untuk mengatakan.

Elio menelan salivanya susah payah, "Gue nggak mau lo sakit karena hal ini. Beneran mau tau?"

Shaula mengangguk cepat.

"Sebelumnya, gue nggak tahu apa-apa. Tapi setelah--"

Ting!

Shaula reflek menepis tangan Elio dari bahunya. Mendengar notifikasi ponselnya yang berbunyi, membuat gadis itu segera membaca sederet pesan yang masuk. Elio, mengalihkan pandangan, agar tak ketahuan, bahwa dirinya sedang mengatur napas.

Yerikho [1 unread message]: Ya, gimana nanti kita cari makanan atau minuman dari alpukat? Gue yang traktir. Mau?

Selang beberapa detik, Elio kembali menghadap gadis itu, ia melihat sudut bibir Shaula terangkat, saat jemarinya bergerak di atas benda pipih tersebut. Walaupun ada sebuah pertanyaan yang terlintas dalam benak Elio, tentang Shaula yang sedang berbalas pesan dengan siapa? Cowok itu menepisnya. Elio segera beranjak bangun dan keluar kelas.

Tentu saja untuk menghindar dari pertanyaan-pertanyaan Shaula. Yang sampai saat ini, belum ada jawabannya.

Shaula: Mau! Sore aja, gimana? Setelah gue pulang dari klub art. Keluar jam 16.00.

Yerikho: Hm. Nanti gue tunggu di dekat pos satpam sekolah.

Shaula mengangguk singkat membaca balasan dari Yerikho. Satu hal yang baru ia sadari, ternyata Elio sudah menghilang dari hadapannya. Itu membuat Shaula menggerutu dalam hati.

Selang beberapa detik kemudian, Elio masuk bersamaan dengan bel masuk berdering. Begitu juga dengan Larissa, yang heboh sendiri menceritakan soal Maramma padanya.

"Kenapa sih, Shaulaaa? Masa baru satu hari pacaran udah berantem aja. Kasian Maramma," Elio mendengar penuturan Larissa.

Shaula memilih untuk tidak menghiraukannya. Gadis itu membuka buku dan mulai mencatat apa yang diinterupsikan guru yang masuk barusan.

"Shaula pacar Maramma?" Elio menatap rambut bergelombang milik Shaula dari belakang.

***
Jam pelajaran selesai dan berganti dengan bel pulang sekolah. Banyak yang berbondong-bondong keluar melalui gerbang depan yang ramai, atau bahkan cepat-cepat menuju ruang ekstrakurikuler. Seperti yang dilakukan Shaula sekarang.

LEGIO [✔]Where stories live. Discover now