OXYGENA - O1

68.8K 6.8K 1.1K
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA, YA, MAKASIH <3

Tanpa sedikitpun rasa ragu, Lyvia mulai melangkahkan kakinya denga percaya diri usai pertandingan latihan singkat bola basket berakhir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa sedikitpun rasa ragu, Lyvia mulai melangkahkan kakinya denga percaya diri usai pertandingan latihan singkat bola basket berakhir. Tujuannya untuk menghampiri salah satu yang menarik pada kedua matanya, Alster Blais.

Dari sini, Lyvia dan tantangannya dimulai.

Lihat bagaimana dengan sangat menggoda, Alster meneguk minumnya hingga tandas. Keringat tidak tahu diri bahkan berseluncur mulus di kulit putih milik Alster. Mengabaikan keberadaan Lyvia yang sudah berada di sampingnya, walaupun sebenarnya lelaki itu tahu.

"Hey, Boy! Gue Lyvia, emm ..., Lyvia Josephine. Lo pasti tau siapa gue."

Baru kali ini senyuman pada paras cantiknya terabaikan. Malu. Namun Lyvia bukanlah sosok yang akan menyerah hanya karena diabaikan. Walaupun ini baru pertama kalinya.

Lyvia sangat berusaha agar bisa mendapatkan atensi dari Alster. Sampai beberapa kali berpindah tempat. Bahkan juga melambaikan telapak tangannya di depan wajah Alster. Tidak peduli dengan dirinya yang harus berjinjit agar sampai pada paras tampan itu.

Brengsek, batin Lyvia menahan kesal, walaupun bibirnya mengulum senyuman.

"Boy, do you hear me?"

Masih dengan mengabaikan keberadaan Lyvia, Alster memasukkan botol minumannya yang kosong ke dalam tas. Membawanya pada bahu, lalu beranjak dari sana. Meninggalkan Lyvia dengan mulut terngaga. Sungguh, Lyvia tidak percaya akan hal ini.

Bahkan sampai kepergiannya, Alster sama sekali tak melirik Lyvia. Pada sudut ekor mata meruncing itu pun tidak.

Di seberang sana, baik Ruth maupun Stevie sudah tertawa terpingkal. Itu satu-satunya kegagalan Lyvia mendekati seorang laki-laki. Sekilas Lyvia melirik ke arah keduanya, memberikan sorot mata tajamnya yang tentu tak dapat menghentikan tawa kedua sahabatnya, sial.

Pandangan Lyvia kembali mengarah pada Alster yang sudah perlahan berjalan menjauh. Lyvia bukanlah seorang penyabar, sungguh. "Alster Blais! I swear, I will kiss you, until you talk to me, jerk!"

Baru saja permulaan, namun sudah berhasil membuat Lyvia naik pitam. Bahkan darahnya mendidih.

Bukan hanya para siswa siswi yang berlalu lalang melewati lapangan saja yang menoleh ke arah Lyvia, namun juga guru olahraga. Bukannya berhenti marah, Lyvia semakin melemparkan beberapa umpatan lainnya. Sampai mengentak-entakkan kakinya kesal.

Tanpa Lyvia ketahui, sudut bibir Alster terangkat mendengar teriakan Lyvia. Mungkin nanti, ia akan menagihnya.

·̩̩̥͙*•̩̩͙•̩̩͙*˚ *•̩̩͙•̩̩͙·̩̩̥͙

OXYGENA [COMPLETED]Where stories live. Discover now