OXYGENA - 15

40.2K 3.2K 316
                                    

BACANYA JANGAN LOMPAT-LOMPAT, MANIS. KALIAN BUKAN KATAK, TAPI KESAYANGANKU HIYAK.

HEY VOTE SAMA KOMEN? MAKASIH LOVE U <3

Beberapa luka lebam telah menghiasi sisi wajah Noah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa luka lebam telah menghiasi sisi wajah Noah. Meringis serta memekik guna melampiaskan rasa sakit akibat terkena kompresan dari Lyvia. Malam hari gadis itu harus berada di rumah sahabatnya ini. Dengan persyaratan Noah harus memesankan Pizza.

"Diem dulu Noah!" seru Lyvia sembari menekan satu titik luka Noah. Pasalnya sedari tadi lelaki itu tak kunjung diam. Sedangkan Lyvia yang tak sabaran itu cepat marah.

"Sssshh ..., namanya juga sakit Lyv. Lo niat ngobatin gue nggak sih?" Noah sedikit menjauhkan wajahnya dari Lyvia.

Dilihatnya bibir merah muda itu maju beberapa senti. Kedua pandangannya menatap Noah dengan segala perasaan kesal. "Lo sih, dari tadi, sssh ..., ssssh, aduh, bego! Gituin gue masa. Lo juga nggak bisa diem Noah!" serunya bersungut.

Terdiam. Tak lagi menanggapi perkataan Lyvia, yang jika semakin dibalas akan timbul rentetan omelan dari bibir itu. Membiarkannya memasangkan hansaplast dengan tenang, kedua mata itu juga terfokus pada wajah Noah.

Telapak tangan Lyvia menepuk pelan pipi kanan Noah, bagaikan seorang ibu yang baru saja selesai mengobati anaknya. "Finally finished, Boy! Tembelan dikit kayak gini doang, nggak bikin tingkat kegantengan lo berkurang, kok."

Berkat perkataan jujur Lyvia, berhasil membuat Noah salah tingkah. Sampai harus menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nyengir juga lo," ujar Lyvia membuat Noah kembali memusatkan raut wajah datarnya. Yang tadi benar dengan sebuah cengiran, lalu luntur karena tertangkap basah oleh sahabatnya itu.

"Emang kalo dasarnya ganteng gini, susah sih, Lyv." Segala rasa percaya diri itu terkumpul penuh pada diri Noah, membuat lelaki itu sampai harus mengumbar pesonanya dengan menyisir rambut ke belakang. Tentu malah membuat Lyvia bergidik ngeri.

"Dih, serah lo Noah! Ini mana, kok Pizza gue belum juga dateng, sih! Lo bener 'kan kasih alamatnya?" Lyvia berdiri dari duduknya. Langkah kaki terlihat sedikit kesal itu, membawanya untuk membuang sampah yang terletak pada sudut dapur.

Bersantai sembari menyandarkan punggung pada sofa, membiarkan Lyvia yang sedari tadi tak berhenti menggerutu. Jika di kedua telinga Noah, itu bagaikan radio yang harus segera dibawa ke tukang servis. Bunyinya sudah tidak jelas, bahkan parahnya bisa merusak gendang telinga.

"Tunggu aja, sabar dong, Princess," katanya seraya memejamkan mata. Kedua tangannya bertumpu di belakang kepala. Oh, Noah sepertinya tak merasa kelaparan seperti Lyvia.

"Kenal gue berapa hari sih lo? Gue orang yang paling nggak bisa buat sab—"

Baru saja Noah teringat akan sesuatu, melupakan hal penting yang seharusnya ia dulukan. Segera lelaki itu bangkit dari posisi ternyamannya. "Bibir lo tadi juga berdarah, udah diobatin belum?"

OXYGENA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang