OXYGENA - 18

30.8K 2.5K 185
                                    

FOLLOW, VOTE DAN KOMENTARNYA? MAKASIH <3

FOLLOW, VOTE DAN KOMENTARNYA? MAKASIH <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hati meminta untuk menetap. Walaupun tak ada sama sekali kata tunggu yang keluar dari dalam mulut Alster. Tapi keyakinan itu selalu mendominasi diri Lyvia. Bahkan sedari tadi tak mengizinkan siapapun masuk ke dalam toilet, beralasan dalam masa perbaikan, konyol.

Ditatapnya pantulan diri dalam kaca. Penampilannya cukup kacau, dengan seragam atas yang sedikit basah berkat jejak percikan susu cokelat. Bahkan juga kusut. Serta rambut panjangnya yang sedikit terlihat berantakan.

"Sialan nih Chester. Nyesel gue kemarin dengerin dia cerita." Lyvia tampak sedikit merapikan rambutnya. Lalu kembali mengembangkan senyum. "Perfect!"

Sungguh sebuah penantian yang sia-sia. Awalnya berharap Alster akan kembali dengan segala rasa percaya dirinya. Tapi sudah sampai beberapa menit lelaki itu tak kunjung terlihat juga batang hidung mancungnya.

Mungkinkah Lyvia salah mengartikannya? Alster hanya meninggalkan untuk membersihkan diri saja. Tidak berniat untuk melakukan 'itu' di dalam sini? Bahkan tepukan pada jidat masih belum menyadarkan kebodohan Lyvia.

"Bego banget gue nungguin Als." Tampak sekali wajahnya menahan kesal. Entah harapannya yang menyuruh menetap menunggu sosok tinggi itu, atau hanya ingin sekedar menggoda Alster lebih lama lagi. Yang jelas favorit Lyvia adalah menarik perhatian dari lelaki itu.

Saat setelah membiarkan penampilan kacaunya karena tak membawa jaket atau semacamnya, membuat Lyvia hanya membuka dua kancing teratasnya. Lalu sedikit ia lipat keluar agar bercak cokelat itu tak terlalu ketara.

Langkah kakinya sudah akan beranjak. Tapi kedua gendang telinga yang menangkap pergerakan kaki tergesa-gesa dari luar itu membuat senyumannya mengembang. Lantas membatalkan untuk keluar, malah mendudukkan dirinya santai pada keramik tepi wastafel.

"I guess ..., it's you!" Tepat pada kata terakhirnya, sosok yang sedari tadi ia tunggu kini datang. Dalam kondisi dada yang naik turun. Tampak sekali keringat sudah mengucur dari pelipisnya.

"Ugh! My Boy? Gue udah tau, lo bakalan balik lagi buat gue."

Terlihat Alster mengunci pintu dari dalam. Oh, Lyvia sudah tahu. Jelas sekali Alster menahan nafsunya bukan? Semakin membuat Lyvia tersenyum menang saja, Alster sepertinya terikat penuh padanya.

Alster berjalan mendekat, sampai pada berdiri tepat di depan Lyvia. Pandangannya jatuh pada seragam atas Lyvia yang baru diketahuinya, gadis nakal itu sudah membuka dua kancing seragam. "Lepas baju lo."

Tepat ternyata dugaan Lyvia, Alster menginginkannya. Bukankah seharusnya lelaki itu langsung mengatakan pada intinya? Lalu berlari tergesa-gesa tadi, Lyvia pastikan Alster membeli pengaman? Atau malah sudah menyiapkan di dalam tasnya?

"Yea, nggak sabaran banget sih lo."

Dibukanya satu per satu kancing yang tersisa, menyisakan bra berwarna krem yang terpampang dengan sangat jelas. Setelah itu Lyvia sudah akan menurunkan rok pendeknya, tapi pergerakan tangan itu tertahan oleh Alster yang menaruh hoodie dengan ukuran besar di pangkuan Lyvia, membuat gadis itu ternganga.

OXYGENA [COMPLETED]Where stories live. Discover now