OXYGENA - 12

43.7K 3.5K 261
                                    

HEY, MAKASIH BUAT YANG MASIH STAY DI SINI, LOVE YOU <3

.

Oiya, sebelum masuk ke cerita, aku mau sedikit ngasih peringatan yang pastinya udah sering banget kalian liat di setiap cerita. Lagi, aku tegasin, JANGAN PLAGIAT!

Kecewa sekaligus sedih banget, karena ternyata salah satu dari pembacaku ada yang plagiat ceritaku ini. It's okay kalo semisal dia jadiin inspirasi. Tapi ini nggak, dia bener-bener copas ceritaku. Mungkin beberapa dari kalian ada yang tau. Semoga setelah ini nggak terjadi lagi.

Aku sendiri baru tau setelah up di chapter 11, anyways makasih banget sama kalian yang udah kasih tau aku.

Sebelumnya aku nggak mau ngungkit, tapi ini udah keterlaluan. Lebih lagi nggak ada penjelasan atau respon apapun setelah aku DM orangnya. Aku mikir ide cerita, bukan cuma satu atau dua jam aja. Itu pun nggak gampang. So, please ... stop buat plagiat!

Mikir nama karakter juga aku nggak asal-asalan. Dapet nama, udah. No, Dear, itu susah. Dan tinggal copas aja? It hurts me.

Ada batas dimana orang harus sabar dan cuma diem, tapi kalo udah lewat batasnya, silence is no longer the way out.

Soal dialog bahasa Inggris, kalian ada kesulitan? Aku udah usahain pake yang mudah banget buat dimengerti, karena aku juga masih belajar. Ada google translate juga 'kan? Ini pake (sedikit) budaya barat, dan masih berlatar belakang di Indonesia kalo kalian lupa.

Maaf kalo ini bikin jadi kurang nyaman dan makasih udah mau baca, juga ngertiin posisiku, love you, Dear <3

Sepulang dari membeli beberapa keperluan, serta sedikit bumbu drama kemarahan Lyvia pada saat beberapa gadis kagum menatap Alster, kini mansion luas menjadi tempat keduanya untuk berteduh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepulang dari membeli beberapa keperluan, serta sedikit bumbu drama kemarahan Lyvia pada saat beberapa gadis kagum menatap Alster, kini mansion luas menjadi tempat keduanya untuk berteduh. Derasnya hujan tiba-tiba menyapa, saat mereka dalam perjalanan pulang setelah dari restoran.

Setiap rintiknya membawa hawa dingin sampai menusuk ke tulang. Sampai pada keputusan, dimana Lyvia akan menginap di mansion milik Alster ini.

Oh, bukan hujan yang menjadi alasan besar dibalik keputusan Lyvia untuk menginap. Tapi karena Maminya tak akan pulang, lagi. Tentu karena pekerjaannya. Bahkan Wren juga memutuskan untuk menginap di apartemen Wylan, kekasihnya.

Jadilah Alster mengantar gadis itu untuk mengambil beberapa perlengkapan serta seragam sekolah, lalu berakhir di sini. Awalnya Alster dengan segala kekhawatirannya memikirkan kemungkinan terburuk Lyvia sendirian di rumah, membuatnya mengatakan bahwa Lyvia harus tidur bersama di mansion-nya malam ini. Perkataan Alster seolah tak memberikan celah bagi Lyvia untuk menuai protes, hanya menyetujui keputusan itu.

OXYGENA [COMPLETED]Where stories live. Discover now