OXYGENA - 31

26.3K 2.6K 658
                                    

JANGAN LUPA UNTUK TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR DAN VOTE, YA, SWEETIE, THX U <3

Senyuman hangat pertama kali menyambut Lyvia yang baru saja keluar dari dalam toilet, setelah berganti dengan penyerap cairan merah datang bulan yang baru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyuman hangat pertama kali menyambut Lyvia yang baru saja keluar dari dalam toilet, setelah berganti dengan penyerap cairan merah datang bulan yang baru. Sedangkan pada pinggangnya melilit hoodie milik Alster, menutupi bercak merah yang sudah tercetak jelas di rok sekolah miliknya.

Untuk permasalahan yang satu ini, Alster panik dengan mengambil hoodie, serta membelikan pembalut baru untuk Lyvia. Bak seorang suami yang selalu siaga untuk istrinya. Sedangkan Lyvia sendiri, masih menahan rasa malunya.

"Thanks, Als. Maaf gue jadi ngerepotin lo."

Tangan kanan Alster terulur guna sedikit mengusak ujung rambut Lyvia. Alster menggeleng. "Anything for you."

Rasanya perut bagian bawah Lyvia tak bisa tenang. Padahal ini beberapa harinya, sudah akan selesai. Bahkan Lyvia memikirkan bahwa ini hari terakhirnya. Tapi rasa sakit itu masih menetap. Membuat Lyvia sampai harus meringis. Dismenore yang Lyvia rasakan tak membiarkan gadis itu berada dalam mood yang baik.

Kedua mata Lyvia memejam erat sembari memegang perutnya. Kali ini begitu nyeri. "Uh ...."

Alster menatap raut wajah Lyvia dengan cemas yang ketara. Terlebih lagi bibir itu tampak pucat. "It hurts?"

Dapat Alster lihat Lyvia mengangguk samar. Seharusnya tak akan sesakit itu, tapi beberapa perempuan memang ada yang merasakan nyeri luar biasa. Mungkin Lyvia salah satunya.

Saat Alster memposisikan dirinya sudah akan menggendong Lyvia, gadis itu menggeleng keras. "It's okay, Als. Gue masih kuat buat jalan sendiri. Yang sakit itu perut, bukan kaki."

Lihat? Keras kepala seorang Lyvia kembali lagi. Memang seperti kesatuan, apalagi soal marahnya, gadis itu sungguh penuh rasa tak sabaran. Untungnya mengenal Alster dan Noah, dua lelaki itu bagaikan air yang melarutkan api.

Jari-jari Alster menelusup pada milik Lyvia, berada di sela-selanya untuk saling bertaut. Membuat rasa hangat menjalar memenuhi diri Lyvia yang kini menatap Alster dengan sedikit mendongak. "Tangan lo nggak ada sihirnya."

"But it can make you a little better, right?" Lyvia mengangguk, pasalnya memang benar hanya sentuhan sederhana dari genggaman hangat telapak tangan Alster, bisa membuatnya membaik.

Seperti halnya dengan obat yang tak bisa ditemukan pada setiap penjuru dunia. Tapi Alster, memberikannya pada Lyvia, ketenangan dan rasa nyaman.

"Ayo," ajak Alster sudah akan melangkahkan kakinya, namun ditahan oleh Lyvia.

"Kita mau kemana, Als?"

OXYGENA [COMPLETED]Where stories live. Discover now