OXYGENA - 37

22.4K 2K 186
                                    

Ruangan privasi luas yang memang sengaja sudah disewa oleh Wylan, kini telah dipenuhi riuh ramai oleh lautan manusia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan privasi luas yang memang sengaja sudah disewa oleh Wylan, kini telah dipenuhi riuh ramai oleh lautan manusia. Terlebih lagi pada beberapa menit barusan, di luar dugaan, Wylan menyematkan cincin pada jari manis Wren, di hadapan banyak orang.

Tentu keterkejutan tak hanya berhenti pada Wren saja, tapi juga Lyvia yang tak membayangkan Kakaknya akan bertunangan dengan Wylan malam ini juga. Niat yang awalnya hanya sekedar peresmian diangkatnya Wylan untuk mengurus perusahaan Papinya, kali ini lebih diramaikan dengan berita tak terduga itu.

Kali ini Morana disibukkan berbincang dengan kedua orang tua Wylan pada sudut meja yang terlihat begitu nyaman. Tentu bagi Morana, ini kabar yang begitu menggembirakan. Sama halnya dengan kedua orang tua Wylan yang tak menyangka dengan keputusan anaknya untuk menyematkan cincin pada jari Wren di depan semua orang.

"Gue yang tunangan, kenapa lo yang nyengir?" Seketika perkataan Wren membuahkan raut masam pada wajah Lyvia. Sialan sekali Kakaknya itu.

"Terserah gue dong, orang lagi pengen aja. Anyways, selamat nih, ya." Sungguh Lyvia tulus mengucapkannya, walaupun raut wajah itu masih menjengkelkan.

Wren tampak mencebikkan bibirnya. "Ck, gitu doang?"

"Terus, lo maunya gue gimana? Ucapin selamat sambil salto? Jangan gila, deh." Lyvia memutar bola matanya jengah, lalu tatapannya beralih pada Wylan. "Dan lo, Wylan. Jangan sakitin Wren, atau ..., 'itu' lo gue potong!"

Bukan hanya Wylan saja yang susah menelan salivanya, tapi juga Alster. Sudah lama tak bertemu dengan Lyvia, dan sekalinya bertemu Wylan harus mendapatkan ancaman mengerikan, membuat Wylan sampai harus menggeleng keras. "I love her, Lyv. Nggak bakalan gue sakitin Wren. Kecuali di ranjang, gue nggak janji bisa pelan kalo itu."

Berkat perkataan dari Wylan, Wren jadi membulatkan kedua bola matanya. Tak enak dengan ucapan frontal Wylan di hadapan Lyvia dan Alster.

Sebuah bogem mentah penuh tenaga, Lyvia layangkan tepat mengenai perut milik Wylan. "Fuck off!"

Memang tampang Wylan seperti lelaki brengsek yang seringkali Lyvia temui, tapi sebenarnya Wylan bukan seperti itu, justru lelaki itu sangat baik. Hanya saja Lyvia sudah lama tak bertemu, membuat gadis itu ingin memojokkan Wylan.

Bukannya marah, Wylan justru terkekeh sembari beberapa kali menepuk ujung rambut Lyvia. Mengundang tatapan ingin membunuh dari gadis itu. "Apa lo?!"

Beberapa kali Wylan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo kapan tumbuh tingginya? Segitu mulu perasaan gue, Lyv."

"Perasaan lo aja yang buta, liat tuh pake mata. Nih, gue udah nambah sekitar ... berapa senti, ya? Lupa, deh, intinya nambah."

OXYGENA [COMPLETED]Where stories live. Discover now