OXYGENA - 32

25.4K 2.4K 413
                                    

Selepas selesai dengan makanannya, di tambah lagi setiap perkataan yang terlontar dari bibir Alster membuat Lyvia merasa perutnya penuh, ia sangat kenyang

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Selepas selesai dengan makanannya, di tambah lagi setiap perkataan yang terlontar dari bibir Alster membuat Lyvia merasa perutnya penuh, ia sangat kenyang. Mungkin lebih tepatnya, kenyang yang menyenangkan.

Sudah Lyvia duga sebelumnya saat Alster mengantarkannya untuk kembali ke kelas. Bukannya dibolehkan untuk masuk, justru disuruh menemui guru pengajar dalam ruangannya. Lyvia tak tahu apa pun yang dibicarakan oleh Mr. Zaire di dalam ruangannya bersama Alster.

Jelasnya bahwa Alster hanya menyuruh Lyvia menunggu di luar, biarkan lelaki itu yang menyelesaikan urusan ini, katanya seperti itu.

Sesaat kemudian Alster keluar dari dalam sana, disertai senyuman hangat yang seketika menepis segala kekhawatiran Lyvia untuk sesaat. Takut-takut akan mendapatkan hukuman.

"Mr. Zaire, bilang apa aja sama lo? Marah, nggak? Terus ..., ngasih hukuman, nggak?" Rantetan pertanyaan dari Lyvia tak mendapatkan tanggapan apapun dari Alster, hanya sebuah genggaman tangan.

Setiap langkah, Lyvia selalu mengoceh tanpa henti. Menanyakan banyak hal, sampai-sampai Alster menyuruh Lyvia untuk terduduk di salah satu bangku pada koridor. Sedangkan tak lama kemudian Alster kembali, dengan membawa tas miliknya dan juga milik Lyvia.

Lyvia berdiri dari duduknya, menatap Alster masih dengan raut penuh tanda tanya. "Mau ngapain, sampai bawa-bawa tas lo, sama tas gue segala? Terus, itu tadi, lo izin apa?"

"Mr. Zaire nyuruh lo pulang," katanya membuat Lyvia menatap tak percaya. Semudah itu Mr. Zaire menyuruh untuk pulang. "Sama gue," lanjutnya.

"Hah? Kok bisa? Emang dia nggak marah, kalo kita telat masuk kelas? Lo emang bilang apa sama Mr. Zaire?" Rasa-rasanya Lyvia tak cukup puas dengan jawaban yang diberikan oleh Alster.

"My Girlfriend need more rest. Sebelum dismenore-nya bikin tambah bawel," katanya sembari mengusak ujung rambut milik Lyvia, membuat gadis itu memajukan bibirnya beberapa senti.

Sebenarnya Lyvia kesal setengah mati, jika ada orang yang berani mengacak-acak rambut yang sudah dalam beberapa jam ia perbaiki. Tapi jika itu Alster, Lyvia membolehkannya. Sedangkan Noah, walaupun dilarang juga akan tetap melakukannya, berakhir dengan Lyvia yang hanya bisa pasrah.

Sebelah alis Lyvia terangkat, serta sekuat tenaga menyembunyikan senyumnya malu-malu. "Girlfriend? Why did you lie?"

Kembali Alster menautkan jemarinya pada milik Lyvia. Mengangkatnya sampai pada bibir itu mendarat kecupan singkat pada punggung tangan Lyvia, menimbulkan gelenyar aneh dalam diri gadis itu. Bahkan sakitnya dismenore sudah tak terlalu terasa.

OXYGENA [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora