OXYGENA - O4

53.5K 4.8K 257
                                    

FOLLOW, VOTE DAN KOMENTARNYA OKAY, LOVE U <3

FOLLOW, VOTE DAN KOMENTARNYA OKAY, LOVE U <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih dalam beberapa waktu saling menatap. Mengabaikan bunyi dentuman keras musik yang semakin riuh. Baik Alster maupun Lyvia, keduanya sama-sama abai, bahkan menulikan pendengarannya. La Madxric Travless, malam ini menjadi dunia Alster dan Lyvia.

Terdiam berada di posisi yang sama. Tenggelam dalam kerumunan orang. Alster sengaja membiarkan situasi seperti ini, sedangkan Lyvia masih beradu argumennya sendiri dalam benak.

Kewarasan Lyvia masih belum kembali. Hanya sedikit tersihir oleh paras tampan serta suara berat milik Alster. Selebihnya, gadis itu masih dalam pengaruh alkohol. Lihat saja senyuman bagaikan orang aneh itu kembali mengembang.

"Als, tell me, gimana rasanya ciuman?"

Kening Alster berkerut bingung. Percuma saja Lyvia menyandang gelar penakluk banyak laki-laki, kalau gadis di depannya ini saja masih belum pernah sekalipun merasakan ciuman.

Mengetahui hal itu membuat Alster tersenyum puas. "Want to try it?"

"With you? Dua puluh tiga itu, Als?" Lyvia terkekeh, ia benar-benar tidak waras malam ini. Pikirannya tak bisa terkontrol dengan baik.

Mungkin jika Alster tidak berada di sini sekarang, Lyvia akan berakhir dengan laki-laki yang memiliki tatapan lapar saat kali pertama Lyvia masuk ke dalam club ini. Mungkinkah Lyvia harus berterima kasih kepada Alster, karena telah menyempatkan waktu untuk menemaninya di sini.

Alster mengedikkan bahunya samar. Telapak tangan yang masih berada di pipi Lyvia ia gerakkan, mengelus lembut paras cantik gadis itu.

Kedua tangan Lyvia juga semakin mengalung indah di leher Alster. Kakinya sedikit berjinjit agar sampai melihat dengan jelas wajah Alster yang hanya terkena sedikit pancaran sinar gemerlap lampu kelab. Sial. Lyvia masih tidak bisa dengan jelas melihat rahang tegas, juga betapa sempurnanya pahatan itu.

Entah dorongan darimana, tangan yang semula nyaman melingkar di leher Alster, kini satu tangannya beralih. Jari telunjuknya mulai bergerak perlahan, menelusuri setiap titik pada wajah Alster. "Perfect."

Lihatlah bagaimana Alster hanya mendiamkan Lyvia. Membiarkan gadis itu meracau tidak jelas dengan bibirnya yang selalu mengembangkan senyuman aneh.

Setelah melewati berbagai macam pergelutan batin, Lyvia memutuskan suatu hal yang mungkin nantinya akan ia sesali saat sudah sadar, tak lagi dalam pengaruh alkohol. Memutus segala aturan yang telah ia buat sendiri, bahwa ia hanya akan memberikan bibirnya pada seorang lelaki yang nantinya menduduki tahta tertinggi hatinya.

"Kiss me, Als. Gue mau coba bibir lo."

Bagus, itulah yang Alster tunggu. Dengan wajah memelas Lyvia memintanya tanpa paksaan apapun. Oh, lihatlah Lyvia Josephine, memohon untuk dicium. Untuk kali pertamanya, Lyvia memohon, terlebih lagi kepada seorang laki-laki.

OXYGENA [COMPLETED]Where stories live. Discover now