BAB 12: GOSIP

526 45 0
                                    

Ifa
knp?

Dara
lo baru buka hp apa gimana?

Ifa
iya
knp?

Dara
coba lo buka ig lambe turah sklh

Tanpa membalas pesan dari Dara. Aku membuka instagram lambe turah sekolah dengan was-was. Pikiran ku dipenuhi dengan kemungkinan yang mungkin benar.

Tangan ku tiba-tiba menjadi dingin bahkan gemetar saat membaca satu persatu komentar pada postingan delapan jam tersebut. Mematikan hp adalah pilihan ku sekarang. Mungkin dengan tak membaca dan bersikap bodoamat akan lebih baik.

Komentar-komentar tersebut tak ada satupun yang benar. Mereka menyalahkan ku seolah-olah memang aku yang salah. Salah? Apa yang salah di mata mereka?

Mereka berspekulasi tentang ku seolah-olah itu benar. Salah satu komentar yang ku baca tadi seperti,

'Pasti pansos secara cowoknya kan terkenal'

'caper'

'itu dia kasih apa ya ke cowoknya? sampai mukul² kyk gitu aja Edgar diam aja'

Aku menggeleng untuk berhenti memikirkan komentar-komentar tersebut. Melentangkan tubuh ku di atas kasur lalu menutup mata ku.

□□□○□□□

"IFA, BANGUN!!"

Suara gedoran dan teriakan di pagi hari yang dilakukan oleh Mama membuat ku membuka mata ku ngantuk. Berpikir akan tertidur saat menutup mata tadi malam namun nyatanya tidak. Aku sama sekali tak bisa tidur. Dan baru subuh tadi aku terlelap namun tak begitu lama terbangun karena teriakan dan gedoran dari Mama.

"IFA, BANGUN MAMA BILANG!!"

"IYA," jawab ku agar Mama berhenti.

Dengan terpaksa aku bangun dari tidur ku. Karena jika tidak mungkin dua menit lagi Mama akan kembali berteriak dan menggedor pintu.

Selesai bersiap-siap aku keluar dari kamar dan berpamitan pada Mama. Mama sempat menyuruh ku untuk makan terlebih dahulu namun aku beralasan akan makan di kantin saja.

Sesampainya di sekolah tak akan mudah berjalan di koridor saat kita dijadikan bahan gosip mereka-mereka sekarang. Bahkan banyak siswi yang membicarakan ku dengan terang-terangan. Aku menghela napas kasar. Mungkin akan lebih baik diam dan membiarkan apa yang terjadi.

Marah? Sedih? Tentu. Aku ingin mengeluarkan semua umpatan untuk mereka. Namun jika itu terjadi semuanya akan lebih sulit lagi. Bagaimana pun juga untuk sekarang lebih baik adalah diam dan membiarkan.

Tak menunduk dan tak juga angkat dagu. Berjalan biasa seperti tak ada yang terjadi itu pilihan ku. Aku akan langsung pergi ke rooftop untuk tidur di sana. Mungkin ada beberapa orang tapi tak sebanyak di kelas.

□□□○□□□

Aku membuka mata ku menyesuikan cahaya yang masuk ke retina mata ku. Mendapati Edgar yang berada di depan ku membuat ku langsung mendudukan tubuh ku. Alhasil pusing langsung meyerang kepala ku.

"Kenapa? Pusing? Makanya baru juga bangun," kata Edgar tapi tak ku hiraukan.

Bagaimana bisa Edgar ada di sini? Lalu, kenapa paha Edgar bisa ku jadikan bantalan saat tidur? Pertanyaan demi pertanyaan yang hinggap di kepala ku tak satu pun bisa ku jawab.

Aku melihat kesekitar rooftop. Tak ada siapa pun terkecuali aku dan Edgar.

"Ngapain?" tanya ku.

"Temanin lo tidur!"

"Udah gue bulang jangan begadang," lanjutnya.

Setelah merasa pusing ku hilang aku berdiri dari duduk ku berniat untuk pergi dari sana.

"Kemana?"

"Kelas."

"Gue udah susah-susah ngusir mereka."

Aku mengerutkan dahi ku. Pantas saja hanya ada aku dan Edgar ternyata Edgar mengusir mereka yang tadi ada di rooftop. Tapi tunggu, jika itu terjadi maka gosip yang seharusnya sedikit berkurang kini malah bertambah.

Aku kembali duduk di kursi. "Kenapa lo kesini?" tanya ku melirik ke arahnya.

"Lo gak ada di kelas."

"Lo tau ..." perkataan ku terhenti saat ingin menberi tau berita tentang aku dan-nya. Sepertinya percuma karena Edgar tak akan peduli tentang semua beritanya.

"Kenapa?" tanya Edgar yang hanya ku balas dengan gelengan.

FANI : He's Edgar ErzantaraKde žijí příběhy. Začni objevovat