BAB 35: KITA

288 23 0
                                    

"Fa, dipanggil Edgar suruh ke UKS!!" kata seorang cewek yang menghampiri ku dan Dara yang berjalan di koridor.

"Dia kenapa?" tanya ku.

"Gak tau, dia cuman minta gue kasih tau lo buat lo ke UKS."

"Ohh ... Yaudah."

"Gue duluan," katanya lalu berlalu.

"Fa, gue ke kelas ya!!" kata Dara yang membuat ku melihat ke arahnya.

"Mau ngapain?"

"Lo mau ke UKS kan?"

"Sama lo lah."

"Gak mau gue, gue duluan bye," kata Dara dengan berjalan meninggalkan ku.

Aku berdecak dan mau tak mau pergi sendiri ke uks. Saat memasuki ruang uks hanya kesunyian yang ku dapatkan.

"Cari siapa?" kata seorang cewek petugas PMR.

Sedikit kaget saat tiba-tiba mendengar suaranya namun dengan cepat aku menormalkan ekpresi ku.

"Ada Edgar?"

"Ohh ... Itu di kasur paling ujung."

Aku mengangguk dan tak lupa untuk berterimakasih sebelum melangkah menghampiri Edgar. Membuka tirai yang tertutup aku langsung mendapati Edgar dengan wajah damainya. Edgar tertidur membuat ku dengan pelan masuk agar tak membangunkannya.

Namun saat aku duduk di kursi samping kasur, Edgar membuka matanya lalu melihat ke arah ku.

"Lama."

"Baru dikasih tau."

"Mau gue tonjok-in cewek yang lama ngasih tau lo?"

"Apasih Gar, gak lucu!"

Edgar diam dengan menatap ku dalam membuat ku tiba-tiba gugup tanpa tau harus berbuat apa.

"A-apa?"

"Apa?" tanyanya balik.

"Lo manggil gue kesini mau ngapain?"

"Tidur."

"Ya ... Tidur aja."

"Pinjam tangan lo!!"

Aku mengerutkan dahi ku binggung. "Mau ngapain."

"Pinjam doang gak gue putusin."

"Gaje," kata ku dengan menadahkan tangan ku pada Edgar.

Edgar dengan santainya meletakan tangannya di atas tangan ku lalu menggenggamnya.

"Gue mau tidur."

Setelah mengatakan hal tersebut Edgar memejamkan matanya dengan tangan ku yang di genggamnya dan diletakan di samping tubuhnya. Dan satu tangannya lagi dia letakan di belakang kepalanya

Untuk beberapa menit aku terpaku dengan mata ku melihat wajah Edgar. Tanpa ku sadari sebuah senyum terbit di wajah ku saat mengingat-ingat kejadian bersama Edgar. Tak pernah ku sangka bahkan terbayang akan sedekat ini dengannya.

Merasa capek, aku memutuskan untuk menelungkupkan kepala ku di atas kasur, memutuskan untuk ikut tidur menyusul Edgar.

□□□○□□□

Aku membuka mata ku perlahan membiasakan cahaya yang masuk ke retina mata ku. Melirik ke arah samping, dimana aku dan Edgar bertukar posisi. Bagaimana bisa?

Aku melihat Edgar yang masih tertidur nyenyak. Dengan wajahnya yang mengarah ke samping membuat ku bisa melihat wajahnya langsung. Aku tersenyum lalu mendudukan tubuh ku.

Tersadar, aku mengambil hp ku yang berada di saku rok dan melihat jam. Jam 12.30, istirahat ke-dua. Aku menghela napas pasrah, tiga jam pelajaran aku bolos.

Aku melirik ke arah Edgar yang baru saja membuka matanya lalu menegakan tubuhnya.

"Udah bangun?" tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.

Aku mengangguk. "Iya."

"Kenapa gak bangunin gue waktu bel masuk?" tanya ku sedikit kesal padanya.

"Gue mindahin lo ke kasur aja lo gak ke usik sama sekali."

"Tapikan bisa lo ngebangunin gue!!"

"Gue gak mau gamggu lo tidur, makanya gue biarin."

Aku menghela napas pasrah, percuma berdebat dengan Edgar ingin supaya dia mengerti.

"Mau ke kelas sekarang?" tanya Edgar.

"Iya," jawab ku dengan turun dari kasur dan pergi begitu saja.

Aku berjalan menuju kelas untuk menghampiri Dara, siapa tau dia berada di kelas sekarang. Memasuki kelas dan tak mendapati Dara membuat kembali keluar dari kelas untuk mencarinya. Tujuan ku sekarang adalah kantin namun baru beberapa langkah aku melihat Dara yang berjalan menghampiri ku.

"Habis dari mana lo?" cecar Dara setelah berada di depan ku.

"Ketiduran gue di uks," jawab ku dengan menggaruk tengkuk ku yang tak gatal.

"Kantin yu lapar gue!!" kata ku yang diangguki Dara.

Aku dan Dara berjalan beriringan menuju kantin. Namun di tengah jalan Edgar tiba-tiba berhenti di depan ku. Aku berdecak mencari jalan samping agar melewatinya. Tapi Edgar juga mengikuti langkah ku membuat ku berdecak kesal.

"Apasih?!!"

"Lo mau kita kaya gini terus?"

FANI : He's Edgar ErzantaraWhere stories live. Discover now