BAB 36: KHAWATIR

199 18 4
                                    

Aku kembali melirik ke arah samping dimana meja tersebut kosong. Iya, sudah empat jam pelajaran tapi Edgar masih belum kelihatan batang hidungnya.

Sampai pada jam ke 6 aku sama sekali tak melihatnya. Ku kira dia membolos namun saat aku menunggu sampai bel istirahat berbunyi pikiran ku jadi ragu akan hal tersebut.

Apa Edgar memang tak sekolah? Atau memang bolos tapi seharian? berbagai pertanyaan-pertanyaan berputar di kepala ku.

"Cari Edgar Fa?" tanya Dara.

Aku menghadapkan tubuh ku ke arah belakang lalu menggeleng. "Gak kok sok tau."

"Iya deh sok tau."

Aku akhirnya memutuskan untuk berdiri dan keluar kelas. Tak memperdulikan Dara yang berteriak-teriak memanggil nama ku. Duduk dengan gelisah memang tak akan membuat tenang.

Aku berjalan mengitari setiap kelas berharap melihat Edgar nantinya. Bahkan aku pergi ke kantin hanya untuk memastikan dia disana atau tidak. Terakhir aku berjalan ke arah rooftop berharap Edgar disana.

Aku menghela napas saat tak mendapati Edgar sama sekali di rooftop. Memilih duduk di salah satu kursi disana. aku mengambil hp ku yang berada di saku rok ku. Memencet room chat bersama Edgar yang kosong, aku ragu untuk bertanya dia dimana. alhasil aku hanya bisa memandangi namanya tanpa berani mengetik.

Mematikan hp ku tanpa keluar dari aplikasi pesan. Aku meletakannya di samping ku lalu melamun. Kemana Edgar? Apa dia tak akan memberi tau ku dia kemana? Aku meringis, memangnya siapa aku meminta untuk dia mengabari ku.

Pikiran ku tiba-tiba melayang pada kejadian semalam. Dimana Edgar mengatakan aku mau kita seperti apa? Namun saat aku bertanyan maksudnya Edgar malah menarik perkataannya.

Setelah hal tersebut terjadi, saat bel masuk kelas berbunyi Edgar masuk ke dalam kelas dan langsung mengambil tas nya lalu kembali pergi. Saat bersitatap dengan ku, Edgar langsung mengalihkan tatapannya membuat ku berpikir keras ada apa dengannya.

Aku menghela napas lalu teringat Edgar yang sering berteman dengan cewek yang bernama Zefara dan dua orang cowok yang tak ku ketahui namanya. Apa sekarang Edgar bersama mereka?

Aku berdiri dari duduk ku, tujuan ku sekarang adalah mencari tiga orang tersebut untuk melihat mereka apakah bersama Edgar. Kembali berjalan mengitari kelas untuk menemukan mereka. Aku kembali berhenti saat mendapati mereka hanya bertiga.

Tubuh ku tiba-tiba lemas saat bingung mau mencari Edgar kemana. Apa yang terjadi pada Edgar? Apa dia marah pada ku? Tapi, apa yang membuatnya marah pada ku? Apa aku berbuat kesalahan padanya? Lalu, apa yang membuatnya pergi begitu saja saat jam pelajaran masih berlangsung?

Berbagai pertanyaan kembali membuat ku berpikir keras. Aku hanya ingin melihatnya, aku hanya ingin memastikan jika dia baik-baik saja. Hanya itu. Meski tanpa disapa olehnya sekali pun seperti kemarin, aku tidak masalah asal melihatnya baik-baik saja itu lebih dari cukup.

Suara dering ponsel ku tiba-tiba berbunyi membuat ku langsung mengambil benda pipih itu yang berada di saku rok ku. Berharap si penelepon adalah orang yang sekarang ku pikirkan namun setelah melihat layar hp aku mendesah kecewa.

Aku menghela napas pelan, telepon tersebut dari Farel mungkin kah dia akan memberitau ku tentang Edgar? Dengan cepat aku langsung mengangkat telepon tersebut lalu terdengar suara Farel yang memanggil ku.

"Fan!! Lo bisa kesini?" katanya seperti terburu-buru.

"Kemana? Kenapa emang?" tanya ku berusaha tenang.

"Edgar di apart gue, dia habis berantem gak mau diobatin!"

"Hah? Dimana?"

"Bentar gue serlok."

Aku mengangguk meskipun tak dilihat oleh Farel. "Iya," jawab ku lalu mematikan sambungan sepihak.

Aku berjalan ke arah kelas ku. Berjalan masuk menghampiri Dara. "Dar, nitip absen ya bilangin gue izin," kata ku pada Dara dengan sibuk memasukan barang-barang ku ke dalam tas lalu berjalan ke arah loker ku untuk menyimpannya disana.


"Izinin apa?" tanya Dara menghampiri ku.

"Terserah aja izin apaan."

"Hah? Ngaco, izinin apa dulu, emang lo mau kemana?"

"Nanti gue ceritain, ya!! Bye."

Tanpa mendengar jawaban dari Dara lagi aku berlalu keluar dari kelas. Melihat layar ponsel untuk melihat lokasi yang Farel kirim pada ku. Setelah mendapatkannya aku kembali memasukan ponsel ku ke dalam saku rok.

Menuruni tangga terburu-buru lalu berjalan ke arah parkir dan melajukan motor ku dengan cepat. Untungnya satpam yang berjaga di gerbang sekolah tak ada dan gerbang tersebut terbuka sedikit membuat ku dengan mudah keluar.

FANI : He's Edgar ErzantaraWhere stories live. Discover now