BAB 29: FAKTA?

236 23 1
                                    

"Mau makan apa?" tanya Edgar saat aku baru saja duduk di depan Dara.

"Sama kaya Dara," jawab ku dengan melirik makanan Dara.

"Yaudah gue pesanin dulu," kata Edgar lalu berlalu.

"Dasar HTS," kata Dara disela suapannya.

"Cewek gengsian diam aja," balas ku.

"Dar, nanti malam jalan yu!!" ajak ku pada Dara.

"Kemana?"

"Kemana aja."

"Bisa-bisa!!"

Tak lama Edgar datang dengan membawa nampan berisi dua buah mie ayam dan dua botol air mineral. Dia duduk di samping ku setelah meletakan satu porsi mie ayam dan air mineral di depan ku.

"Wah ..."

"Wah, wah, wah. Makasihnya mana?"

"Hehehe ... Makasih," kata ku dengan tersenyum kepadanya.

Edgar juga ikut tersenyum dan juga mengangguk sebagai jawaban.

Aku melirik Dara yang melihat ku dengan tatapan aneh. Dia memang diam tapi wajah nya memperlihatkan rasa jijik? Mungkin. Mungkin dia tak berani bersuara karena mengingat watak Edgar yang kasar.

"Fatma mau nikah!!" kata Edgar tiba-tiba.

"Hah? Sama siapa?" tanya ku yang hanya dibalas Edgar dengan bahunya.

"Kakak sendiri mau nikah gak tau calonnya siapa."

"Kakak gue bukan gue."

Aku melihat Edgar kesal. "Iya deh Kakak."

tiba-tiba ponsel Edgar yang berada di atas meja samping tangan ku bergetar. Terlihat nama Aca di layar ponsel yang langsung membuat Edgar mengambil ponselnya.

"Kenapa Ca?" tanya Edgar setelah mengangkat telepon dari Aca.

"..."

"Iya," jawab Edgar lalu dia mematikan sambungannya.

Aku melihat Edgar sekilas lalu kembali memakan makanan ku tanpa bertanya. Memangnya siapa aku menanyakan hal pripadinya?

□□□○□□□

"Kenapa lo cuman diam aja tadi? Bilang aja kalo mau bilang, jijik gue liat kalian kek gitu!!" kata ku

"Ngerti aja lo sama muka gue," jawab Dara.

"Iyalah, muka lo gak bisa boong."

"Terus malam ini kita mau jalan kemana?"

"Gak tau, gabut aja gue makanya mau keluar."

"Gue dengar-dengar sih ada pameran malam ini, mau kesana?" kata Dara.

"Boleh aja."

Dara tersenyum. "Fiks ya kita kesana " katanya.

Aku menghentikan langkah ku saat berada di parkiran sekolah.

"Lo pulang sama siapa?" tanya ku pada Dara.

"Nungguin Thea katanya bentar lagi keluar."

"Emang dia dimana?"

"Masih di kelas."

Aku mengangguk-anggukan kepala ku. "Ohhh ... Yaudah, mau gue temanin!!"

"Gak usah, duluan aja sana!!" kata Dara dengan mendorong ku.

"Lo mau ketemu siapa?"

"Gak usah ngaco kalo ngomong."

Aku melihat Dara aneh. "Dasar gengsian," kata ku lalu langsung menjalankan motor ku.

□□□○□□□

ifa
gue mau otw

Dara
siap

Aku menjalankan motor ku keluar area rumah. Sebelumnya aku sudah meminta izin pada Mama untuk keluar bersama Dara. Menghentikan motor di depan pagar rumah Dara. Aku mengambil ponsel ku untuk meneleponnya.

"Oii gercep gue di depan rumah lo!!"

"Iya sabar."

Tak berselang lama Dara keluar dari rumahnya. Dia langsung menaiki jok belakang ku.

"Gas-lah," kata Dara.

"Y."

"Lo yang bawa mau Dar?" tanya ku.

"Gue nabrak orang lo ya yang tanggung jawab."

"Makanya belajar."

"Bacot lo."

Aku menghentikan motor di area parkir. Turun dari motor setelah Dara turun. Kita berjalan berbarengan menelusuri setiap area pameran.

"Lo mau main kuda-kudaan Fa?"

"Lo aja sana, gue bagian nungguin lo selesai aja."

"Sama-sama doang naiknya."

"Ogah."

Aku melirik rumah hantu yang langsung mengajak Dara untuk masuk ke dalam.

"Masuk rumah hantu yu Dar."

"Emang lo berani?"

"Enggak sih, tapikan ada lo!!"

"Gue juga gak berani nyet."

"Dasar penakut."

"Orang yang gak sadar diri kuburannya sempit."

Aku melihat ke arah sisi kiri saat merasa mendengar suara yang mirip dengan suara Edgar. Mematung di tempat saat melihat Edgar bersama seorang cewek yang pernah ku lihat mencium pipi Edgar. Seketika otak ku mengingat nama Aca yang sempat ku baca di hp Edgar.

Apa cewek itu yang bernama Aca?

"Fa, lo liat ..."

"Gila tuh cowok," lanjut Dara setelah tadi sempat menghentikan perkataannya.

"Sini, kita samperin aja tuh cowok gatel," kata Dara dengan menarik tangan ku untuk menghampiri Edgar.

"Mau ngapain?"

"Ya ... Kita labrak-lah."

"Emang gue siapa dia?" tanya ku.

"Kan lo sama dia ..."

"Gak ada apa-apa, itu faktanya."

FANI : He's Edgar ErzantaraNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ