BAB 30: PT. 2 MARAH

235 26 2
                                    

"Fan, pinjem pulpen!!"

Aku mengambil pulpen ku di dalam tas dan langsung memberikannya pada orang yang meminta meminjan pulpen. Dan tanpa mengeluarkan suara, aku kembali menelungkupkan kepala ku di atas meja.

Bunyi suara kursi di geser tak membuat ku mengangkat kepala ku dari atas meja. Bahkan bunyi pulpen yang di ketuk-ketuk juga tak membuat ku untuk mengangkat kepala ku.

"Fani!!"

Panggilan juga sapuan tangan di rambut ku tak juga membuat ku untuk mengangkat kepala ku. Aku memilih untuk menutup mata ku rapat-rapat. berpura-pura untuk tidur agar cowok itu pergi.

"Gue gak bakal pergi kalo lo mau tau."

Entah dia mendengar suara hati istri dari mana, ehhh canda istri. Entah dia mendengar suara hati ku dari mana namun tebakannya benar adanya.

"Gue mau ikut turnamen futsal."

"Fa!!"

Aku menagngkat kepala ku saat mendengar Dara memanggil ku.

"Apa?" tanya ku.

"Ngantin yu!! Gue belum makan."

Aku mengangguk dan keluar dari tempat duduk ku yang terkurung antara tembok dan meja Dara yang sekarang menjadi tempat duduk Edgar. Tanpa berniat berbicara dengan Edgar aku hanya mendorong kursi yang Edgar duduki agar bisa ku lewati. Sebelum aku bisa melewatinya, cowok itu ikut berdiri dan menghalangi jalan ku.


"Kenapa?" tanyanya.

Aku tak menjawab dan lebih memilih untuk berjalan.

"Gue nanya, bisa di jawab?"

"Nggak," jawab ku dengan menyentakan tangannya.

"Yuk Dar!" ajak ku pada Dara untuk pergi, keluar dari kelas.

□□□○□□□

Di kantin topik utama yang ku dengar dari semua siswa di kantin adalah turnamen futsal. Salah satu anggota yang baru masuk dan langsung ikut turnamen. Iya, itu Edgar. Mereka membicarakan Edgar.

"Gue yang pesan deh Dar," kata ku lalu berjalan ke arah stan makanan.

"Kapan?" tanya seseorang yang berada di depan ku pada temannya.

"Hari rabu, habis asar katanya," jawab temannya.

"Nonton kuy."

"Harus dong."

Aku menghela napas, dari awal masuk kantin aku selalu mendengar ajakan seseorang untuk menonton turnamen futsal pada temannya.

Aku berjalan ke arah meja yang diduduki Dara setelah mendapatkan makanan.

"Senyum napa Fa!!"

"Makan aja gak usah bawel."

"Dih sewot banget Mbak."

"Dar, bolos yuk!!" ajak ku.

"Loh, kenapa nih?" tanya Dara.

"Emang kenapa? lo gak mau?"

"Mau-mau aja sih."

Selesai makan di kantin aku dan Dara memutuskan untuk pergi ke rooftop. Hanya ada beberapa orang disana mungkin juga ingin bolos karena bel masuk kelas sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Dar!!" panggil ku dengan berbalik namun tak mendapatkan Dara melainkan Edgar.

"Kenapa?" tanya-nya tiba-tiba.

"Apa?" tanya ku balik.

Namun Edgar juga kembali bertanya balik. "Gue ada salah?"

Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Jangan diam-in gue!!"

"Emang gue diam-in lo?"

"Lo juga nyadarkan?" tanyanya balik.

Aku menghela napas. "Iya, nggak."

"Nggak apa?"

"Tau."

Edgar tersenyum saat mendapat jawaban dari ku.

"Nanti gue jemput pas hari gue main," kata Edgar.

"Hah?"

"Gue udah bilangkan?" tanyanya yang membuat ku mengangguk.

"Nanti gue jemput."

"Gue gak bilang mau nonton."

"Gue main, lo harus nonton!!"

"Emang lo bisa?" tanya ku dengan menaikan satu alis ku.

Terlihat Edgar menyeringai yang membuat ku bergidik ngeri.

"Kalo gue menang lo mau kasih gue apa?"

"Gak ada."

Dia mengangguk-anggukan kepalanya. "Kalo pelukan gimana!!"

"Gak jelas." dia terkekeh.

"Kalo gue ada salah bilang!! Kalo gue sakitin hati lo juga bilang!!" katanya tiba-tiba saat hening beberapa saat.

"Dara kemana?" tanya ku tak menanggapi perkataannya barusan.

"Gue suruh ke kelas."

"Dia mau?" tanya ku yang membuat Edgar mengangguk mantap.

"Sembarangan," kata ku.

"Habis pulang sekolah langsung pulang?" tanya Edgar.

"Iya."

"Mau ikut gue latihan?"

"Nggak," jawab ku langsung.

"Ada Farel!!" kata Edgar entah apa maksudnya.

Aku melihat Edgar dengan mengangkat satu alis ku. "Ngapain?"

"Gue ngajak."

"Ngapain ngajak dia?"

"Lo gak mau."

"Mau kok."

Terdengar Edgar menghela napas. "Gak jadi gue ngajak Farel," kata Edgar dengan berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya ku memegang pergelangan tangannya.

Edgar hanya diam tanpa menjawab pertanyaan ku.

"Gue becanda, ada Farel juga gue gak bakal ikut."

FANI : He's Edgar ErzantaraWhere stories live. Discover now