BAB 24: LOH!!

344 35 2
                                    

"Gar!!"

Seorang cowok menghampiri aku dan Edgar. Lebih tepatnya menghampiri Edgar. Mereka melakukan tos ala lelaki.

"Farel!!" tiba-tiba cowok itu mengulurkan tangannya ke arah ku.

"Edgar," balas Edgar dengan juga membalas uluran tangan Farel.

Farel berdecak lalu Edgar melingkarkan tangannya di pinggang ku.

"Gar!!" panggil ku dengan berbisik.

"Edgar," ulang ku memanggilnya.

"Hmm ..," gumamnya tanpa melihat ku.

"Tangan lo lepas gak?!!" kata ku berusaha agar tak terdengar oleh Farel.

"Biarin aja."

"Lepas gue bilang!!"
e

11

"Biarin aja kayak gini."

"Aww ..."

"Kenapa lo?" tanya Farel saat mendengar Edgar meringis kesakitan.

Aku tersenyum pada Edgar saat dia melihat ke arah ku.

"Nggak," jawab Edgar.

Edgar kembali melingkarkan tangannya pada ku lalu membawa ku menjauh dari Farel.

"Gak usah nyubit," kata Edgar. Mungkin dia berpikir jika aku ingin kembali menyubitnya.

"Nggak kok," jawab ku.

Seorang wanita, Mama Edgar tiba-tiba menghampiri aku dan Edgar.

"Ooh .., ini yang Namanya Fani?" kata Mama Edgar dengan melihat ke arah ku. Aku mengerutkan alis ku bingung. Darimana beliau tau nama ku?

"Iya Fani," kata Edgar yang membuat Mama-nya lebih mengembangkan senyum beliau.

"Anak Tante ganteng gak Fan?" tanya Mama Edgar pada ku dengan melirik Edgar.

"Hah?" kata ku dengan ikut melirik Edgar yang menaik turunkan alisnya. "Gak tau Tan," lanjut ku dengan menggaruk tengkuk ku yang tak gatal.

Edgar mendengus. "Edgar mau ke Farel dulu," kata Edgar pada Mama-nya dan langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada ku, melihat pun juga tidak.

"Dia emang ngambekan orangnya kalo gak sesuai kemauannya," kata Mama Edgar.

"Maksudnya gimana Tan?"

"Dia ngarep kamu bilang dia ganteng," jelas beliau.

Aku diam, masa iya? Cowok sangar kaya Edgar ternyata mempunyai sisi seperti anak kecil?

"Mau ikut Tante kumpul sama keluarga Tante? atau mau nyamperin Edgar?" tanya beliau dengan memberi dua pilihan.

"Eum .., aku mau nyamperin Edgar aja deh Tan," jawab ku sungkan. Yaa mana mungkin aku memilih opsi nomor satu, satu orang saja aku tak kenal.

Mama Edgar tersenyum. "Yaudah, Tante duluan ya!!" kata beliau dengan menepuk tangan ku pelan.

Setelah aku mengangguk Mama Edgar berlalu membuat ku sedikit bernapas lega. Setelahnya aku berjalan untuk mencari Edgar. ruangan yang sangat luas membuat ku kesulitan mencari keberadaan Edgar sekarang.

Sebenarnya acara biasa apa yang dimaksud Edgar? Sedangkan acara terlihat sangat mewah tanpa ada celah untuk dikatakan biasa.

Aku berdecak saat setelah sekian lama mencari cowok itu akhirnya aku menemukannya duduk santai dengan teman-temannya, mungkin.

"Edgar!!" panggil ku yang langsung diresponnya dengan menghampiri ku.

"Gue kira ikut Mama," katanya.

Aku mendengus tanpa niat menjawab.

"Sini!!" ajaknya dengan mengandengku, membawa ku ke sofa yang tadi dia duduki. "Duduk sini," lanjutnya dengan menyuruh ku untuk duduk.

Edgar juga ikut duduk di samping ku. Dia dengan tenang dan terang-terangan mengambil tangan ku dan diletakannya di atas pahanya.

"Mau ngapain?" tanya ku dengan berusaha ingin menarik lengan ku. Namun Edgar malah memperkuat genggamannya.

"Biarin kaya gini!!"

Beberapa kali ingin melepas genggaman Edgar namun setiap kali hal itu ku lakukan dia selalu memperkuat genggamannya. Mau tak mau aku hanya bisa pasrah dan hanya bisa diam saat Edgar mengobrol dengan temannya.

Mereka seperti tak memperdulikan aku. Asik dengan pembicaraan mereka yang ku rasa tak menginginkan ku ada diantara mereka. Bagaimana tak berpikir demikian. Saat aku bersitatap dengan mereka, mereka hanya memperlihatkan ekspresi datar tanpa ada keramahan yang mereka perlihatkan.

"Gar, gue mau ke toilet dulu ya!!" kata ku dengan melihat ke arah Edgar.

Edgar mengangguk namun ragu? Entahlah aku melihatnya terlihat ragu saat mengangguk

Aku menarik tangan ku dari genggaman Edgar lalu buru-buru pergi dari mereka. Ya, mengatakan untuk pergi ke toilet adalah alibi ku untuk pergi dari sana.

"Kenapa?" pertanyaan itu sukses membuat ku kaget setengah mati.

Aku melirik orang yang berada di samping ku. Orang yang tadi bertanya.

"Apa?" tanya ku balik.

"Lo ngapain bilang mau ke toilet?"

"Gakpapa," jawab ku.

"Terus lo?"

"Ngikutin lo!!"

Aku terkejut dengan jawabannya yang membuat ku hanya bisa diam tanpa mengeluarkan suara lagi.

Dia mengaruk tengkuknya. "Maksud gue, lo kelihatan gak nyaman sama mereka makanya gue ikutin."

"Hah?"

Dia terdengar menghela napas. "Lupain," katanya dengan ingin berlalu pergi.

"Bentar dulu," kata ku yang membuatnya mengurungkan niat utuk pergi. "Eumm ... Sebenarnya ini acara apaan?" lanjut ku dengan bertanya.

Dia menaikan alisnya. "Lo kesini ngapain?"

"Diajak Edgar."

"Gak nanya sama Edgar acara apaan?"

"Nanya, cuman dia bilang acara biasa."

Farel, cowok itu dengan enteng langsung terkekeh dan menggeleng setelah mendengar jawaban dari ku.

"Acara Papa-nya Edgar. yaa Semacam acara pembukaan perusahaan Papa-nya Edgar yang baru," jelas Farel.

Aku mengangguk-anggukan kepala ku mengerti. "Ohh ..."

"Mau ikut gue?" tanya Farel mengajak.

"Hah?"

"Cuman keliling-keliling sini," jelasnya.

Aku diam untuk beberapa detik. "Ohhh ... boleh."

FANI : He's Edgar ErzantaraWhere stories live. Discover now