BAB 40: BERANTEM?

198 24 6
                                    

Aku baru saja masuk ke dalam kelas dan bunyi bel masuk kelas tiba-tiba berbunyi. Berjalan ke arah meja, aku lalu duduk di kursi ku.

"Hampir telat kan lo!!"

Aku memalingkan wajah ku ke arah Dara, yang barusan bicara. "Iya, hampir."

Arah mata ku tertuju pada pintu masuk kelas dimana Edgar masuk ke dalam kelas. Edgar yang tiba-tiba melihat ke arah ku menbuat ku mengalihkan tatapan ku. Dia duduk di samping ku membuat ku meliriknya sejenak lalu menelungkupkan kepala ku di atas meja, mengarah ke tembok.

"Gue ada salah?" tiba-tiba Edgar bertanya hal demikian yang sama sekali tak ku hiraukan.

"Fan!!" panggilnya namun sama sekali tak membuat ku menyahut.

"Fani!!" kata Edgar lagi, dengan memegang bahu ku.

Aku melepas tangan Edgar dari bahu. "Apasi?!!"

Terdengar suara decakan kesal dari Edgar. "Bisa gak kalo gue salah lo ngomong bukan diam-in gue!!?" kata Edgar dengan suara yang sedikit meninggi.

Merasa Edgar yang berbicara kesal membuat ku bertambah kesal. "Tadi gue ngomong, budekah?"

"Fan!!"

Aku mengangkat kepala ku lalu melihatnya dengan tatapan tak suka.

"Apa? Ngapain pakai jaket?"

Terlihat Edgar mengangkat satu alisnya. "Kenapa? Biasanya juga ginikan!!"

"Lepas!!"

Edgar kesal namun dia tahan. "Lo kenapa? Gak biasanya."

Aku yang mendengar perkataan Edgar jadi diam. "Terserah," jawab ku lalu kembali menelungkupkan kepala ku.

"Gue masuk angin, lo mau gue nambah sakit?"

Tanpa mengangkat kepala ku, aku kebali bersuara. "Ngapain handsaplas di muka lo di ganti?!!"

"Di ganti doang Fan!!"

"Udah kering juga kan? Ngapain masih di pakai?"

"Cuman gaya-gayaan."

Aku mengangkat kepala ku lalu mengajak Dara untuk keluar. "Dar, keluar yuk!!" ajak ku pada Dara dengan melihat ke arahnya.

Dara melihat aku dan Edgar bergantian. Dengan wajahnya yang penuh tanda tanya.

"Ayok!!" ajak ku dengan berdiri dari duduk ku.

Dengan ragu Dara berdiri dari duduknya lalu mengangguk kaku. Aku dan Dara keluar dari kelas yang entah kemana tujuan ku sekarang.

"Lo mau kemana?"

"Kemana aja!!"

"Kenapa lo sama Edgar?"

"Gak kenapa-napa."

"Fa, kita izin ke toilet sama ketua kelas tapi kalo kita lama yang ada di bilang bolos."

Aku menghela napas pelan. Tadi sebelum keluar kelas aku izin pada ketua kelas karena guru belum masuk, alasannya pergi ke toilet.

"Niatnya emang mau bolos."

"Rooftop ajalah ..," lanjut ku yang diangguki Dara.

Aku berjalan ke arah tangga untuk naik menuju rooftop, namun saat ingin menaiki tangga Dara tiba-tiba berhenti juga menghentikan ku.

"Fa, kebelet nih gue, lo duluan aja ke atas," katanya dan tanpa menunggu jawaban ku Dara berlalu begitu saja.

Aku berdecak lalu kembali melanjutkan langkah ku. Setelah sampai aku mendudukan tubuh ku di kursi kayu yang berada di rooftop. Melamun, itu yang sekarang terjadi pada ku.

□□□○□□□

Ifa
rel, lo tau tadi edgar kmn?

Farel
kenapa fan?

Ifa
edgar kmn?

Farel
dia gak bilng ke lo?

Ifa
rel, mending lo ksh tau gue yg sbnrny deh
jngn ikut²an nnya
lo tau kn dia tdi kmn?

Farel
gak tau fan

Ifa
ksih tau aja sih rel

Farel
gue benern gak tau

Ifa
gue kcngin edgar gue slhin lo y!!

Farel
kenapa bawa² gue?

Aku melihat pesan Farel dengan kesal. Susah juga mencari informasi tentang Edgar melalui Farel jika menyangkut hal seperti ini. Bahkan setelah mengamcamnya saja Farel hanya bertanya 'kenapa bawa² gue' tanpa menyerah, mengatakan yang sebenarnya.

Ifa
gue udh tau sebenrnya
lo tinggl jujur aja

Farel
jujur apa?

Ifa
lo ternyta bego y
ksih tau aja sih rel

Farel
sumph fan gue gak tau apa²

Ifa
edgar berantem kn

Farel
gue gak tau yaallah

Aku mendengus kesal, berhenti menanya-nanyai Farel tentang Edgar. Mana mungkin juga Farel akan mengatakan yang sebenarnya. Dia pasti akan menutup-nutupinya.

Aku berdiri dari duduk ku, masuk ke dalam kamar memilih untuk tidur. Besok aku akan tau jawabannya. Apakah Edgar tadi berantem atau tidak!! Yah, agak berlebihan namun aku ingin tau apa dia benar-benar menepati janjinya untuk tidak berkelahi.

FANI : He's Edgar ErzantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang