BAB 55: SUKA SIAPA?

162 20 3
                                    

Ifa
gue gk bisa hri ini

Setelah mengirim pesan pada Ani aku mengantongi ponsel ku kembali.

"Apa yang mau lo bicarain?" tanya ku.

"Lo suka sama Edgar?"

Aku menaikan satu alis ku. "Bukannya udah gue bilang enggak ya!?"

"Oke."

"Kenapa? Lo mau ngomong sama gue gitu doang?"

Darel mengangguk.

Aku tertawa. "Gue kira penting banget."

"Emang penting, buat gue."

"Terserah lo. Gue mau pulang."

Aku berbalik ingin meninggalkan Darel namun sebuah tangan mencegah ku untuk melangkah.

"Lo gak ada acarakan!! Mau jalan ..."

"Dia udah ada janji sama gue."

Aku melihat ke arah Edgar yang melepas tangan Darel dengan paksa.

"Fani, milik, gue."

Edgar memasang wajah datarnya bahkan entah bagaimana dia membuat situasi seperti mencekam. Aku bahkan takut untuk hanya sekedar mengeluarkan suara.

"Lo lupa yang gue bilang? Mau gue lakuin yang lebih parah lagi?" kata Edgar.

Aku bernapas lega saat hanya melihat Darel diam tanpa perlawanan. Setidaknya diamnya Darel tak menimbulkan baku hantam antara mereka.

Edgar lalu beralih pada ku. Dia menyeret ku yang membuat ku mau tak mau mengikutinya.

"Lepas, sakit!!" kata ku bersuara karena merasakan pergelangan tangan ku di genggam sangat erat.

Edgar menghentikan langkahnya dan melepas genggamannya. Meninggalkan warna merah bekas genggaman Edgar.

Aku tertawa sumbang. "Segitunya lo mau buat gue sakit ya Gar?!!" kata ku dengan suara lemah. Mau bagaimana lagi aku sudah pasrah pada Edgar.

"Lo suka sama Darel?"

Tidak Kakak, tidak Adik pertanyaan yang mereka lontarkan apa hanya itu?

"Kalian kenapa sih? Kalo ada masalah jangan bawa-bawa gue!! Aneh."

Aku berbalik ingin pergi meninggalkan Edgar namun tangan ku kembali di genggam olehnya.

"Mau matahin tangan gue ya?" pertanyaan ku sukses membuat Edgar langsung melepas genggamannya.

"Mau lo apa sih? Udah benar lo ngejauh dari gue, sekarang apa lagi? Gue udah ngerasa tenang dan lo mau datang lagi?Lo tau, hidup lo cuman ganggu gue doang."

"Gue tanya, lo suka sama darel?"

"Lo emang gak punya hati ya Gar? Gak puas buat gue sakit hati karena lo? Iya, gue sakit hati, hati gue sakit itu karena lo?!!"

"GAK PUAS LO HAH?!!"

"Gak puas lo manfaatin gue? Gak puas buat gue sakit? Mau lo apa lagi? Ngomong lo mau gue ngapain biar lo senang?!!"

"Lo suka sama Darel?"

Aku menatap Edgar tak percaya. "Seberapa berharganya pertanyaan itu buat lo?"

"Lebih dari hidup gue."

Aku mengangguk-anggukan kepala ku. "Lo emang gak akan pernah peduli sama gue. Gue emang salah ya Gar berharap sama lo!!?"

"Gue gak suka sama Darel. Udahkan?"

Edgar mengangguk dan membiarkan ku pergi begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun lagi.

"Salah gak si gue suka sama lo!!" gumam ku kembali berbalik menghadapnya. Namun Edgar sudah pergi lebih dulu tanpa menoleh sedikit pun.

Apa yang dia mau sebenarnya? Apa hanya karena tak ingin kalah dengan Darel? Apa hanya karena itu? Apa Edgar tak punya sedikit pun rasa untuk ku?

Ani
Fa, lo dimana? mau gue jemput?

Aku hanya membaca pesan dari Ani tanpa menjawabnya. Lagi pula tak biasanya dia menawari diri untuk menjemput ku.

Aku menghela napas pasrah dan memilih untuk pulang. Aku mendudukan tubuh ku di kursi halte menunggu bis yang sering ku tumpangi saat tak memakai motor.

Aku menatap lurus ke depan dan tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan halte. Kaca mobil itu di turunkan dan aku dapat melihat siapa yang ada di dalamnya.

"Nungguin siapa? Mau gue anterin?"

Aku berdiri dari duduk ku dan menghampiri Darel. "Emang gakpapa?" tanya ku balik. aku sudah malas untuk menunggu bus dan mumpung ada yang nawarin.

"Gue nawarin jelas gakpapa."

Aku tersenyum lebar lalu mengangguk mengiyakan. Darel yang melihat ku mengangguk langsung membuka pintu mobil dari dalam.

"Masuk Fa!!" katanya yang membuat ku kembali mengangguk.

FANI : He's Edgar ErzantaraOnde histórias criam vida. Descubra agora