BAB 52: GAK USAH BAPERAN

164 24 6
                                    

Aku melewati gerbang sekolah dengan berjalan kaki. Hari ini aku malas untuk membawa motor ke sekolah bahkan sekedar sekolah saja aku benar-benar malas. Rasanya ingin sekali berbaring di tempat tidur seharian namun apa daya saat Mama tak berhenti teriak-teriak.

Langkah ku terhenti saat Edgar tiba-tiba menghalangi jalan ku.

"Fan!!" panggilnya.

"Minggir."

"Fan!!" dengan tiba-tiba Edgar mengambil tangan ku untuk dia genggam. Namun tak berselang lama aku menyentak tangannya.

"Ngomong Fan biar gue jelasin!!"

"Apa?" tanya ku sedikit berteriak.

"Fan!!"

Aku menatap Edgar kesal. "Minggir atau gue gak bakal ngomong sama lo lagi?!!"

"Minggir atau pun engganya gue sama aja kan!!?"

"Lo mau apasih?!!" kata ku kini sedikit kesal.

"Lo yang mau apa? Ngomong kalo gue buat salah!!"

"Emang lo siapa? Gue siapa?" tanpa mendengar perkataan Edgar lagi aku berlalu meninggalkannya dan kali ini tanpa ada halangan.

Aku berjalan di koridor sekolah dengan memandang lurus ke depan. Namun pandangan itu hanya pandangan kosong dengan pikiran ku yang kemana-mana.

"Jalannya hati-hati Mbak, kelihatan banget galau, udah di buang Edgar ya!!"

Aku menghentikan langkah ku saat ada lagi orang yang kembali menghalangi ku untuk ke dua kalinya.

"Terserah lo deh. Minggir jangan ngalangin jalan gue!!"

"Jalan sampingkan ada," katanya.

Aku menghela napas kasar dan karena tak ingin ribut aku mengalah dengan berjalan ke arah samping untuk melewatinya. Namun Keryl, cewek itu kembali menghalangi jalan ku.

"Gue gak mau ribut sama lo," kata ku sedikit kesal.

"Tapi gue-nya mau, gimana dong!!"

Seseorang tiba-tiba berdiri di samping ku membuat ku melirik ke arahnya lalu kembali menghela napas.

"Becanda doang gak usah baperan!!" kata Keryl dengan menyingkir memberi jalan untuk ku lewat. "Apalagi baper sama Edgar," lanjutnya berbisik saat aku melewatinya.

□□○□□

"Fan kalo lo marah sama gue bilang!!"

Aku hanya diam saat Edgar lagi-lagi mengungkit soal aku.

"Lo dengar apa semalam biar gue jelasin."

"Ngapain sih di bahas lagi?!!" kata ku kesal. "Gue tanya, lo siapa? Gue siapa di hidup lo?" lanjut ku.

Beberapa menit tak ada jawaban dan hanya diam yang Edgar lakukan.

"Gak bisa jawab kan!! Terus kenapa lo harus takut gue marah? Kenapa lo harus jelasin masalah yang gak ada hubungannya sama gue?"

"Itu masalah lo sama Ani masalah kalian, gue gak mau ikut campur," lanjut ku.

Aku ingin beranjak dari tempat tersebut namun sebelumnya aku kembali bersuara. "Udah, gak usah kayak gini lagi, gak usah seolah-olah lo benar-benar perhatian sama gue apa lagi bilang sayang ke gue," kata ku lalu berlalu begitu saja.

□□○□□

"Benar di buang ya?"

Aku mengangkat kepala ku saat seseorang berdiri di samping tempat ku duduk. Aku menghela napas sabar agar tak terlihat kesal.

"Coba lihat deh mesra banget kan Indah sama Edgar!!" lanjutnya.

"Ngapain sih Ker lo kesini?!!" kata Dara kesal.

"Udah diam-in aja," kata ku pada Dara.

"Lo gak sakit hati apa lihat mereka mesra begitu? Yaa ... Tapi kalo lo sakit hati si gak bisa ngapa-ngapain juga," kata Keryl dengan duduk di salah satu kursi kosong di meja tempat ku dan Dara duduk.

"Pesan air es doang? Gak mood makan ya!!"

"Mending lo pergi deh Ker," kata Dara.

"Udha biarin aja."

"Ngerasa gak si? Lo itu sebenarnya dijadiin Edgar buat bahan panasin Indah? Ngerasa gak?"

"Dia deketin lo tuh bukan bearti dia suka sama lo tapi buat jadiin lo ..."

Aku berdiri dari duduk ku dan langsung menyiram air pada wajahnya.

"What the fuck!! Panas ya?!! Gue bilang lo cuman di jadiin Edgar buat manasin Indah? Tapi sayang, Indah-nya gak panas."

Aku tertawa sumbang dengan mata ku mengarah pada Edgar yang hanya diam duduk melihat ku. Bukan, bukan hanya Edgar yang melihat ku namun seluruh siswa yang berada di kantin juga ikut melihat ku.

"Masalah lo apasih hah? Iri ya gak di deketin Edgar?" kata Dara menbuat ku melihat ke arahnya dengan tanda tanya.

FANI : He's Edgar ErzantaraWhere stories live. Discover now