BAB 22: PULANG BARENG

336 34 0
                                    

Aku dan Edgar berjalan beriringan menuju kelas. Ada beberapa murid yang masih berada di luar setelah bel masuk kelas berbunyi beberapa menit yang lalu. Mereka yang masih di luar mulai memperhatikan aku dan Edgar saat melewati mereka.

Dengan pelan Edgar menepuk bahu ku. "Jangan mikirin macem-macem," bisiknya membuat ku mengangguk.

Memasuki kelas dengan masih beriringan, tiba-tiba kelas yang tadinya ribut kini berubah menjadi sunyi. Mereka yang berada di kelas memfokuskan diri mereka pada kedatangan ku dan Edgar.

"Kenapa?" tanya Edgar.

Mendengar pertanyaan Edgar membuat mereka langsung kembali pada aktivitas mereka sebelum aku datang tadi. Edgar juga tanpa mengeluarkan suara lagi berjalan ke arah kursinya membuat ku mengikutinya

□□□○□□□

"Fani!!"

Aku memalingkan wajah ku guna melihat orang yang memanggil ku. "Kenapa?" tanya ku.

"Lo pulang bawa motor?"

"Iya," jawab ku dengan mengangguk.

"Motor gue di bengkel, gue ikut lo."

Aku mengerutkan dahi ku, tapi tak urung untuk mengangguk mengiyakan. Meskipun aku menolak Edgar juga pasti akan tetap ikut.

"Nih," kata ku dengan ingin memberikan kunci motor.

"Lo aja yang bawa."

"Yaudah."

"Mampir ke cafe teman gue dulu bentar."

"Dimana?"

"Nanti gue tunjukin jalannya," jawab Edgar dengan naik ke atas jok belakang.

Aku menghela napas pelan. "Emang mau ngapain?"

"Mau ngenalin lo."

"Gak usah becanda, gak lucu kalo lo yang becanda."

"Udah, jalan."

"Yaudah."

Aku menjalankan motor keluar dari area sekolah. "Ini kemana?"

"Jalan ke apartemen Ani. Lo tau-kan ada belok kanan sebelumnya, belok sana."

"Ohh ... Oke."

"Ani sering ke sana, lo pernah?" tanya Edgar.

Aku diam untuk beberapa menit meresapi pertanyaan Edgar barusan. "Tau dari mana?" tanya ku pada akhirnya.

"Sering liat dia ada di sana."

Aku mengangguk-anggukan kepala ku. "Sering liat dia ya!!"

"Kenapa? Lo cemburu!?"

"Cemburu apanya?! Mata lo cumburu."

Edgar tertawa namun tak kembali membuka suara untuk bertanya lagi. Terjadi kesunyian sampai aku menghentikan motor diparkiran cafe yang Edgar maksud.

"Masuk dulu," kata Edgar setelah turun dari motor.

"Gak usah."

Edgar tersenyum lalu berlalu masuk ke dalam cafe temannya.

Aku melihat sekitar dimana mata ku menangkap sosok Ani yang masuk ke dalam cafe. Untuk beberapa menit aku diam dengan melihat pintu cafe.

Penasaran dengan apa yang dilakukan Ani aku berjalan ingin masuk ke dalam cafe. Langkah ku terhenti saat tiba-tiba Edgar keluar dari cafe. Dia menghampiri ku dengan senyum yang lebih lebar dari tadi.

"Lama ya?"

Aku menggeleng. "Enggak."

"Mau masuk."

Untuk sekali lagi aku menggeleng. "Enggak."

Edgar kembali tertawa. "Yaudah," katanya yang membuat ku mengangguk.

Aku menaiki motor di susul Edgar.

"Ke apart Ani gue mau ambil motor!!" kata Edgar.

Aku diam tak menjawab bahkan untuk menggeleng pun aku enggan.

"Fan?"

"Fan?" panggil Edgar untuk yang ke dua kalinya dengan menepuk bahu ku.

"Hah?"

"Lo dengar?"

"Oh ... Iya," jawab ku diangguki Edgar yang ku lihat lewat kaca spion.

Tak ingin berpikir tentang hubungan Ani dan Edgar aku memilih menyimpulkan jika motor Edgar berada di apartemen karena satu gedung dengan Fatma.

Sesampainya di apartemen, Edgar langsung mengambil motornya lalu kembali menghampiri ku.

"Gue anterin lo dulu!" katanya.

"Ngapain?"

"Gue ikutin dari belakang."

"Nggak usah," kata ku.

Mendapatkan respon Edgar yang hanya diam membuat ku menghidupkan motor ku setelahnya menjalankannya. Mengira jika perkataan ku di 'iya' kan namun perkiraan ku salah saat melihat kaca spion yang memantulkan Edgar yang sedang mengikuti ku.

Aku menghentikan motor ku tepat di depan gerbang rumah. Dimana Edgar juga menghentikan motornya di samping ku.

"Masuk sana!!" kata Edgar.

"Elo yang pergi sana!!"

Tanpa mengeluarkan suara lagi Edgar kembali menghidupkan motornya dan menjalankannya. Aku melihat motor Edgar yang melaju dengan begitu cepat dan menghilang karena jarak.

Aku lalu masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan motor di bagasi. Merebahkan tubuh ku di atas kasur setelah berada di kamar.

Dering ponsel ku tiba-tiba berbunyi dan terlihat nama Edgar di layar.

"Kenapa?"

"Malam ikut gue!"

"Hah? Kemana?"

"Nanti gue jemput."

Tanpa mendengar jawaban ku lagi Edgar langsung mematikan sambungan telpon.

"Aneh," kata ku kembali meletakan ponsel ku.

ponsel ku kembali berbunyi kali ini Notifikasi pesan. Aku kembali mengambil ponsel ku dan terlihat pesan dari Ani.

Ani
nanti mlm ke apart gue

Aku mengerutkan alis ku. Entah apa yang ku pikirkan aku langsung menolak perintah Ani.

Ifa
gak bs gue ada janji

Ani
janji sama siapa

Ifa
kepo

setelah membalas pesan tersebut aku langsung mematikan ponsel ku agar tak menjawab pertanyaan-pertanyaan Ani yang semakin kemana-mana.

FANI : He's Edgar ErzantaraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora