BAB 27: PT.2 CEMBURU?

323 37 8
                                    

Aku berhenti di paling belakang semua orang yamg menonton perkelahian Edgar dengan orang yang tak ku ketahui.

"Misi dong, misi dong," kata Dara dengan berusaha untuk menerobos kerumunan. Tak lupa dia memegang tangan ku agar aku mengikutinya.

Sesampainya di depan aku langsung melihat Edgar yang menghajar seorang cowok yang meskipun aku melihatnya aku tak mengetahuinya namun terasa familiar.

Aku reflek langsung menghampiri Edgar dan memegang tangan yang ingin kembali melayangkan pukulan pada lawan yang sekarang seperti pasrah.

"Udah," kata ku yang membuat Edgar melihat ke arah ku.

Edgar melepas cekramannya pada kemeja lawannya dan juga langsung menepis tangan ku yang memegangnya.

"Kenapa?"

Edgar tiba-tiba memegang tangan ku yang sempat tadi dia tepis.

"Kenapa berdarah?" tanyanya lagi.

Aku melihat tangan ku dan baru menyadari jika tangan ku berdarah.

"Gak tau," jawab ku dengan menggeleng.

Edgar melepas pegangangannya lalu menggandeng ku membawa ku untuk keluar dari kerumunan.

"Gar ..."

"Gak usah peduliin!!" potongnya.

Edgar membawa ku ke UKS. Namun ku kira saat berada di UKS dia akan mengobati lukanya, Edgar malah menyuruh ku untuk duduk dan dia mengobati luka ku.

"Apasih? Dikit doang lukanya," kata ku dengan menarik lengan ku namun di tahan olehnya.

"Diem."

Seorang cowok menghampiri aku dan Edgar. Dia memberikan kotak P3K.

"Ini Kak," katanya.

Aku tersenyum. "Maka ..."

"Gak usah senyum, mau gue tonjong cowoknya," potong Edgar.

Aku mendelik ke arah Edgar.

"Permisi Kak."

"Iya, makasih btw."

Aku kembali melihat Edgar dan melotot. "Lo tonjok dia, gue tonjok lo."

"Bisa," jawab Edgar enteng dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

Edgar berdiri dari duduknya. "Ehhh .., enggak, becanda. Gak usah main tonjok-tonjok."

"Gue mau ambil ponsel," kata Edgar enteng membuat ku malu setengah mati.

Edgar mengotak-atik ponselnya lalu meletakannya di samping telinganya.

"Gimana?"

Aku tak mendengar jawaban seseorang disebrang sana namun setelahnya Edgar mematikan sambungannya tanpa bicara lagi.

"Gimana apa?" tanya ku kepo.

"Dia nyimpen foto lo makanya gue tonjok."

"Hah?"

"Cowok tadi."

"Foto gue yang mana?"

"Mau ngobatin gue?" tanya balik Edgar mengubah pembicaraan.

Aku menghela napas memutuskan untuk berhenti menanyakan hal tersebut. "Iya," jawab ku.

Aku mengambil alih kotak P3K lalu mulai mengobati wajah Edgar. Meskipun dia yang dominan mengajar lawannya, Edgar tak luput mendapatkan pukulan dari perlawanan yang dilakukan lawannya.

"Kalo udah selesai ngobatin gantian," kata Edgar

"Gantian apa?" tanya ku.

"Gantian ngobati."

"Ngobatin apa?"

"Bego," kata Edgar dengar menoyor ku pelan.

"Kasar," jawab ku dengan menekan lebam yang berada di samping bibirnya.

Edgar hanya diam saat aku menekan lukanya. Namun tangannya langsung memegang tangan ku yang sedang mengobatinya.

"Sakit yang!!"

Aku mendelik. "Yang, yang, yang, nih yang," kata ku dengan kembali menekan lukanya lebih keras.

"Akhh ... Sakit Fan!!"

"Ehhh ... Sorry-sorry!!"

"Makanya gak usah becanda."

"Gak becanda."

"Iyain."

□□□○□□□

Aku meletakan nampan yang berisi pesanan ku dan Dara di atas meja. Duduk di depan Dara lalu menyantap makanan yang tadi ku beli.

"Fa, lo tau gak siapa cowok yang dihajar Edgar?"

Aku menggeleng. "Nggak, tapi gue kaya pernah liat tapi lupa dimana."

"Ohhh ... berarti mungkin aja lo liat waktu di acara Papa nya Edgar."

"Emang iya?"

Dara mengangguk. "Iya, soalnya katanya sih dia yang nyebar foto lo sama Edgar."

Aku diam dengan kembali memikirkan perkataan Edgar yang di UKS tadi dengan perkataan Dara yang sekarang. Sedikit ada kesamaan namun Edgar mengatakan hanya foto ku.

"Tapi Edgar ngomong sama gue cuman foto gue."

"Emang iya?" kali ini Dara yang mengatakan hal tersebut.

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Dan satu lagi Fa, lo tau gak bukan cuman foto lo sama Edgar doang tapi foto Edgar sama cewek lain yang nyium Edgar juga kesebar."

Aku menghentikan suapan ku saat mendengar perkataan Dara barusan.

"Lo bilang apa tadi?"

"Foto lo sama ..."

"Setelahnya," potong ku.

"Foto Edgar sama cewek lain yang nyium Edgar juga kesebar."

"Oh ..."

Aku terkekeh, sekarang aku mengerti kenapa Edgar mengalihkan pembicaraan saat aku bertanya tadi. Dia ternyata takut aku bertanya tentang foto aku yang mana. Yang mungkin dia kira akan mengarah juga pada foto cewek itu dan dia.

"Fan!!"

Aku melirik Edgar yang langsung duduk di samping ku.

"Fan!!"

Pura-pura tak peduli dan memilih diam adalah hal yang ku lakukan sekarang.

"Fani!!" panggil Edgar lagi.

"Fa!!" panggil Dara dengan menunjuk Edgar dengan dagunya.

"Fan!!"

Aku langsung menarik tangan ku saat Edgar ingin menggenggamnya.

"Gak usah pegang-pegang, gue gak mau dibilang perusak hubungan orang." setelah mengatakan hal tersebut aku berlalu keluar dari kantin.

FANI : He's Edgar ErzantaraWhere stories live. Discover now