LAZARUS CHEST : [SPECIAL CHAP 1]

463 103 8
                                    


Sekelebat bayangan bersembunyi di antara semak. Berusaha untuk tidak bergerak, tidak bernapas, tidak mengeluarkan energi macam apa pun yang bisa dideteksi. Di belakangnya, sekelompok bayangan mengejar. Mereka laksana rupa tak berwujud yang memecah ke dalam bayangan dan menyusup, mengintai dalam gelap dengan entah berapa ratus pasang mata yang mengawasi.

Sadar dirinya tidak bisa bersembunyi terlalu lama, pria itu pun berlari kembali.

Tapi kali ini salah satu mata itu berhasil melihatnya.

Suara desisan terdengar di belakang. Diikuti suara raungan dan sekelompok bayangan pun berlari mengejarnya.

"Dia lari ke arah sini!"

"Jangan sampai kita kehilangan jejaknya!"

Suara-suara gema yang diliputi kemarahan mengekor di belakangnya, membuat jalan satu-satunya bagi pria itu adalah terus berlari ke depan, menembus semak, pepohonan, dan berakhir di sebuah rawa. Dia menoleh dengan gelisah ke belakang. Sekelompok bayangan itu masih cepat mengikuti. Ia tidak punya pilihan lain.

Pria itu pun mengeluarkan energi yang sedari tadi ditahannya. Aroma pohon pinus dan energi yang pekat tercium di udara. Kemudian ia melompat, tinggi ke arah pepohonan, tepat mendarat di salah satu rantingnya, lalu melompat lagi ke arah pohon beringin dan bergelantungan di akar hawanya, sebelum jatuh kembali ke salah satu akar bakau.

Makhluk-makhluk penghuni rawa terbangun karena ulahnya. Bunyip yang terusik segera bangun dan mengejarnya. Mulut raksasa makhluk itu membuka lebar, dengan cakarnya langsung teracung ke arah akar bakau tempatnya berada. Ia bisa menghindar, tapi raungan makhluk itu membuat bayangan di belakangnya bisa mendeteksinya lagi.

Ia melompat lebih jauh melintasi rawa. Bayangan pengejar itu telah sampai di belakangnya. Energi keluar semakin pekat dari tubuhnya. Suhu udara meningkat. Panas internal dalam tubuhnya semakin meningkat seiring energi yang berputar dalam aliran yang ia kendalikan di sekelilingnya. Air-air rawa bergejolak. Tanah bergetar.

Di seberang rawa, deretan pisau melesat. Ia menghindari semua hunjaman itu dengan ketangkasan yang tidak bisa ditiru Manusia.

"Tidak menggunakan sihir untuk melelehkannya?" Salah satu bayangan itu mencela. "Kau sepertinya mulai melemah."

"Dan kau sepertinya enggan sekali menggunakan sihir."

Mata violet berpendar dari sosok bayangan itu muncul, mendelik tepat ke arahnya. Kekuatan meledak di sekeliling mereka, memengaruhi bentuk rawa dan mengubahnya. Pepohonan tumbuh semakin lebat, air bergolak seperti mendidih dan tanah melunak di sekeliling mereka, beurbah menjadi lumpur seketika. Pria itu membelalak.

Terlebih saat merasakan energi yang beresonansi ikut bergetar di dalam tubuhnya, seperti dua getaran yang saling memanggil dan memengaruhi.

Mereka telah sanggup memengaruhi bentuk dunia.

Tidak mungkin, pria itu mendongak dengan kaget. Dalam pandangannya, langit malam yang berbintang di atas sana tampak polos. Tidak ada yang salah.

Tapi apa yang terjadi malam ini membuktikan bahwa sesuatu di atas sana, tidak sedang baik-baik saja.

Ada sesuatu yang terjadi pada Jalinan Dunia.

"Kau terkejut?"

Bayangan yang mengejarnya, melesat dengan cepat melintasi rawa. Sulur-sulur cahaya keemasan menyelimuti tubuh pria itu. Air bergerak membentuk ombak yang langsung menerjang ke arah sekelompok bayangan yang langsung memecah di tengah rawa. Para bunyip meraung marah. Kepala-kepala sebesar drum minyak mereka berputar ke arah para penyerang yang seenaknya memasuki teritori mereka.

Lazarus ChestWhere stories live. Discover now