43. Azran: Gadis yang Berbeda

1K 274 45
                                    

Dua permintaan itu memang mengejutkan, sangat di luar dugaan karena ternyata begitu mudah dikabulkan. Jika pun ada yang membuatku keberatan, itu adalah permintaannya yang pertama.

Butuh segenap tenaga bagiku untuk tidak melipat tangan di depan dada dan tidak terlihat sangat defensif. "Apa maksudmu dengan menggunakan sihir waktu padamu?"

Dia mengetuk kepalanya sendiri. "Ada informasi yang hilang di sini, aku butuh sedikit mengingat-ingat, dan menurut salah satu teman, aku bisa mengingat jika ada yang menggunakan sihir waktu pada ingatanku."

Keningku berkerut dalam-dalam, benar-benar tak suka ide itu. Menggunakan sihir waktu pada ingatan biasanya digunakan untuk menghapus atau membangkitkan kembali ingatan yang hilang akibat kejadian traumatis yang mengancam nyawa. Mengingat dia seorang Lazarus, kurasa wajar dia meminta hal ini. Pasti ada yang ingin diingatnya mengenai ... sesuatu yang biasanya berkaitan dengan peristiwa-nyaris-mati yang biasanya sering dialami oleh para Lazarus sebelum mereka menjadi wadah penampung energi sihir.

Gill melirikku, tidak terlihat keberatan dengan dua permintaan ini, begitu pula dengan John. Semuanya setuju. Aku kalah suara, tidak ada yang sependapat denganku. Aku lalu menatap Alto yang masih tenang di kursi kecilnya.

"Kita sepakat."

Diam. Mataku mengawasi Alto, menunggu reaksi lega atau apapun darinya, tapi tidak ada. Ini lumayan terasa aneh, karena biasanya setelah kesepakatan terbentuk akan ada atmosfer kelegaan yang menyeruak muncul mendinginkan suasana yang sempat tegang.

Sekarang ruanganku lebih tepat dibilang membeku daripada hanya sekadar dingin.

Kecanggungan yang merebak dengan cepat menggunung di antara kami berempat di ruangan kerjaku karena diam dan minimnya reaksi dari Alto dan kami bertiga setelah kata sepakat terucap. Tidak ada yang bertanya ataupun ragu, suatu kondisi yang agak aneh untuk terjadi di sebuah diskusi yang mengharuskanmu memilih.

Semakin lama aku semakin heran dibuat gadis ini. Apa tidak ada sedikit pun sense of danger dalam kepala anak ini?

Mencoba memecah kesunyian, John berdeham.

"Baiklah, aku harus ke ruanganku dulu. Ada ...." Sekali lagi dia berdeham. "Masih ada rune yang harus aku terjemahkan." Aku mengizinkannya pergi. Di antara kami bertiga, dialah yang paling tidak nyaman berada dalam situasi dingin di ruangan ini sejak tadi.

Gill kelihatan masih ingin tinggal, tapi aku mengisyaratkan padanya untuk pergi. Mata biru wakilku itu terus menyorotkan keraguan hingga sampai di ambang pintu yang terbuka. Butuh lebih dari satu kali usaha untuk membuatnya mau keluar dari ruangan, meyakinkannya bahwa semua masih dalam kendaliku. Dengan enggan, pemuda itu pergi, menyisakan hanya Alto yang masih terdiam duduk di kursinya.

Gadis itu hendak pergi, terlihat jelas dari gestur tubuhnya, namun sebelum dia sempat beranjak dari kursi itu, aku mengajukan pertanyaan. "Ada yang mau kau ceritakan?"

"Tidak." Gadis itu menjawab dengan cepat, tanpa ragu.

"Melihat perubahan yang terjadi padamu, penjara Ambruisia masih sekeras dulu, kurasa." Kebingungan melintas di benaknya selama sedetik sebelum lenyap kembali, berubah menjadi ekspresi dingin yang entah sampai kapan mau bercokol di wajahnya. "Aku pernah dikurung di sana selama beberapa lama." Aku memberi info.

"Aku tidak bertanya."

Tiga kata itu menusukku telak. Apa dia berusaha mempermalukanku? "Kau jadi sedikit pembangkang." Kemudian aku mendekatinya. Sebuah pikiran iseng melintas di kepalaku. Mencoba mengetes gadis ini, aku mencondongkan tubuh, berusaha menarik reaksi apapun darinya, tapi tidak berhasil.

Lazarus ChestOnde histórias criam vida. Descubra agora