38. Cerita di Luar Nalar

1K 274 16
                                    

Jika ada hal baik mengenai Valika, itu adalah semua penjelasannya.

Veela ini tidak selalu ada di sisiku. Dia tidak setiap hari menolongku. Seperti asal wujudnya, dia seperti api yang menyala dan mati tanpa dapat ditebak dengan pasti kapankah matinya. Terkadang dia muncul dan menolongku seperti hari ini, terkadang juga tidak. Terkadang dia hanya mampir untuk berceloteh sepanjang malam, mencegahku untuk tidur dan istirahat lalu pergi ketika monster-monster itu datang.

Namun aku pun tidak pernah berharap padanya. Kami hanya sesama tahanan yang ingin keluar tapi tidak tahu bagaimana caranya. Singkat kata, kami senasib. Hanya karena alasan itulah dia selalu saja menghampiriku lagi dan lagi walau terkadang kuabaikan sepanjang hari.

Selain fakta karena kami senasib, dia hanya makhluk yang tidak perlu dihiraukan.

Dia hanya pengganggu yang sudah disingkirkan, tidal lebih.

Tapi ketika mulai bercerita, aku melupakan semua sisi buruknya. Dia bercerita seperti ibuku. Suara merdunya membawaku mendalami setiap kata yang dia ucapkan, seolah kejadiannya memang nyata terjadi di depan wajahku. Dia bersedia cerita apapun tanpa bayaran, meski aku tidak tahu apa ceritanya jujur atau tidak, setidaknya itu bisa jadi penghiburan di tengah suasana kematian yang selalu pekat di tempat ini. Jika pun ia meminta bayaran atas semua informasinya, ia hanya memintaku duduk bersamanya dan terkadang meminta bahuku menjadi sandaran kepalanya. Hanya itu.

Sungguh bayaran yang tidak setimbang untuk informasi yang dia berikan.

Sayang, kebanyakan info yang dia berikan terkadang berada jauh di luar nalarku, seperti Jalinan yang baru saja dia bicarakan.

Jalinan adalah satu dari beberapa hal tidak masuk akal yang diceritakan Valika padaku. Selama di sel mirip neraka ini, dia menceritakan beberapa hal yang tidak kuketahui soal Jalinan yang melindungi dunia ini, Penjaga Gerbang yang menjaga Jalinan, beberpa hal mengenai sihir, dan tentu saja tentang dunianya.

Menurut penuturan Valika, Jalinan adalah energi yang menyelubungi planet ini dari luar, mencegah para Makhluk Lain—sebutan yang kata Valika digunakan oleh manusia untuk makhluk seperti dirinya dan para penyihir—dari menyeberang ke dunia ini. Dahulu, ketika Jalinan belum ada, Makhluk Lain bisa bebas berkeliaran keluar masuk dunia ini. Dia mengatakan, dirinya dan Makhluk Lain menjadi lebih kuat di dunia ini dan pernah menyebabkan kekacauan di dunia kami yang dihuni manusia tanpa kekuatan. Karena hal inilah, Makhluk Lain senang berada di dunia ini dan mengajak lebih banyak lagi kaum mereka untuk menyeberang.

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, ada dua belas manusia yang membentuk Jalinan yang melindungi dunia ini, mencegah lebih banyak Makhluk Lain menyeberang lagi ke sini, merekalah para Penjaga Gerbang yang pertama dan gelar serta tugas mereka iwariskan pada generasi selanjutnya, pada dua belas manusia pilihan lainnya sampai ketika serangan besar-besaran penyihir melanda dunia ini dan mengubah wajah peradaban manusia besar-besaran.

Menurut perkiraan Valika, para Penjaga Gerbang telah mati. Karena itulah, Jalinan semakin lama semakin lemah dan kekuatan Makhluk Lain seperti dirinya dan para penyihir semakin kuat. Hal itu pulalah yang menurutnya mengawali semua perang dengan penyihir yang terjadi beberapa tahun silam.

Selain bercerita soal penjaga gerbang, Veela itu juga bercerita tentang bagaimana dunianya selalu diliputi langit merah senja yang abadi. Tidak ada siang maupun pagi. Tidur hanya sebatas kebiasaan dan cara untuk memulihkan diri, tidak lebih. Dia juga bercerita bagaimana mereka semua menjadi sangat lemah di dunia sendiri dan bagaimana udara di sana tidak seperti di sini.

Valika berkata tanpa pikir panjang, bahwa dia ingin tinggal di sini selama mungkin karena dunia ini indah. Aku tidak akan munafik dengan bilang tidak mengharapkan jawaban sebaliknya, tapi aku juga mengerti egoismenya.

Lazarus ChestWhere stories live. Discover now