62. Sekali lagi Melawan Sang Raja

912 244 9
                                    

Selama sesaat, aku hanya bisa tertegun. Tak mampu berkata-kata dan tak mampu memahami apa yang baru saja terjadi.

Sedetik tadi kedua tanganku masih penuh, masih menggenggam tangan Edward dan Suri dengan erat, tapi sekarang, yang kugenggam hanyalah kehampaan. Mataku membelalak, sama sekali tak berkedip ketika helai halus bulu-bulu itu beterbangan di depan mataku, beriringan dengan sihir Azran yang pecah terurai di sekitarku. Embusan angin ketinggian yang kembali menerpa wajahku sampai mataku menutup paksa, tak tahan dengan embusan angin ketinggian yang berembus sangat kencang.

Memaksakan diri untuk membuka mata, dua burung raksasa dalam warna kuning keemasan dan biru gelap dengan sayap membentang lebar membelah angkasa itu muncul tiba-tiba di dekatku, menatapku dengan mata mereka yang menyala terang. Mataku berpindah dari mata mereka, melihat tubuh Edward dan Suri dijepit di antara paruh-paruh mereka. Edward tampak melawan sementara Suri masih tidak sadar.

Kedua tanganku terentang, berusaha meraih tubuh mereka yang masih ada dalam genggaman tangaku, tapi embusan angin kencang dari kepakan sayap-sayap makhluk itu mendorongku, membuat kedua sahabatku itu keluar dari jangkauanku.

Kedua tanganku mengepal keras, lebih tersiksa oleh kehampaan yang bersarang di sana daripada tersiksa oleh rasa sakit akibat kuku-kuku yang menancap dalam-dalam di kulit dan dagingku. Mulutku ingin berteriak, tapi angin ini mencegah suaraku keluar. Mataku ingin membuka, tapi air mata dan darah yang semakin buruk karena embusan angin ini tak mengizinkanku melihat sama sekali sementara kehampaan yang tersisa di kedua tanganku sama sekali tidak bisa diabaikan.

Tubuhku mendarat dan terseret beberapa kaki di atap bangunan entah yang mana. Tanpa menghiraukan rasa sakit akibat terseret, aku mencoba bangkit, tepat ketika suara kaokan dan raungan kencang memekakkan telinga itu bergema di sepenjuru angkasa.

Dalam posisi setengah duduk, aku menyaksikan ada setidaknya belasan burung raksasa yang tiba-tiba muncul. Langit tertutupi oleh bulu-bulu mereka yang beragam dalam warna-warni yang kini kelihatan sangat mengerikan dengan ukuran mereka yang sangat besar.

Di antara belasan, ada satu burung yang cukup besar dibanding yang lain dengan bulu berwarna merah api terang seolah berpendar dari dalam. Burung itu berhadapan dengan satu monster lain dengan ukuran yang sama dengannya, dengan kekuatan yang kelihatannya setara, satu-satunya monster yang tidak memiliki sayap, dan satu-satunya monster yang tetap berada di tanah, dengan bentuk yang lebih menakutkan dibanding para burung raksasa.

Monster hitam dengan belasan ekor yang menyambar-nyambar seperti cambuk di samping kepalanya dan burung dengan warna sayap merah terang itu pernah kulihat sebelum ini. Mereka pernah berhadapan sebelum ini.

Azran dan Sigmon. Kedua makhluk paling besar di arena, tidak salah lagi adalah mereka berdua.

Pada kesempatan terdahulu, mereka bertarung di malam hari, sehingga aku tidak bisa melihat sosok mereka berdua dengan jelas. Sekarang mereka bertarung di siang hari, wujud asli mereka terlihat jelas. BUlu-bulu Sigmon menyala dalam warna api terang, seumpama api unggun yang membara. Azran berwarna seperti lautan dalam yang gelap. Biru di sisiknya nyaris menyentuh hitam jika saja tidak ada sinar mentari di atas sana yang menerangi kemilau birunya. Di mataku dipenuhi energi sihir melimpah yang tidak bisa dibandingkan jumlahnya dengan energi sihir makhluk manapun yang pernah kuhadapi sebelum ini. Seolah setiap inci nyawa yang berdenyut di kulit mereka mengembuskan sihir alih-alih napas.

Aku bangkit berdiri dengan kedua kaki masih gemetar dan menyaksikan dua monster itu berhadapan. Dua monster itu beserta burung-burung raksasa yang terbang memenuhi langit terus diam, dengan pandangan terkunci pada lawan masing-masing dan energi sihir yang terkumpul di tubuh masing-masing dari mereka. Atmosfer berubah tegang, dapat pecah sewaktu-waktu jika ada yang memutuskan untuk bergerak.

Lazarus ChestWhere stories live. Discover now