4. ᵃˡᵉˣᵃ ˣᵃᵛⁱᵉʳᵃ ʳᵉⁿʲᵃⁿᵃ

36.9K 2.6K 111
                                    

ᵃᵈᵃ ˢᵉˢᵉᵒʳᵃⁿᵍ ʸᵃⁿᵍ ˢᵉⁿᵍᵃʲᵃ ᵇᵉʳˡᵃʳⁱ ᵃᵍᵃʳ ᶜᵉᵖᵃᵗ ˢᵃᵐᵖᵃⁱ, ᵗᵉᵗᵃᵖⁱ ᵃᵈᵃ ʲᵘᵍᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵐᵉᵐⁱˡⁱʰ ᵈⁱᵃᵐ ᵏᵃʳᵉⁿᵃ ᵗᵃᵏᵘᵗ ᵗᵉⁿᵍᵍᵉˡᵃᵐ.”

- ᵃˡᵉˣᵃ ˣᵃᵛⁱᵉʳᵃ ʳᵉⁿʲᵃⁿᵃ

4. ᵃˡᵉˣᵃ ˣᵃᵛⁱᵉʳᵃ ʳᵉⁿʲᵃⁿᵃ

Tiga ketukan di pintu kamar seorang perempuan, membuat sang pemilik ruangan yang sedang berbaring sedikit meliriknya sekilas. Tidak lama, seorang laki-laki masuk dengan nampan di tangannya.

“Kakak belum berangkat?” tanya Lexa ketika Lexi duduk di samping ranjangnya.

Sebelum menjawab, Lexi mengelus rambut adiknya. “Sebentar lagi. Kamu baik-baik di rumah, seperti biasa kalau perlu apa-apa pencet aja bel nya.”

Lexa mengangguk sambil tersenyum tipis. Dia merasa beruntung memiliki seorang kakak seperti Lexi, kakak kembarnya ini selalu memperhatikannya. Lexa mungkin tidak beruntung soal orang tuanya, tapi dia sangat beruntung bisa memiliki Lexi.

Setelah mengecup kening Lexa, Lexi berkata, “gue pergi!”

“Walau lo abangnya, gue tetep cemburu loh!”

Saudara kembar itu menoleh ke arah pintu. Terlihat Are yang bersandar di samping pintu, sambil memutar-mutar kunci di tangannya. Saat melewati Are, Lexi menepuk-nepuk pundak sahabatnya lalu bergegas pergi.

“Gimana keadaan kamu?” tanya Are setelah duduk di tempat Lexi sebelumnya.

“Biasa.”

“Aku bolos aja ya, supaya bisa nemenin kamu.”

Hal itu membuat Lexa nampak murung. “Jangan Are! Aku gak apa-apa kok sendirian, lagian ada Bibi. Kamu temenin Qira aja.”

“Qira kan ada yang lain.”

Lexa berdecak, kekasihnya ini seperti tidak mengenal Qira saja. “Ya udah, tapi kamu harus siap ngeliat temen-temen kamu yang lainnya, ikutan pake kruk kaya Qira.”

Are merinding membayangkannya. Benar kata Lexa, jika dia tidak ada di samping Qira, sudah dapat di pastikan teman-temannya akan dalam bahaya.

“Ya udah, pulangnya mau aku bawain apa?”

Lexa menggeleng. Di saat seperti ini, dia tidak menginginkan apapun. Dia hanya ingin tertidur seharian, agar hari cepat berlalu dan dia bisa sehat seperti sedia kala.

“Xa kamu jangan mencintai aku setulus itu, jangan terlalu sungkan sama aku! Aku suka kok di repotin sama kamu, aku jadi ngerasa kalo aku emang berguna sebagai pacar!”

“Enggak gitu Are, aku cuma lagi gak mau apa-apa. Lagian siapa yang bilang, kalau aku mencintai kamu sedalam itu?”

Are menjitak pelan kening kekasihnya. “Jadi kamu gak cinta sama aku?”

Lexa tersenyum tipis sambil menggeleng, setelahnya dia bersembunyi di balik selimut.

“Xa beneran?” tanya Are sambil mengguncang tangan Lexa.

“Berangkat Are, udah mau jam tujuh!”

𝓢𝓾𝓶𝓶𝓮𝓻 𝓣𝓻𝓲𝓪𝓷𝓰𝓵𝓮

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now