19. ʳᵃʰᵃˢⁱᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉʳᵘⁿᵍᵏᵃᵖ

23.3K 1.8K 25
                                    

𝚅𝚘𝚝𝚎 + 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊!シ︎

ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ

19. ʳᵃʰᵃˢⁱᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉʳᵘⁿᵍᵏᵃᵖ

“Bunda ....” Are mengikuti bundanya ke arah dapur.

Semalam Nayla pulang sekitar jam 1 malam, saat dia bertanya di mana Rebecca, Are menjawab dengan jujur kalau adiknya menginap di rumah Qira. Nayla memarahi Are, dan berniat membawa pulang anak bungsunya.

Namun, Ahsan—ayah Are—mencegah Nayla. Sudah malam katanya, tidak baik mengganggu orang yang sedang beristirahat, toh Rebecca juga bukan di tempat orang asing.

“Bunda sebenernya kenapa sih, kok sekarang kaya gak suka sama Qira?”

“Dengar!” Nayla berbalik menatap putranya. “Bunda ingin kamu menjauhi Qira!”

“Tapi alasannya? Dia sahabat aku Bun!” Bersahabat sejak kecil, mana bisa Are menjauhi Qira secara tiba-tiba. Setidaknya berikan dia alasan kuat.

“Sahabat? Kamu yakin kalian hanya sahabat?”

Are mengangguk pasti, lalu duduk di meja makan. “Bunda tau sendiri, Aku sama Qira gimana. Sejak kecil kita sahabatan.”

“Sekarang berbeda Are!”

“Apa yang beda?”

Nayla terus berbelit meminta Are untuk menjauhi Qira, tanpa mau menjelaskan alasannya. Jika seperti ini, bukan hanya Qira yang akan kebingungan, dirinya pun sama.

“Qira menyukai kamu,” kata Nayla tenang.

Are terdiam sebentar, lalu tertawa terbahak-bahak. “Bunda yang bener aja, mana mungkin! Aku sama Qira cuma sahabatan, gak lebih!”

“Itu yang kamu rasain, tapi Qira berbeda Are!”

Are kembali bangkit, lalu menghampiri bundanya. Dia pegang pundak Nayla, kemudian berucap, “Bunda dengar! Sampai kapanpun aku sama Qira hanya akan menjadi sahabat, dan lagi kalau Qira memang menyukai aku, kenapa dia gak bilang?”

“Karena gue tau, perasaan lo cuma buat Lexa.”

Nayla dan Are menoleh, terlihat Qira di dekat meja makan berdiri menatap keduanya. Are sangat terkejut mendengar pengakuan Qira, jadi benar perempuan itu menyukainya?

“Qi ... lo?”

“Qira cuma mau nganter ini.” Setelah meletakkan buku gambar Rebecca, Qira segera berlalu.

Are akan mengejarnya, tetapi Nayla mencegah. “Jangan Are!”

“Bunda.” Are melepaskan tangan Nayla dari lengannya. “Jika memang Qira menyukai aku itu hak dia, dan hak aku juga kalau aku tidak bisa membalasnya.

“Tapi gak kaya gini Bunda. Hanya karena Qira menyukai Are, Bunda gak seharusnya marah. Ini juga pasti bukan keinginan Qira. Bunda kan tahu sendiri, gimana Qira menjodohkan aku sama Lexa dulu.”

Memang benar yang Are katakan. Siapa yang bisa mengatur sebuah perasaan? Jika bisa Are juga pasti sudah mencintai Qira sejak dulu, Qira sangat-sangat masuk kriteria perempuan pujaannya.

Namun, lihat! Sekuat apapun, Are hanya bisa menganggap Qira sebagai sahabat. Bahkan, Lexa yang bisa dikatakan orang baru saat itu, bisa merebut hati Are begitu saja.

“Bunda.” Are menangkup wajah Nayla, lalu melanjutkan perkataannya. “Jika Qira akan kehilangan Are karena perasaannya, setidaknya jangan biarin Qira kehilangan Bunda juga.”

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now