28. ˢᵉᵐᵉˢᵗᵃ ᵈᵃⁿ ᵇᵉʳᶜᵃⁿᵈᵃ

22.6K 2.1K 84
                                    

“ᵐᵉⁿᵍᵃᵖᵃ ˢᵉᵐᵉˢᵗᵃ ˢᵘᵏᵃ ˢᵉᵏᵃˡⁱ ᵇᵉʳᶜᵃⁿᵈᵃ? ˢᵉᵗᵉˡᵃʰ ᵈⁱʲᵃᵘʰᵏᵃⁿ, ᵏⁱⁿⁱ ᵈⁱᵈᵉᵏᵃᵗᵏᵃⁿ.”

-ᵠⁱᵃʳᵉ

ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ

28. ˢᵉᵐᵉˢᵗᵃ ᵈᵃⁿ ᵇᵉʳᶜᵃⁿᵈᵃ

“QIRA!”

Qira yang berjalan melewati lapangan seorang diri, tiba-tiba berhenti kala seseorang memanggilnya. Terlihat di tengah lapangan, Pak Surya sedang mengumpulkan bola-bola ke dalam sebuah kotak. Qira sebenarnya ragu untuk mendekat, tapi dia tidak ingin di cap sebagai murid kurang ajar.

Pak Surya terlihat sumringah melihat Qira mendekat. Dia berikan kotak itu kepada Qira sambil berkata, “Bapak minta tolong, tolong simpan ini di ruang penyimpanan ya.”

“Tapi Pak, Qira mau pulang.”

“Cuma sebentar kok, Bapak ada urusan penting!” Pak Surya menepuk pundak Qira. “Bapak minta tolong ya!”

Setelahnya Pak Surya pergi begitu saja, meninggalkan Qira yang masih menatap kepergian guru olahraganya itu. Menghela nafas panjang, Qira mulai kembali berbalik menuju lapangan indoor.

Ruangan penyimpanan terletak di sisi lapangan indoor, tempat itu biasanya menyimpan alat-alat olahraga seperti bola, matras, raket, dan yang lainnya.

Are yang kebetulan melihatnya berakhir mengikuti Qira. Walaupun Nayla sudah memintanya menjaga jarak dari sahabatnya, Are tidak bisa melakukan itu. Setidaknya tidak untuk saat ini.

Hari ini Lexa pulang dengan Lexi, katanya tiba-tiba kedua orangtuanya ingin makan malam bersama. Jadi Are tidak perlu khawatir kalau kekasihnya akan tahu.

Setelah Qira masuk ke ruang penyimpanan, Are menyusul. Dia tutup pintu dengan rapat, hal itu membuat Qira yang sudah meletakkan kotak di tangannya, menoleh. Qira terkejut kala melihat Are berdiri di depan pintu.

“Lo ngapain?”

“Kita harus bicara.”

Qira muak. Setiap Are menemuinya, laki-laki itu selalu berkata ingin bicara. Namun, yang laki-laki itu lakukan justru menyalahkannya. Walaupun Qira salah, dia juga akan lelah jika terus-menerus disalahkan.

“Gak ada yang mau gue bicarain!” Qira melewati Are begitu saja.

Kesenangan Qira karena mengira bisa dengan mudah menghindari Are justru sirna, saat pintu itu tidak mau terbuka. Qira pegang erat-erat handle pintu, lalu mencoba kembali menariknya. Namun sama, pintunya tidak mau terbuka.

“Pintunya rusak,” beber Are.

Saat Are mengikuti Qira, dia melihat kertas yang ada di samping pintu. Di sana tertulis jika pintunya sedang rusak, dan belum sempat di perbaiki. Are pikir ini kesempatan bagus untuknya, dia bisa mengurung Qira dan memaksanya agar mau berbicara dengannya.

Qira dengan cepat menatap mantan sahabatnya. “Lo sengaja?!”

Are mengangguk. “Kalo gak kaya gini, lo pasti bakal kabur lagi.” Are mengenal Qira, perempuan itu cenderung menghindari apapun yang tidak dia suka.

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now