35. ˡᵒˢᵗ

24.1K 2K 63
                                    

“ᵗⁱᵈᵃᵏ ˢᵉᵐᵘᵃ ʸᵃⁿᵍ ʰⁱˡᵃⁿᵍ ᵇⁱˢᵃ ᵈⁱᵍᵃⁿᵗⁱ, ᵗᵉʳᵘᵗᵃᵐᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉˡᵃʰ ᵐᵉˡᵉᵏᵃᵗ ᵈⁱ ʰᵃᵗⁱ.”


-ᶜʰᵉⁿᵈᵃⁿᵃ ʲᵉⁿᵍᵍᵃˡᵃ

ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ

35. ˡᵒˢᵗ

“Are.” Naila mengguncang tubuh putranya. “Sayang, bangun.”

Naila mulai berkaca-kaca, melihat Are gelisah dalam tidurnya. Wajahnya di penuhi keringat, serta mulutnya terus-menerus memanggil Qira.

“Are!” Sekali lagi Naila mengguncang Are.

Arze naik ke ranjang adiknya, dia ikut mengguncang tubuh Are. “Are bangun!”

Nayla semakin menangis, kala melihat tubuh Are kejang. Namun, Nayla bersyukur saat Are berhasil membuka matanya. “Sayang,” ucap Nayla sambil mengusap kening putranya.

“Bunda.” Are bangkit, lalu memeluk leher Nayla. “Syukurlah Are cuma mimpi!”

Nayla mengelus punggung putranya. “Kamu buat bunda khawatir, kamu mimpi apa sampe kaya gitu!?”

Are menjauhkan tubuhnya, kemudian menggenggam kedua tangan Nayla. “Are mimpi Qira meninggal, Bunda. Dia jatuh tepat di hadapan Are!”

Nayla menjatuhkan air matanya, dia merapihkan rambut putranya yang berantakan. Bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini?

“Lo gak mimpi,” singkap Are.

Are segera menoleh pada sang Kakak. “Maksudnya?”

Nayla menunduk dalam. “Qira hilang, semalaman tidak pulang.”

“Maksud Bunda?” Perasaan Are tidak menentu, tapi perasaan takut lebih mendominasi dihatinya.

“Oma tadi ke sini, dan nanyain apa kamu tau kemana Qira. Saat Bunda mau bangunin kamu, kamu lagi mimpi buruk,” jelas Nayla. “Apa kamu tau Qira di mana?”

Are kembali teringat mimpinya. “Enggak, itu gak mungkin!”

Are bangkit dari ranjang, lalu berlari pergi. Are bahkan tidak peduli dengan baju tidur berwarna ungu bermotif bunga yang dia kenakan, bahkan Are berlari tanpa menggunakan alas kaki.

Mulutnya terus berkata, “itu cuma mimpi!”

Are berlari kalang kabut, dia mengabaikan orang-orang yang tidak sengaja dia tabrak. Saat ini dalam kepalanya hanya ada Qira, dia berharap mimpinya tidak menjadi nyata.

“Hati-hati dong, Mas!” tegur seorang pria yang baru saja Are tabrak.

Are yang jatuh, meringis memegangi lengannya yang membentur pembatas jalan. Dia bergegas kembali bangkit, tanpa mengucapkan kata ‘maaf.’ Pria itu menggerutu sambil meneriaki Are yang tidak bertanggung jawab.

Saat sampai di bekas gedung apartemen dalam mimpinya, Are menatap jauh ke atas gedung. Are seperti bisa melihat bayangan mimpinya semalam, bagaimana Qira terjatuh, sampai saat Chen menangisi Qira dalam dekapannya.

“QIRA!”

Are berlari masuk. Dia harap Qira benar-benar ada di tempat ini, dia juga berharap Qira akan baik-baik saja. Saat sampai, Are mengatur nafasnya yang memburu, di sana ada Chen yang sedang menerawang jauh ke depan.

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now